SOROT: Film Berlatar Daerah Juga Bisa Laris, Kok
Sabtu, 03 Juni 2023 - 07:47 WIB
Dengan referensi tontonan yang semakin berlimpah, preferensi penonton bioskop pun rasanya semakin membaik. Indonesia yang begitu kaya dengan suku, adat, hingga tempat wisata dan kuliner punya berjuta cerita yang pantas untuk dikisahkan melalui film. Begitu banyak hal yang bisa dieksplorasi dari keragaman yang akan melahirkan cerita-cerita yang segar dan menarik dan relevan dengan masyarakat.
Uang Panai. Foto:Finisia Production
Dalam waktu dekat, rumah produksi Visinema Pictures akan merilis film berlatar Minang yang kental. Berjudul Onde Mande!yang berkisah tentang kemenangan sayembara berhadiah dua miliar dari tetua desa Sagiran yang kelak menimbulkan konflik berlarut-larut.
Sementara saya tengah mempersiapkan film panjang kedua dari rumah produksi kami, Indonesia Sinema Persada. Judulnya Solata (Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih), yang berlatar Toraja dan direncanakan rilis awal tahun depan.
Dari Makassar, tahun ini ada dua film yang sudah siap tayang di bioskop, masing-masing berjudul Mappacciyang skenarionya ditulis Oka Aurora (penulis skenario serial Layangan Putus) dan Siri Na Pacceyang digarap sutradara debutan, Surya Darmawan. Ia sebelumnya terlibat dalam film SILARIANG: Cinta Yang (Tak) Direstui.
Tentu saja menyenangkan ketika melihat rumah produksi sekelas Visinema Pictures mulai melirik film berlatar daerah. Semoga saja semakin banyak rumah produksi besar di negeri ini yang tak melihat lagi film berlatar daerah sebagai “terlalu segmented”.
Saya percaya yang diyakini Steve Jobs bahwa terkadang konsumen tak tahu apa yang diinginkannya hingga barangnya tersedia di depan matanya. Tak seorang pun yang menyangka bahwa Ngeri-Ngeri Sedapbisa mengguncang industri dengan perolehan hampir tiga juta penonton.
Namun ketika penonton menyaksikan filmnya digarap dengan baik, isunya relevan dengan mereka, dan tentu saja promosinya pun dijalankan dengan baik, maka optimisme beroleh jutaan penonton semakin terbuka lebar. Uang Panai, Yo Wis Ben,dan Ngeri-Ngeri Sedapsudah membuktikannya.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Uang Panai. Foto:Finisia Production
Dalam waktu dekat, rumah produksi Visinema Pictures akan merilis film berlatar Minang yang kental. Berjudul Onde Mande!yang berkisah tentang kemenangan sayembara berhadiah dua miliar dari tetua desa Sagiran yang kelak menimbulkan konflik berlarut-larut.
Sementara saya tengah mempersiapkan film panjang kedua dari rumah produksi kami, Indonesia Sinema Persada. Judulnya Solata (Teman Adalah Keluarga Yang Kita Pilih), yang berlatar Toraja dan direncanakan rilis awal tahun depan.
Dari Makassar, tahun ini ada dua film yang sudah siap tayang di bioskop, masing-masing berjudul Mappacciyang skenarionya ditulis Oka Aurora (penulis skenario serial Layangan Putus) dan Siri Na Pacceyang digarap sutradara debutan, Surya Darmawan. Ia sebelumnya terlibat dalam film SILARIANG: Cinta Yang (Tak) Direstui.
Tentu saja menyenangkan ketika melihat rumah produksi sekelas Visinema Pictures mulai melirik film berlatar daerah. Semoga saja semakin banyak rumah produksi besar di negeri ini yang tak melihat lagi film berlatar daerah sebagai “terlalu segmented”.
Saya percaya yang diyakini Steve Jobs bahwa terkadang konsumen tak tahu apa yang diinginkannya hingga barangnya tersedia di depan matanya. Tak seorang pun yang menyangka bahwa Ngeri-Ngeri Sedapbisa mengguncang industri dengan perolehan hampir tiga juta penonton.
Namun ketika penonton menyaksikan filmnya digarap dengan baik, isunya relevan dengan mereka, dan tentu saja promosinya pun dijalankan dengan baik, maka optimisme beroleh jutaan penonton semakin terbuka lebar. Uang Panai, Yo Wis Ben,dan Ngeri-Ngeri Sedapsudah membuktikannya.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda