CERMIN: Berlindung dari Godaan Sihir Iblis lewat Ustaz Qodrat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2019. Saya sakit hingga diopname dua kali di rumah sakit. Setelahnya selalu diserang demam tinggi setelah Magrib. Dan akhirnya tahu bahwa masalahnya melebihi perihal medis.
Saya termasuk golongan “percaya enggak percaya” dengan urusan santet, sihir, dan sejenisnya hingga mengalaminya sendiri pada 2019. Setelah urusan editing serial Cerita Dokter Cintakelar, saya merasa ada yang aneh dengan diri saya.
Hasilnya, hanya dalam dua bulan, saya diopname hingga dua kali di rumah sakit. Dan setelahnya selama berhari-hari, saya selalu diserang demam tinggi setelah Magrib dan membaik secara mendadak keesokan harinya.
Akhirnya salah satu teman baik menyarankan saya ke ustaz. Cuma dibacakan beberapa ayat, saya langsung muntah parah dan mengeluarkan cairan kehitaman dari mulut. Setelahnya saya tahu bahwa urusan santet dan sihir bisa menyerang siapa saja, bahkan untuk yang cukup pragmatis seperti saya.
Foto: Rapi Films
Maka menonton film Qodratmembawa ingatan saya kembali berlompatan ketiga tahun lalu. Ketika diserang sebuah situasi yang tak bisa diterima akal dan merasa tak berdaya menghadapinya. Sayangnya memang di sekitar lingkungan saya tak ada ustaz seperti Qodrat. Yang percaya bahwa selain malaikat, Tuhan juga menciptakan iblis untuk memperdaya manusia.
Apa yang dialami Qodrat mengingatkan saya pada yang dialami Nabi Ayub. Saya mendapat cerita ini dari Muhary Wahyu Nurba, sahabat, penasihat spiritual, sekaligus aktor yang beberapa kali main dalam film saya.
Suatu kali Tuhan ingin menguji ketakwaan Nabi Ayub. Tuhan menghilangkan hartanya dalam sekejap. Setelah itu anak-anaknya meninggal dan istrinya lantas meninggalkannya. Seperti belum cukup, Tuhan menimpakan penyakit kulit padanya. Tapi Nabi Ayub teguh, ia tetap beribadah seperti biasa. Ia masih bisa menahan perih ketika air wudu menyentuh kulitnya yang berlumuran penyakit.
Baca Juga: CERMIN: Ditolak Google, Lahirkan Spotify
Sayangnya Qodrat manusia biasa. Ketika Tuhan mengujinya dengan mengambil nyawa putra semata wayangnya, Alif, ia goyah. Ketika Tuhan menjebloskannya ke dalam penjara, ia abai menjalankan perintah-Nya. Tapi ia tahu ia tak akan berpaling dari Tuhan untuk selamanya.
Situasi yang dialami Qodrat bisa jadi pernah kita alami. Ketika kita merasa diserang musibah berkali-kali, kita lantas mencoba menyalahkan Tuhan. Padahal jika berhitung untung rugi, masih lebih banyak nikmat yang kita terima dibanding musibah yang kita tanggung. Lagipula Tuhan tak akan menimpakan musibah yang tak bisa kita tanggung bukan?
Foto: Rapi Films
Ada suatu masa saat kita merasa musibah menjadi teman akrab kita. Ketika penderitaan demi penderitaan seperti terus menerus datang tanpa henti. Kita merasa seperti tak kuasa keluar dari lubang yang dalam. Tak bisa melihat seberkas cahaya di ujung jalan.
Qodrat seperti kita pada akhirnya selama beberapa saat seperti memusuhi Tuhan. Ia mungkin merasa Tuhan ingin menghukumnya atas suatu dosa yang bisa jadi tak disadarinya.
Tapi Qodrat tahu bahwa "musuhnya” sesungguhnya tentu saja bukan Tuhan. Ia adalah iblis yang mewujud dalam banyak rupa. Qodrat yang dibekali kemampuan melihat dan mengobati merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Pada akhirnya Qodrat akan berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sangat jahat dan mengancam nyawa.
Perihal supernatural memang suatu hal yang bisa jadi masih menimbulkan persepsi skeptis bagi sebagian orang. Hingga mereka mengalaminya sendiri. Kita berhadapan dengan sesuatu di luar nalar. Sesuatu yang sangat jahat dan bisa mewujud dalam banyak rupa.
Sebutlah soal santet dan sihir yang cukup akrab di telinga kita, tak terlalu mengerikan seperti terdengar hingga kita mengalaminya sendiri. Segala hal yang ada dalam Qodratmendadak terasa seperti kilas balik.
Foto: Rapi Films
Qodratjuga meletakkan kembali peran ustaz dalam film horor yang pernah dilakukan pada tahun 1970-1980-an. Sosok ustaz dilahirkan kembali sebagai sosok yang gagah berani bertarung nyawa melawan sesuatu yang sangat jahat dan sangat kuat melebihi dirinya. Sebuah sosok yang selama ini terpinggirkan di film horor kiwari yang mungkin jadi manifestasi ketakpercayaan sineas tertentu tentang agama.
Qodratjustru dengan gagah berani membuka filmnya dengan lantunan ayat suci Al Qur’an yang jelas betul memperlihatkan di mana film horor ini berdiri.
Saya termasuk golongan “percaya enggak percaya” dengan urusan santet, sihir, dan sejenisnya hingga mengalaminya sendiri pada 2019. Setelah urusan editing serial Cerita Dokter Cintakelar, saya merasa ada yang aneh dengan diri saya.
Hasilnya, hanya dalam dua bulan, saya diopname hingga dua kali di rumah sakit. Dan setelahnya selama berhari-hari, saya selalu diserang demam tinggi setelah Magrib dan membaik secara mendadak keesokan harinya.
Akhirnya salah satu teman baik menyarankan saya ke ustaz. Cuma dibacakan beberapa ayat, saya langsung muntah parah dan mengeluarkan cairan kehitaman dari mulut. Setelahnya saya tahu bahwa urusan santet dan sihir bisa menyerang siapa saja, bahkan untuk yang cukup pragmatis seperti saya.
Foto: Rapi Films
Maka menonton film Qodratmembawa ingatan saya kembali berlompatan ketiga tahun lalu. Ketika diserang sebuah situasi yang tak bisa diterima akal dan merasa tak berdaya menghadapinya. Sayangnya memang di sekitar lingkungan saya tak ada ustaz seperti Qodrat. Yang percaya bahwa selain malaikat, Tuhan juga menciptakan iblis untuk memperdaya manusia.
Apa yang dialami Qodrat mengingatkan saya pada yang dialami Nabi Ayub. Saya mendapat cerita ini dari Muhary Wahyu Nurba, sahabat, penasihat spiritual, sekaligus aktor yang beberapa kali main dalam film saya.
Suatu kali Tuhan ingin menguji ketakwaan Nabi Ayub. Tuhan menghilangkan hartanya dalam sekejap. Setelah itu anak-anaknya meninggal dan istrinya lantas meninggalkannya. Seperti belum cukup, Tuhan menimpakan penyakit kulit padanya. Tapi Nabi Ayub teguh, ia tetap beribadah seperti biasa. Ia masih bisa menahan perih ketika air wudu menyentuh kulitnya yang berlumuran penyakit.
Baca Juga: CERMIN: Ditolak Google, Lahirkan Spotify
Sayangnya Qodrat manusia biasa. Ketika Tuhan mengujinya dengan mengambil nyawa putra semata wayangnya, Alif, ia goyah. Ketika Tuhan menjebloskannya ke dalam penjara, ia abai menjalankan perintah-Nya. Tapi ia tahu ia tak akan berpaling dari Tuhan untuk selamanya.
Situasi yang dialami Qodrat bisa jadi pernah kita alami. Ketika kita merasa diserang musibah berkali-kali, kita lantas mencoba menyalahkan Tuhan. Padahal jika berhitung untung rugi, masih lebih banyak nikmat yang kita terima dibanding musibah yang kita tanggung. Lagipula Tuhan tak akan menimpakan musibah yang tak bisa kita tanggung bukan?
Foto: Rapi Films
Ada suatu masa saat kita merasa musibah menjadi teman akrab kita. Ketika penderitaan demi penderitaan seperti terus menerus datang tanpa henti. Kita merasa seperti tak kuasa keluar dari lubang yang dalam. Tak bisa melihat seberkas cahaya di ujung jalan.
Qodrat seperti kita pada akhirnya selama beberapa saat seperti memusuhi Tuhan. Ia mungkin merasa Tuhan ingin menghukumnya atas suatu dosa yang bisa jadi tak disadarinya.
Tapi Qodrat tahu bahwa "musuhnya” sesungguhnya tentu saja bukan Tuhan. Ia adalah iblis yang mewujud dalam banyak rupa. Qodrat yang dibekali kemampuan melihat dan mengobati merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Pada akhirnya Qodrat akan berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sangat jahat dan mengancam nyawa.
Perihal supernatural memang suatu hal yang bisa jadi masih menimbulkan persepsi skeptis bagi sebagian orang. Hingga mereka mengalaminya sendiri. Kita berhadapan dengan sesuatu di luar nalar. Sesuatu yang sangat jahat dan bisa mewujud dalam banyak rupa.
Sebutlah soal santet dan sihir yang cukup akrab di telinga kita, tak terlalu mengerikan seperti terdengar hingga kita mengalaminya sendiri. Segala hal yang ada dalam Qodratmendadak terasa seperti kilas balik.
Foto: Rapi Films
Qodratjuga meletakkan kembali peran ustaz dalam film horor yang pernah dilakukan pada tahun 1970-1980-an. Sosok ustaz dilahirkan kembali sebagai sosok yang gagah berani bertarung nyawa melawan sesuatu yang sangat jahat dan sangat kuat melebihi dirinya. Sebuah sosok yang selama ini terpinggirkan di film horor kiwari yang mungkin jadi manifestasi ketakpercayaan sineas tertentu tentang agama.
Qodratjustru dengan gagah berani membuka filmnya dengan lantunan ayat suci Al Qur’an yang jelas betul memperlihatkan di mana film horor ini berdiri.