Mangkujiwo, Film Horor Asal-Usul Kuntilanak yang Bikin Bergidik!
A
A
A
"Mangkujiwo" udah tayang di jaringan bioskop mulai hari ini, Kamis (30/01).
Satu lagi film horor dirilis ke bioskop. Tapi "Mangkujiwo" terasa berbeda dengan film horor kebanyakan yang banyak munculin hantu tiap beberapa menit sekali. Apa bedanya, simak terus!
Film ini bercerita tentang asal-usul kuntilanak. Garis besar cerita ada pada empat sosok utama, yaitu Cokrokusumo (Roy Marten), Brotoseno (Sujiwo Tejo), Kanti (Asmara Abigail), dan Uma (Yasamin Jasem).
Cokrokusumo dan Brotoseno bersaing untuk menguasai pusaka-pusaka Keraton. Persaingan keras ini sampai bikin Cokro memfitnah Broto dan membuat Broto akhirnya diusir dari keraton. Broto pun bersumpah untuk membalas dendam. Caranya dengan memanfaatkan Kanti, perempuan desa yang dihamili Cokro, dengan cara menjalankan ritual hingga Kanti berubah menjadi kuntilanak. Uma adalah anak Kanti yang ikut dimanfaatkan Broto.
2. ADEGAN RITUAL BIKIN BERGIDIK
Ritual yang dijalankan Broto untuk Kanti bener-bener bikin ngeri. Antara jijik dan bikin enek. Buat kamu yang gak kuat, mending tutup mata aja, deh. Seperti terlihat dalam trailernya, ritual yang bikin enek ini melibatkan banyak hewan.
Selain itu, film ini juga nyaris gak menampakkan hantu. Jadi memang "Mangkujiwo" bukan film horor supernatural, tapi lebih tepat disebut film horor gore dan thriller. Soalnya, yang bikin ngeri bukan tampilan hantunya, tapi adegan yang banyak melibatkan darah dan kekerasan.
3. KENTAL DUNIA MISTIS JAWA
Film ini banyak menggambarkan kehidupan mistis dalam budaya Jawa. Mulai dari pusaka-pusaka keraton yang punya 'isi' sampai ritual untuk merawat pusaka tersebut. Yang paling banyak disebut adalah pusaka Pengilon Kembar, yaitu dua buah cermin yang seolah punya 'nyawa'. Pusaka-pusaka ini bukan cuma bernilai mistis, tapi juga sejarah, makanya mereka diperebutkan, baik oleh para bangsawan maupun sejarawan. Karena nilainya tinggi, gak heran kalo pusaka-pusaka ini sampai dijual secara ilegal.
4. MELURUSKAN PENGGUNAAN LAGU LINGSIR WENGI
Lagi-lagi, lagu "Lingsir Wengi" muncul dalam film horor. Lagu ini juga muncul dalam "Mangkujiwo" dan dipakai untuk memanggil kuntilanak. Padahal, lagu ini sebenarnya justru dipakai untuk menghindari diri dari gangguan makhluk halus, dan sering dinyanyikan ibu-ibu untuk menidurkan anak-anaknya.
Sutradara Azhar Kinoi Lubis lalu membela diri, bahwa pemakaian lagu ini dalam film sebenarnya masih terkait dengan hubungan cinta dan kedekatan antara ibu dan anaknya. Kalau kamu nonton filmnya, alasan ini masuk akal, sih.
5. PUNYA BENANG MERAH DENGAN FILM TRILOGI KUNTILANAK
Masih ingat film "Kuntilanak" yang dimainkan Julie Estelle dan tayang pada 2006 lalu? Nah, menurut sutradara Kinoi dan produser pendamping (co-producer) Amrit Punjabi dari MVP Pictures, film "Mangkujiwo" masih punya benang merah dengan "Kuntilanak".
Kalau menyimak cerita dua film ini, sepertinya rumah kos-kosan yang ditinggali Sam (Julie Estelle) dalam "Kuntilanak" adalah rumah yang sama dengan yang ditinggali Broto dan Uma dalam "Mangkujiwo". Soalnya, dalam "Kuntilanak" dibilang bahwa rumah kos tersebut bekas pabrik batik, sementara rumah yang ditinggali Broto juga berfungsi sebagai pabrik batik.
Satu lagi film horor dirilis ke bioskop. Tapi "Mangkujiwo" terasa berbeda dengan film horor kebanyakan yang banyak munculin hantu tiap beberapa menit sekali. Apa bedanya, simak terus!
Film ini bercerita tentang asal-usul kuntilanak. Garis besar cerita ada pada empat sosok utama, yaitu Cokrokusumo (Roy Marten), Brotoseno (Sujiwo Tejo), Kanti (Asmara Abigail), dan Uma (Yasamin Jasem).
Cokrokusumo dan Brotoseno bersaing untuk menguasai pusaka-pusaka Keraton. Persaingan keras ini sampai bikin Cokro memfitnah Broto dan membuat Broto akhirnya diusir dari keraton. Broto pun bersumpah untuk membalas dendam. Caranya dengan memanfaatkan Kanti, perempuan desa yang dihamili Cokro, dengan cara menjalankan ritual hingga Kanti berubah menjadi kuntilanak. Uma adalah anak Kanti yang ikut dimanfaatkan Broto.
2. ADEGAN RITUAL BIKIN BERGIDIK
Ritual yang dijalankan Broto untuk Kanti bener-bener bikin ngeri. Antara jijik dan bikin enek. Buat kamu yang gak kuat, mending tutup mata aja, deh. Seperti terlihat dalam trailernya, ritual yang bikin enek ini melibatkan banyak hewan.
Selain itu, film ini juga nyaris gak menampakkan hantu. Jadi memang "Mangkujiwo" bukan film horor supernatural, tapi lebih tepat disebut film horor gore dan thriller. Soalnya, yang bikin ngeri bukan tampilan hantunya, tapi adegan yang banyak melibatkan darah dan kekerasan.
3. KENTAL DUNIA MISTIS JAWA
Film ini banyak menggambarkan kehidupan mistis dalam budaya Jawa. Mulai dari pusaka-pusaka keraton yang punya 'isi' sampai ritual untuk merawat pusaka tersebut. Yang paling banyak disebut adalah pusaka Pengilon Kembar, yaitu dua buah cermin yang seolah punya 'nyawa'. Pusaka-pusaka ini bukan cuma bernilai mistis, tapi juga sejarah, makanya mereka diperebutkan, baik oleh para bangsawan maupun sejarawan. Karena nilainya tinggi, gak heran kalo pusaka-pusaka ini sampai dijual secara ilegal.
4. MELURUSKAN PENGGUNAAN LAGU LINGSIR WENGI
Lagi-lagi, lagu "Lingsir Wengi" muncul dalam film horor. Lagu ini juga muncul dalam "Mangkujiwo" dan dipakai untuk memanggil kuntilanak. Padahal, lagu ini sebenarnya justru dipakai untuk menghindari diri dari gangguan makhluk halus, dan sering dinyanyikan ibu-ibu untuk menidurkan anak-anaknya.
Sutradara Azhar Kinoi Lubis lalu membela diri, bahwa pemakaian lagu ini dalam film sebenarnya masih terkait dengan hubungan cinta dan kedekatan antara ibu dan anaknya. Kalau kamu nonton filmnya, alasan ini masuk akal, sih.
5. PUNYA BENANG MERAH DENGAN FILM TRILOGI KUNTILANAK
Masih ingat film "Kuntilanak" yang dimainkan Julie Estelle dan tayang pada 2006 lalu? Nah, menurut sutradara Kinoi dan produser pendamping (co-producer) Amrit Punjabi dari MVP Pictures, film "Mangkujiwo" masih punya benang merah dengan "Kuntilanak".
Kalau menyimak cerita dua film ini, sepertinya rumah kos-kosan yang ditinggali Sam (Julie Estelle) dalam "Kuntilanak" adalah rumah yang sama dengan yang ditinggali Broto dan Uma dalam "Mangkujiwo". Soalnya, dalam "Kuntilanak" dibilang bahwa rumah kos tersebut bekas pabrik batik, sementara rumah yang ditinggali Broto juga berfungsi sebagai pabrik batik.
(her)