Hasil Studi: Selera Musik Bisa Dipakai Buat Menebak Kepribadian dan Preferensi Politik Seseorang

Hal ini memang udah lama jadi dugaan, dan hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa hipotesis ini ada benarnya.

Penelitian yang dipimpin Adrian North dari Curtin University, Australia, ini membenarkan anggapan bahwa "kamu adalah musik yang kamu dengar".

Adrian membuat penelitian ini pada tahun lalu, dan mempublikasikannya di Sage Journals pada pertengahan Agustus 2019.

Dikutip dari Intelligent Living, Adrian dan timnya mengumpulkan 157 pelajar Australia dengan rentang usia 17-55 tahun. Para responden ini lalu dimintai pendapatnya soal selera musik, kepribadian, dan orientasi politik.


Foto: NME

Hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan yang signifikan antara selera musik dan kepribadian yang mengacu pada model Big Five.

Yaitu Openness (inventif/ingin tahu vs konsisten/hati-hati), Conscientiousness (efisien/terorganisir vs santai/ceroboh), Extraversion (terbuka/energik vs soliter/pendiam), Agreeableness (ramah/penuh kasih vs menantang/menyendiri), dan Neuroticism (sensitif/ gugup vs aman/percaya diri).

Menurut hasil penelitian itu, orang yang suka dengar musik yang ritmis kayak rap, hip-hop atau reggae, dan R&B, mereka punya nilai Agreeableness (ramah dan terbuka) yang besar. Mereka juga orang yang penuh kasih sayang, tapi skor kepatuhannya rendah.

Sementara orang yang suka musik yang intens kayak punk, rock, metal dan indie, jazz, blues, dan klasik, punya preferensi politik yang cenderung liberal. Mereka juga peduli pada isu-isu sosial dan kesetaraan.


Foto:Denis Bochkarev

Sebuah penelitian pernah menyebut bahwa selera musik ada hubungannya dengan kecerdasan intelektual (IQ) . Nah, penelitian terbaru ini bisa memperkaya studi bahwa selera musik juga ternyata ada kaitannya dengan sifat keterbukaan, kasih sayang, orientasi politik, dan tingkat kesopanan.

Yang perlu digarisbawahi adalah, ini hanyalah garis besar kepribadian saja, bukan kepribadian yang lebih detail.