10 Film Fiksi Ilmiah Keren yang Gak Pake CGI
A
A
A
Kalau kamu menganggap film fiksi ilmiah gak mungkin dibuat tanpa pake efek tipuan komputer alias CGI, berarti kamu salah besar.
Film fiksi ilmiah emang identik dengan film fantasi dengan visual ala masa depan yang mengandalkan Computer-Generated Imagery (CGI). Apalagi hari gini, susah nyari film fiksi ilmiah yang gak pake CGI.
Tapi bukan berarti film genre ini gak mungkin dibuat tanpa efek canggih. Ada juga beberapa film dari genre ini yang tetap bisa ngasih cerita bagus dengan sepenuhnya bergantung pada plot dan dialog yang menarik. Ini di antaranya, dikutip dari Screen Rant.
1. HER (2013)
Diperankan oleh si Joker, Joaquin Phoenix, film fiksi ilmiah romantis ini menceritakan pria introver kesepian yang jatuh cinta dengan asisten virtualnya, Samantha (disuarakan Scarlett Johansson). Ditulis dan disutradarai Spike Jonze, film ini masuk sebagai nomine dalam lima kategori Academy Awards, dan membawa pulang Piala Oscar untuk skenario asli terbaik.
2. DONNIE DARKO (2001)
"Donnie Darko" adalah kisah tentang anak laki-laki yang bertemu kelinci mengerikan dan mengatakan bahwa dunia akan berakhir dalam 28 hari, 6 jam, 42 menit, dan 12 detik. Diperankan Jake Gyllenhaal, Jena Malone, Maggie Gyllenhaal, dan Drew Barrymore, film ini dipuji karena kualitas akting para pemain dan ceritanya yang kelam. Selain itu, film ini juga bisa mencekam tanpa mengandalkan efek khusus.
3. ETERNAL SUNSHINE OF THE SPOTLESS MIND (2004)
Dua orang saling jatuh cinta, patah hati, lalu menghapus ingatan dirinya tentang si mantan pake teknologi terkini, untuk kemudian jatuh cinta lagi pada orang yang sama. Gimana gak pedih, tuh?
Begitu dalamnya cerita dan plot serta dialog dalam film ini, "Eternal Sunshine of the Spotless Mind" diganjar Piala Oscar untuk skenario asli terbaik. Bintang utamanya adala Jim Carey dan Kate Winslet, didukung Kirsten Dunst, Elijah Wood, dan Mark Ruffalo.
4. PLANET OF THE APES (1968)
Sebelum ada tiga film reboot-nya (2011-2017), film waralaba ini tak mengandalkan efek visual canggih. Gambaran dunia kera yang hidup layaknya manusia dibuat lewat make-up prostetik.
Film ini dibuat dengan anggaran USD5,8 juta dan sukses meraih pendapatan USD33,4 juta. "Planet of The Apes" versi pertama ini juga dipilih untuk dilestarikan dalam daftar film nasional Amerika Serikat yang mempengaruhi budaya pop.
5. PRIMER (2004)
Kalau kamu pengen tahu gimana caranya bikin film tentang perjalanan waktu ke abad XXI tanpa CGI, tonton film ini. Bujet filmnya pun kecil, cuma USD7000. Shane Carruth menjadi sutradara, penulis, produser, editor, dan bahkan membintangi film tersebut bersama David Sullivan.
6. LOOPER (2012)
Bayangkan kamu jadi penjelajah waktu yang disewa oleh orang-orang pada masa depan untuk membunuh orang lain? "Looper" adalah film yang membawa Rian Johnson, sutradara "Star Wars: The Last Jedi" dikenal.
Film yang cukup berani dan inovatif, dibintangi Bruce Willis, Joseph Gordon-Levitt, dan Emily Blunt sebagai pemeran utama. Film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik pada tahun rilisnya.
7. GROUNDHOG DAY (1993)
Salah satu film klasik yang sering diputar ulang kalau lagi musim liburan. Premis film ini adalah, gimana kalokita terbangun di pagi hari, dan ternyata hari itu adalah hari yang sama dengan yang kita jalani kemarin? Apa yang bakal kita lakukan? Apakah ada yang mau kita ubah? Sampai sekarang, premis film ini sering dipake oleh film lain, misalnya film horor "Happy Death Day" (2017) dan serial Netflix "Russian Doll".
Film ini dibintangi dua pelakon yang tenar pada zamannya, yaitu Bill Murray dan Andie MacDowell. Bukan cuma lucu, film ini juga bakal bikin hati kita anget. Pas banget ditonton saat masa social distancing kayak gini.
8. THE BUTTERFLY EFFECT (2004)
Seperti yang kita tahu, the butterfly effect adalah keadaan saat sebuah perubahan kecil yang tak terlihat bisa memberikan konsekuensi yang sangat besar. Film fiksi ilmiah thriller ini bercerita tentang Evan Treborn (Ashton Kutcher) yang kehilangan ingatannya.
Dia segera menyadari bahwa dia dapat melakukan perjalanan ke masa lalu untuk mengubah masa kini dan melakukannya dengan konsekuensi adanya bencana. Meski gak terlalu direspons dengan baik, tapi film ini masih layak ditonton.
9. THE LAST MAN ON EARTH (1964)
Ini adalah film horor post-apocalyptic. Seluruh umat manusia terkena wabah dan kini berubah menjadi vampir. Vincent Price jadi satu-satunya orang yang selamat.
Film ini adalah adaptasi dari novel "I Am Legend" karya Richard Matheson yang diterbitkan pada 1954. Ada beberapa perubahan dari versi bukunya, misalnya dalam buku, monster bisa berlari dan memanjat. Adegan film ini sebagian besar diambil di Italia.
10. ESCAPE FROM NEW YORK (1981)
Dibuat pada masa sebelum CGI terkenal seperti sekarang, film ini berlatar di Amerika Serikat pada tahun 1997. Saat itu negara sedang penuh dengan aksi kejahatan. Saking banyaknya, Pulau Manhattan pun diubah menjadi penjara, dan dari situlah judulnya berasal.
Film ini masuk jadi nomine dalam beberapa kategori Saturn Awards. Sekuelnya dibuat dengan judul "Escape from L.A." (1996). Dengan anggaran hanya USD6 juta, film ini berhasil memperoleh pendapatan lebih dari USD25 juta.
Poppy Fadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @poppyfad
Film fiksi ilmiah emang identik dengan film fantasi dengan visual ala masa depan yang mengandalkan Computer-Generated Imagery (CGI). Apalagi hari gini, susah nyari film fiksi ilmiah yang gak pake CGI.
Tapi bukan berarti film genre ini gak mungkin dibuat tanpa efek canggih. Ada juga beberapa film dari genre ini yang tetap bisa ngasih cerita bagus dengan sepenuhnya bergantung pada plot dan dialog yang menarik. Ini di antaranya, dikutip dari Screen Rant.
1. HER (2013)
Diperankan oleh si Joker, Joaquin Phoenix, film fiksi ilmiah romantis ini menceritakan pria introver kesepian yang jatuh cinta dengan asisten virtualnya, Samantha (disuarakan Scarlett Johansson). Ditulis dan disutradarai Spike Jonze, film ini masuk sebagai nomine dalam lima kategori Academy Awards, dan membawa pulang Piala Oscar untuk skenario asli terbaik.
2. DONNIE DARKO (2001)
"Donnie Darko" adalah kisah tentang anak laki-laki yang bertemu kelinci mengerikan dan mengatakan bahwa dunia akan berakhir dalam 28 hari, 6 jam, 42 menit, dan 12 detik. Diperankan Jake Gyllenhaal, Jena Malone, Maggie Gyllenhaal, dan Drew Barrymore, film ini dipuji karena kualitas akting para pemain dan ceritanya yang kelam. Selain itu, film ini juga bisa mencekam tanpa mengandalkan efek khusus.
3. ETERNAL SUNSHINE OF THE SPOTLESS MIND (2004)
Dua orang saling jatuh cinta, patah hati, lalu menghapus ingatan dirinya tentang si mantan pake teknologi terkini, untuk kemudian jatuh cinta lagi pada orang yang sama. Gimana gak pedih, tuh?
Begitu dalamnya cerita dan plot serta dialog dalam film ini, "Eternal Sunshine of the Spotless Mind" diganjar Piala Oscar untuk skenario asli terbaik. Bintang utamanya adala Jim Carey dan Kate Winslet, didukung Kirsten Dunst, Elijah Wood, dan Mark Ruffalo.
4. PLANET OF THE APES (1968)
Sebelum ada tiga film reboot-nya (2011-2017), film waralaba ini tak mengandalkan efek visual canggih. Gambaran dunia kera yang hidup layaknya manusia dibuat lewat make-up prostetik.
Film ini dibuat dengan anggaran USD5,8 juta dan sukses meraih pendapatan USD33,4 juta. "Planet of The Apes" versi pertama ini juga dipilih untuk dilestarikan dalam daftar film nasional Amerika Serikat yang mempengaruhi budaya pop.
5. PRIMER (2004)
Kalau kamu pengen tahu gimana caranya bikin film tentang perjalanan waktu ke abad XXI tanpa CGI, tonton film ini. Bujet filmnya pun kecil, cuma USD7000. Shane Carruth menjadi sutradara, penulis, produser, editor, dan bahkan membintangi film tersebut bersama David Sullivan.
6. LOOPER (2012)
Bayangkan kamu jadi penjelajah waktu yang disewa oleh orang-orang pada masa depan untuk membunuh orang lain? "Looper" adalah film yang membawa Rian Johnson, sutradara "Star Wars: The Last Jedi" dikenal.
Film yang cukup berani dan inovatif, dibintangi Bruce Willis, Joseph Gordon-Levitt, dan Emily Blunt sebagai pemeran utama. Film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik pada tahun rilisnya.
7. GROUNDHOG DAY (1993)
Salah satu film klasik yang sering diputar ulang kalau lagi musim liburan. Premis film ini adalah, gimana kalokita terbangun di pagi hari, dan ternyata hari itu adalah hari yang sama dengan yang kita jalani kemarin? Apa yang bakal kita lakukan? Apakah ada yang mau kita ubah? Sampai sekarang, premis film ini sering dipake oleh film lain, misalnya film horor "Happy Death Day" (2017) dan serial Netflix "Russian Doll".
Film ini dibintangi dua pelakon yang tenar pada zamannya, yaitu Bill Murray dan Andie MacDowell. Bukan cuma lucu, film ini juga bakal bikin hati kita anget. Pas banget ditonton saat masa social distancing kayak gini.
8. THE BUTTERFLY EFFECT (2004)
Seperti yang kita tahu, the butterfly effect adalah keadaan saat sebuah perubahan kecil yang tak terlihat bisa memberikan konsekuensi yang sangat besar. Film fiksi ilmiah thriller ini bercerita tentang Evan Treborn (Ashton Kutcher) yang kehilangan ingatannya.
Dia segera menyadari bahwa dia dapat melakukan perjalanan ke masa lalu untuk mengubah masa kini dan melakukannya dengan konsekuensi adanya bencana. Meski gak terlalu direspons dengan baik, tapi film ini masih layak ditonton.
9. THE LAST MAN ON EARTH (1964)
Ini adalah film horor post-apocalyptic. Seluruh umat manusia terkena wabah dan kini berubah menjadi vampir. Vincent Price jadi satu-satunya orang yang selamat.
Film ini adalah adaptasi dari novel "I Am Legend" karya Richard Matheson yang diterbitkan pada 1954. Ada beberapa perubahan dari versi bukunya, misalnya dalam buku, monster bisa berlari dan memanjat. Adegan film ini sebagian besar diambil di Italia.
10. ESCAPE FROM NEW YORK (1981)
Dibuat pada masa sebelum CGI terkenal seperti sekarang, film ini berlatar di Amerika Serikat pada tahun 1997. Saat itu negara sedang penuh dengan aksi kejahatan. Saking banyaknya, Pulau Manhattan pun diubah menjadi penjara, dan dari situlah judulnya berasal.
Film ini masuk jadi nomine dalam beberapa kategori Saturn Awards. Sekuelnya dibuat dengan judul "Escape from L.A." (1996). Dengan anggaran hanya USD6 juta, film ini berhasil memperoleh pendapatan lebih dari USD25 juta.
Poppy Fadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @poppyfad
(her)