8 Film Remake Ini Jauh Lebih Baik dari Versi Aslinya

Senin, 24 April 2023 - 08:08 WIB
Untuk menghindari memadatkan novel 1.138 halaman itu menjadi sebuah film tunggal, remake film horor itu pada 2017 membuat keputusan cerdas dengan membagi adaptasi filmnya menjadi dua chapter untuk masing-masing berfokus pada dua periode waktu di cerita itu. Dengan film pertama berfokus pada pertemuan pertama The Losers Club dengan It pada 1989 dan yang kedua menampilkan versi dewasa mereka kembali ke Derry pada 1996, membuat remake ini berhasil berkat casting yang sempurna karakter muda dan tuanya. Tak seperti adaptasi pada 1990, film ini membuat setiap anggota The Losers Club untuk punya kedalaman lebih.

4. A Star is Born — 2018



Foto: USA Today

Dipengaruhi film What Price Hollywood? 1932, cerita tragis seorang cewek yang ingin meraih ketenaran sementara cowoknya menghadapi kemunduran karena kecanduan menemukan rumah di A Star is Born. Meski ada empat film dengan judul sama, versi 1937 dan 1954 film itu yang dibintangi Janet Gaynor dan Judy Garland berfokus pada calon aktor, sementara versi 1976 pindah dari Hollywood ke musik. Sayang, karakter Esther yang diperankan Barbra Streissand terlalu membayangi pemeran utama cowoknya, sehingga dinamika dan usaha romantisnya jadi terlupakan dan kurang chemistry.

Belajar dari pendahulunya, debut sutradara Bradley Cooper membuat dirinya dan Lady Gaga tampil di penceritaan ulang modern atas film itu. Kedua karakternya sama-sama diberi waktu untuk bersinar. A Star is Born versi 2018—bersama soundtrack dan penampilannya yang oke—punya chemistry yang pas untuk menyampaikan film klasik Hollywood itu di abad 21.

3. Little Women — 2019



Foto: IndieWire

Novel klasik Amerika karya Louisa May Alcott, Little Women, sudah diadaptasi ke film, TV, dan bahkan anime. Film ini mengalami adaptasi sebagai film dengan sutradara wanita pada 1994 lewat Gillian Armstrong. Film yang dibintangi Winona Ryder itu membarui cerita tak lekang waktu itu untuk generasi modern.

Sekitar 24 tahun setelah adaptasi itu, Little Women kemudian diceritakan ulang di film besutan Greta Gerwig pada 2019. Dengan membawa kebebasan kreatif pada penceritaannya, Little Women ini memanfaatkan penceritaan non-linear untuk memperkuat busur cerita emosional di film itu. Tapi, mungkin, yang lebih mengejutkan, film karya Greta itu berhasil mencapai sesuatu yang gagal dilakukan sebelumnya, yaitu membuat Amy menjadi karakter yang disukai lewat akting Florence Pugh. Adaptasi Greta itu menekankan pada setiap saudari March itu secara sejajar, dengan membuat Amy digambarkan dengan cahaya yang lebih simpatik.

2. Casino Royale — 2006



Foto: Plugged In

Total ada 27 film James Bond dengan 7 aktor yang memerankan karakter itu di sepanjang sejarah. Dengan perubahan wajah agen rahasia ikonis itu, gaya filmnya juga ikut berubah. Dari Sean Connery sampai era Roger Moore, setiap aktor baru membawa gaya baru seiring perubahan waktu.

Tapi, dengan realisme kelam mendapatkan popularitas, debut Daniel Craig sebagai James Bond di Casino Royale pada 2006 adalah perubahan stylistic yang menyegarkan bagi franchise itu. Yang menarik, Casino Royale—novel karya Ian Fleming—sudah diadaptasi sebagai film komedi pada 1967. Di ujung lain akhir spektrum tonal, Casino Royale versi 2006 menawarkan lebih banyak perenungan terhadap karakter ramah itu, yang membangun ulang 007 untuk era mata-mata action modern.



1. Dune — 2021



Foto: Grist

Dipuji sebagai novel sci-fi terbaik, mengadaptasi Dune karya Frank Herbert adalah tugas besar. Novel setebal 412 halaman itu kaya teks dan sudah diadaptasi menjadi film, miniseri, dan video game. Pada 1984, David Lynch berusaha mengadaptasi novel itu menjadi sebuah film yang dibintangi Kyle MacLachlan, Sean Young, dan Sting.

Sementara David berusaha memadatkan novel itu menjadi film sepanjang 2 jam, adaptasi pada 2021 yang dilakukan Denis Villeneuve menyadari keuntungan memecah ceritanya menjadi dua babak untuk memberikan waktu untuk membangun cerita Arrakis dan keluarga Atreides. Film ini juga diuntungkan dari sisi kemutakhiran teknologi. Film besutan Denis membarui efek jelek dari film David untuk memberikan gambar mengagumkan dengan memanfaatkan CGI dan teknologi green screen.
(alv)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More