Perempuan juga Berhak Terbang ke Luar Angkasa!
A
A
A
Dunia antariksa emang didominasi laki-laki, tapi bukan berarti gak ada tempat sama sekali buat para perempuan untuk menjadi astronaut.
Menurut space.com, per 2019, cuma ada 64 astronot perempuan dari 566 keseluruhan astronot yang berhasil meluncur ke luar angkasa. Dalam sejarah, tercatat manusia pertama kali pergi ke luar angkasa pada 1961.
Namun baru dua tahun kemudian ada kosmonot perempuan pergi meluncur ke orbit. Dia adalah Valentina Tereshkova dalam misi luar angkasa Vostok 6 pada 16 Juni 1963. Dia menjadi pembuka jalan bagi para perempuan untuk mencapai mimpi menjadi seorang astronot atau kosmonot.
Valentina Tereshkova. Foto:Sovfoto/UIG/Getty Images
Nah, sebelumnya, kamu harus tahu dulu perbedaan antara kosmonautdan astronaut. Dua istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang melaksanakan misi ke luar angkasa. Bedanya, astronot adalah sebutan yang dipakai oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika Serikat (AS). Sedangkan istilah kosmonot digunakan oleh Rusia.
Saat Rusia sudah berhasil mengirim kosmonot perempuan ke luar angkasa, AS justru masih belum membuka tes untuk perempuan. Untuk menjadi astronot, tiap orang harus menjalani tes pilot militer. Sementara pada awal 1960-an, tes ini bahkan belum ada untuk kaum hawa.
Baru pada 1978, NASA mulai membuka program ke luar angkasa untuk perempuan sebagai bentuk memperjuangkan kesetaraan. Sally Ride jadi astronot perempuan pertama yang pergi ke luar angkasa pada 18 Juni 1983 dalam misi STS-7.
Sally Ride. Foto: NASA
Dikungkung Stereotip, tapi Tetap Cetak Rekor
Banyak tantangan dihadapi para astronot perempuan saat itu. Mereka selalu disandingkan dengan stereotip yang menyinggung hal-hal domestik dan seksualitas. Contohnya, saat kembali ke Bumi, kebanyakan media malah mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan organ reproduksi.
Atau bertanya, “Apakah Anda menangis saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di luar angkasa?”
Untuk para astronot perempuan yang udah punya anak, maka akan ditanyai cara mengasuh anak-anaknya saat sedang di luar angkasa. Meski media masih penuh stereotip terhadap astronot perempuan, tapi hal ini gak bikin mereka mundur. Malahan mencetak rekor-rekor fantastis di luar angkasa.
(Kiri ke kanan) Astronot Nicole Stott, youtuber Lilly Singh, dan aktris Busy Philipps dalam iklan Olay. Foto: OlayBeberapa rekor dicetak para astronot dan kosmonot perempuan, di antaranya Valentina Tereshokva yang jadi perempuan pertama sekaligus termuda di luar angkasa, yaitu umur 26 tahun.
Lalu Peggy Whitson menjadi astronot perempuan pertama yang menjadi komandan Stasiun Luar Angkasa (International Space Station/ISS) pada April 2008. Dia juga menjadi astronot perempuan terlama berada di luar angkasa, yaitu sebanyak total 665 hari dari tiga misi luar angkasa yang dia lakukan.
Eileen Collins menjadi astronot perempuan pertama yang menjadi komandan Space Shuttle atau pesawat ulang-alik STS-93 pada Juli 1999. Ada pula Susan Helms, astronot perempuan pertama yang menjadi kru ISS sebagai flight engineer.
Susan Helms. Foto: NASA
Lalu astronot Christina Koch berhasil memecahkan rekor sebagai astronot perempuan pertama terlama yang berada di luar angkasa dalam satu kali misi, yaitu selama 328 hari (14 Maret 2019- 6 Februari 2020). Dia bersama rekannya, astronot Jessica Meir juga mencetak rekor pertama berjalan di luar angkasa (spacewalk) yang dilakukan seluruhnya oleh perempuan pada 18 Oktober 2019.
Melihat banyaknya rekor dan pencapaian yang dilakukan para astronot perempuan, NASA kemudian membuat program perempuan pertama yang berjalan di Bulan dalam program Artemis pada 2024 mendatang, yang dinamai sebagai The Twin Sister of Appolo.
Ini tentu menjadi momen terpenting dalam sejarah dan mampu membuka kesempatan yang lebih besar lagi untuk para perempuan dalam dunia sains dan antariksa.
GenSINDO
Adita Roro Lastamimi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut space.com, per 2019, cuma ada 64 astronot perempuan dari 566 keseluruhan astronot yang berhasil meluncur ke luar angkasa. Dalam sejarah, tercatat manusia pertama kali pergi ke luar angkasa pada 1961.
Namun baru dua tahun kemudian ada kosmonot perempuan pergi meluncur ke orbit. Dia adalah Valentina Tereshkova dalam misi luar angkasa Vostok 6 pada 16 Juni 1963. Dia menjadi pembuka jalan bagi para perempuan untuk mencapai mimpi menjadi seorang astronot atau kosmonot.
Valentina Tereshkova. Foto:Sovfoto/UIG/Getty Images
Nah, sebelumnya, kamu harus tahu dulu perbedaan antara kosmonautdan astronaut. Dua istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang melaksanakan misi ke luar angkasa. Bedanya, astronot adalah sebutan yang dipakai oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA), Amerika Serikat (AS). Sedangkan istilah kosmonot digunakan oleh Rusia.
Saat Rusia sudah berhasil mengirim kosmonot perempuan ke luar angkasa, AS justru masih belum membuka tes untuk perempuan. Untuk menjadi astronot, tiap orang harus menjalani tes pilot militer. Sementara pada awal 1960-an, tes ini bahkan belum ada untuk kaum hawa.
Baru pada 1978, NASA mulai membuka program ke luar angkasa untuk perempuan sebagai bentuk memperjuangkan kesetaraan. Sally Ride jadi astronot perempuan pertama yang pergi ke luar angkasa pada 18 Juni 1983 dalam misi STS-7.
Sally Ride. Foto: NASA
Dikungkung Stereotip, tapi Tetap Cetak Rekor
Banyak tantangan dihadapi para astronot perempuan saat itu. Mereka selalu disandingkan dengan stereotip yang menyinggung hal-hal domestik dan seksualitas. Contohnya, saat kembali ke Bumi, kebanyakan media malah mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan organ reproduksi.
Atau bertanya, “Apakah Anda menangis saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di luar angkasa?”
Untuk para astronot perempuan yang udah punya anak, maka akan ditanyai cara mengasuh anak-anaknya saat sedang di luar angkasa. Meski media masih penuh stereotip terhadap astronot perempuan, tapi hal ini gak bikin mereka mundur. Malahan mencetak rekor-rekor fantastis di luar angkasa.
(Kiri ke kanan) Astronot Nicole Stott, youtuber Lilly Singh, dan aktris Busy Philipps dalam iklan Olay. Foto: OlayBeberapa rekor dicetak para astronot dan kosmonot perempuan, di antaranya Valentina Tereshokva yang jadi perempuan pertama sekaligus termuda di luar angkasa, yaitu umur 26 tahun.
Lalu Peggy Whitson menjadi astronot perempuan pertama yang menjadi komandan Stasiun Luar Angkasa (International Space Station/ISS) pada April 2008. Dia juga menjadi astronot perempuan terlama berada di luar angkasa, yaitu sebanyak total 665 hari dari tiga misi luar angkasa yang dia lakukan.
Eileen Collins menjadi astronot perempuan pertama yang menjadi komandan Space Shuttle atau pesawat ulang-alik STS-93 pada Juli 1999. Ada pula Susan Helms, astronot perempuan pertama yang menjadi kru ISS sebagai flight engineer.
Susan Helms. Foto: NASA
Lalu astronot Christina Koch berhasil memecahkan rekor sebagai astronot perempuan pertama terlama yang berada di luar angkasa dalam satu kali misi, yaitu selama 328 hari (14 Maret 2019- 6 Februari 2020). Dia bersama rekannya, astronot Jessica Meir juga mencetak rekor pertama berjalan di luar angkasa (spacewalk) yang dilakukan seluruhnya oleh perempuan pada 18 Oktober 2019.
Melihat banyaknya rekor dan pencapaian yang dilakukan para astronot perempuan, NASA kemudian membuat program perempuan pertama yang berjalan di Bulan dalam program Artemis pada 2024 mendatang, yang dinamai sebagai The Twin Sister of Appolo.
Ini tentu menjadi momen terpenting dalam sejarah dan mampu membuka kesempatan yang lebih besar lagi untuk para perempuan dalam dunia sains dan antariksa.
GenSINDO
Adita Roro Lastamimi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(her)