10 Remake Film Action Ini Justru Bikin Kecewa Penonton
loading...
A
A
A
Red Dawn tampil baik karena relevansinya pada 1984. Film asli itu juga berhasil membuat remajanya terasa keluar dari film John Hughes. Tapi, remake-nya pada 2012 sangat tidak relevan terhadap tren saat ini. Ini menyebabkan film itu dianggap sebagai kekecewaan.
Film itu sebenarnya didesain untuk menjadi film action. Tapi, pada akhirnya, aspek drama remajanya menahan film itu dari setidaknya jadi agak seru. Sayangnya, untuk contoh ini, remake tidak bisa direncanakan dengan lebih jelek.
Foto: IMDb
Ketika memikirkan tentang Total Recall, sebagian besar penggemar akan mengingat film aslinya. Padahal, remake-nya dirilis pada 2012. Remake itu mengecewakan banyak penggemar karena gagal menahan perhatian mereka. Remake Total Recall punya banyak plot hole dan adegan konyol.
Faktor-faktor itu membuat film tersebut segera dilupakan dibandingan film klasik karya Paul Verhoeven. Remake 2012 itu gagal bertahan seperti versi originalnya karena memilih untuk keluar jalur ke arah yang penuh omong kosong. Remake itu jeblok di box office dan segera dilupakan tak lama setelah dirilis.
Foto: Variety
Charlie’s Angels diberi remake kedua pada 2019 dan segera dianggap sebagai bencana box office. Sutradaranya, Elizabeth Banks, segera sepakat dengan amarah para penggemar atas remake yang mengecewakan. Bagi banyak orang, adaptasi McG dari serial itu adalah klasik sepanjang masa, dengan visual bergaya super dan dengan sempurna mendapatkan pemeran trio utamanya.
Sayangnya, versi terakhirnya tidak punya kekuatan bintang yang sama. Padahal, ada bintang terkenal seperti Kristen Stewart di sana. Charlie’s Angels dimaksudnya sebagai film aksi yang seru dan humoris. Tapi, remake-nya tidak punya semua itu. Penggemar merasa remake itu punya pemeran yang berakting jelek dan humor yang berulang kali terasa garing.
Foto: Variety
Point Break asli mungkin konyol. Tapi, sutradaranya yang solid, Kathryn Bigelow, dan pemerannya yang juga solid—Keanu Reeves dan Patrick Swayze—meningkatkan kontennya menjadi klasik yang disukai. Versi 2015-nya gagal menyampaikan pengalaman nonton film yang sama. Remake itu dianggap tidak ada poinnya dan mengecewakan penggemar.
Versi aslinya dianggap sebagai salah satu film terbaik di eranya dan tidak kehilangan kekuatannya saat ditonton ulang. Remake-nya terlihat lebih seperti pengalaman seperti buku, dengan elemen cerita prasyarat. Pemerannya juga tidak bisa terlihat kurang tertarik berada di sana.
Foto: The Hollywood Reporter
Death Race 2000 adalah film B absurd yang asyik. Tapi, remake-nya mending dilupakan saja. Death Race 2008 mengikuti lini cerita yang sama seperti film aslinya. Tapi, tanpa daya tariknya. Alih-alih, kreatornya berfokus pada ledakan dan action sebagai usaha untuk memodernisasi apa yang bisa dianggap sebagai film yang sangat basi.
Tapi, remake Death Race kurang aspek politik seperti film aslinnya dan juga humor yang sangat dibutuhkan. Alih-alih, penggemar diberi sebuah film yang langsung dan tidak halus. Sementara itu tidak jelek begitu saja, eksekusinya tidak terlalu menarik.
Film itu sebenarnya didesain untuk menjadi film action. Tapi, pada akhirnya, aspek drama remajanya menahan film itu dari setidaknya jadi agak seru. Sayangnya, untuk contoh ini, remake tidak bisa direncanakan dengan lebih jelek.
4. Total Recall
Foto: IMDb
Ketika memikirkan tentang Total Recall, sebagian besar penggemar akan mengingat film aslinya. Padahal, remake-nya dirilis pada 2012. Remake itu mengecewakan banyak penggemar karena gagal menahan perhatian mereka. Remake Total Recall punya banyak plot hole dan adegan konyol.
Faktor-faktor itu membuat film tersebut segera dilupakan dibandingan film klasik karya Paul Verhoeven. Remake 2012 itu gagal bertahan seperti versi originalnya karena memilih untuk keluar jalur ke arah yang penuh omong kosong. Remake itu jeblok di box office dan segera dilupakan tak lama setelah dirilis.
3. Charlie's Angels
Foto: Variety
Charlie’s Angels diberi remake kedua pada 2019 dan segera dianggap sebagai bencana box office. Sutradaranya, Elizabeth Banks, segera sepakat dengan amarah para penggemar atas remake yang mengecewakan. Bagi banyak orang, adaptasi McG dari serial itu adalah klasik sepanjang masa, dengan visual bergaya super dan dengan sempurna mendapatkan pemeran trio utamanya.
Sayangnya, versi terakhirnya tidak punya kekuatan bintang yang sama. Padahal, ada bintang terkenal seperti Kristen Stewart di sana. Charlie’s Angels dimaksudnya sebagai film aksi yang seru dan humoris. Tapi, remake-nya tidak punya semua itu. Penggemar merasa remake itu punya pemeran yang berakting jelek dan humor yang berulang kali terasa garing.
2. Point Break
Foto: Variety
Point Break asli mungkin konyol. Tapi, sutradaranya yang solid, Kathryn Bigelow, dan pemerannya yang juga solid—Keanu Reeves dan Patrick Swayze—meningkatkan kontennya menjadi klasik yang disukai. Versi 2015-nya gagal menyampaikan pengalaman nonton film yang sama. Remake itu dianggap tidak ada poinnya dan mengecewakan penggemar.
Versi aslinya dianggap sebagai salah satu film terbaik di eranya dan tidak kehilangan kekuatannya saat ditonton ulang. Remake-nya terlihat lebih seperti pengalaman seperti buku, dengan elemen cerita prasyarat. Pemerannya juga tidak bisa terlihat kurang tertarik berada di sana.
1. Death Race
Foto: The Hollywood Reporter
Death Race 2000 adalah film B absurd yang asyik. Tapi, remake-nya mending dilupakan saja. Death Race 2008 mengikuti lini cerita yang sama seperti film aslinya. Tapi, tanpa daya tariknya. Alih-alih, kreatornya berfokus pada ledakan dan action sebagai usaha untuk memodernisasi apa yang bisa dianggap sebagai film yang sangat basi.
Tapi, remake Death Race kurang aspek politik seperti film aslinnya dan juga humor yang sangat dibutuhkan. Alih-alih, penggemar diberi sebuah film yang langsung dan tidak halus. Sementara itu tidak jelek begitu saja, eksekusinya tidak terlalu menarik.
(alv)