10 Film Marvel Paling Jelek di Franchise MCU Sejauh Ini
loading...
A
A
A
Ada sejumlah film Marvel paling jelek yang tampil di franchise Marvel Cinematic Universe (MCU). Film-film ini mendapatkan rating rendah di Rotten Tomatoes karena dinilai punya plot yang jelek dan pengembangan karakter yang kurang. Ada juga yang menjadi film yang terlupakan.
Dalam lebih dari 10 tahun terakhir ini, MCU telah menjelma sebagai franchise superhero raksasa. Rasanya sangat sulit untuk bisa membuat mereka berhenti. MCU juga terus berkembang dan bahkan sejumlah serial televisinya mendapatkan pujian dan rating tinggi di Rotten Tomatoes.
Sayang, tidak semua filmnya tampil bagus. Para kritikus dan penggemar di Rotten Tomatoes acap kali menemukan film superhero MCU yang mengecewakan. Mereka pun memberikan skor rendah untuk penampilan film-film ini, meski masih memberikan sedikit pujian. Lantas film Marvel apa saja yang paling jelek di franchise MCU sejauh ini? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: Disney Plus
Seri ketigan dan terakhir di trilogi Iron Man masih menjadi kontroversi di antara penggemar dan kritikus MCU. Kritikus percaya film itu kurang rasa kedalaman dalam karakter dan plotnya. Penggemar Marvel sangat mengkritik plot twist yang menodai debut Mandarin di MCU.
Tapi, Iron Man 3 tetap punya kekuatannya. Ulasan terus memuji penampilan karismatik Robert Downey Jr. sebagai Iron Man. Kritikus juga memuji penampilannya sebagai Tony Stark yang mengalami panic attack dan post-traumatic stress disorder. Tapi, itu tidak cukup untuk memenangkan kritikus.
Foto: Disney Plus
Steve Rogers versi Chris Evans adalah salah satu karakter paling populer di seluruh MCU. Tapi, film debutnya mengecewakan kalau dibandingkan proyek lain di franchise ini. Meski awal yang buruk, seri kedua dan ketiga Captain America disukai penggemar dan kritikus.
Perbaikan ini bisa diatribusikan kepada Russo bersaudara sebagai sutradara kedua film itu. Mereka kemudian menukangi dua film Avengers setelah karya mereka dengan film Captain America. Sayangnya, kajian The First Avengers menyatakan film itu tidak punya pikiran dan klise.
Foto: Disney Plus
Debut Thor Odinson di MCU sangat mengecewakan bagi penggemar dan kritikus. Disutradarai Kenneth Branagh, Thor mengisahkan Dewa Petir diusir dari Asgard oleh ayahnya, Odin. Tanpa kekuatannya, Thor harus membuktikan kalau dirinya berharga.
Fokus film di bumi sebagai lokasinya dikritik karena banyak yang percaya kalau itu membuang elemen khusus materi sumbernya. Tapi, film ini membuktikan kalau Chris Hemsworth dan Tom Hiddleston adalah pilihan tepat untuk peranya masing-masing. Tom kemudian menjadi villain ikonik untuk seluruh franchise ini setelah menjadi fokus di The Avengers (2012).
Foto: Disney Plus
Penggemar selalu bersuka cita untuk menonton Avengers bersama. Tapi, Avengers: Age of Ultron jelas film terlemahnya. Pengkaji film mengkritik tone yang tidak rata dan kurangnya kohesi sekuel ini, terutama kalau dibandingkan dengan pendahulunya yang diterima dengan baik.
Kalau ditonton sekarang pun, film ini juga tidak terlalu bagus. Lelucon prima nocta ofensif Tony dan romansa antara Natasha denga Bruce yang tidak nyaman sudah cukup sulit bagi sebagian besar penggemar berat MCU untuk menontonnya lagi. Meski begitu, film itu memberikan perkenalan luar biasa terhadap Wanda Maximoff yang telah menjadi pahlawan favorit penggemar sejak saat itu.
Foto: Disney Plus
Doctor Strange in the Multiverse of Madness adalah salah satu entri yang paling diantisipasi di MCU Fase 4. Dengan Sam Raimi sebagai sutradara, penggemar dan kritikus menanti sesuatu yang segar di franchise ini. Sayang, film ini gagal dengan plot yang tidak nyambung. Sejumlah audiens merasa film ini meremehkan pengembangan karakter Wanda dari WandaVision.
Multiverse of Madness masih membanggakan penampilan akting yang sangat mengesankan, terutama dari Elizabeth Olsen dalam peningkatan dari penampilannya sebelumnya. Gaya penyutradaraan unik Raimi juga menjadi kekuatan film ini. Karena ini membuat Multiverse of Madness benar-benar menyelami elemen horor.
Foto: Disney Plus
Sekuel pertama MCU, Iron Man 2, punya banyak beban. Sayangnya, film ini tidak mampu memenuhi harapan tinggi para penggemar dan kritikus. Kajian secara konsisten menyebut ketidakmampuan sekuel ini menandaingin kualitas film sebelumnya. Tapi, mereka terus memuji penampilan Robert Downey Jr.
Film ini utamanya dikritik atas plotnya kacaunya yang kurang inovasi. Meski dikritik, sekuel ini memainkan peranan penting dalam perluasan MCU. Film ini memperkenalkan Natasha Romanoff dan perluasan peran Nick Fury di franchise ini.
Foto: Collider
The Incredible Hulk sering terlupakan kalau terkait hari-hari awal MCU. Di film ini, Edward Norton memerankan Hulk. Tapi, Mark Ruffalo menggantikannya sebelum The Avengers (2012).
Kritikus memuji action The Incredible Hulk tapi mengungkapkan kekecewaan dalam kedalaman narasi. Dengan banyaknya film sebelumnya yang mengangkat Hulk, film keluaran 2008 ini berjuang untuk berdiri sebagai perwujudan berharga karakter itu. Meski Mark belum mendapatkan film solo sebagai Hulk, pahlawan itu tetap menjadi anggota pokok lineup Avengers MCU.
Foto: Twitter
Film solo keempat Thor menandai kembalinya Natalie Portman sebagai Jane Foster dan debut Christian Bale di MCU sebagai Gorr the God Butcher. Film ini terus menampilkan gaya khas Taika Waititi yang membuat Thor: Ragnarok jadi hit. Tapi, banyak yang mengkritik komedinya yang terkesan dipaksakan.
Gorr adalah salah satu penjahat paling gelap yang pernah terlihat di MCU. Ini bentrok dengan komedi repetitif film tersebut. Kritikus mengungkapkan frutrasi pada kurangnya kedalaman dan pengembangan karakter film ini, meskipun kekuatan para aktor yang terlibat.
Foto: Disney Plus
Thor: The Dark World meneruskan perjuangan sebelumnya dalam memberikan penampilan kuat solo Thor. Di film ini, Chris Hemsworth dan Tom Hiddleston tampil dengan mengesankan. Tapi, itu tidak bisa menolong film yang mengecewakan karena plot yang buruk dan penjahat yang gampang dilupakan.
Jeleknya penampilan sekuel ini adalah alasan utama mengapa Natalie Portman keuar dari franchise ini. Bahkan, sebelum syuting The Dark World, Natalie sudah frustrasi dengan kepergian sutradara Patty Jenkins. Natalie akhirnya luluh dengan sutradara Taika Waititi dan kembali ke perannya sebagai Jane Foster di Thor: Love and Thunder.
Foto: Disney Plus
Eternals sepertinya adalah sebuah hit ketika kali pertama diumumkan. Apalagi, film ini disutradarai sutradara pemenang Oscar Chloe Zhao dan dibintangi banyak aktor papan atas. Sayangnya, produk akhirnya mengecewakan penggemar dan kritikus. Film ini adalah proyek pertama dan satu-satunya yang mendapatkan skor “busuk” di Rotten Tomatoes.
Eternals menderita akibt bobot memperkenalkan 10 pahlawan baru kepada audiens dengan premis yang tidak terasa kohesif dengan proyek lain di MCU. Skala besar konflik utama film ini sulit diterima penonton. Tetap sulit untuk memahami ketiadaan Eternals di tengah peristiwa besar yang sebelumnya terjadi di MCU.
Dalam lebih dari 10 tahun terakhir ini, MCU telah menjelma sebagai franchise superhero raksasa. Rasanya sangat sulit untuk bisa membuat mereka berhenti. MCU juga terus berkembang dan bahkan sejumlah serial televisinya mendapatkan pujian dan rating tinggi di Rotten Tomatoes.
Sayang, tidak semua filmnya tampil bagus. Para kritikus dan penggemar di Rotten Tomatoes acap kali menemukan film superhero MCU yang mengecewakan. Mereka pun memberikan skor rendah untuk penampilan film-film ini, meski masih memberikan sedikit pujian. Lantas film Marvel apa saja yang paling jelek di franchise MCU sejauh ini? Simak ulasannya berikut ini!
10. Iron Man 3 — 79%
Foto: Disney Plus
Seri ketigan dan terakhir di trilogi Iron Man masih menjadi kontroversi di antara penggemar dan kritikus MCU. Kritikus percaya film itu kurang rasa kedalaman dalam karakter dan plotnya. Penggemar Marvel sangat mengkritik plot twist yang menodai debut Mandarin di MCU.
Tapi, Iron Man 3 tetap punya kekuatannya. Ulasan terus memuji penampilan karismatik Robert Downey Jr. sebagai Iron Man. Kritikus juga memuji penampilannya sebagai Tony Stark yang mengalami panic attack dan post-traumatic stress disorder. Tapi, itu tidak cukup untuk memenangkan kritikus.
9. Captain America: The First Avenger — 79%
Foto: Disney Plus
Steve Rogers versi Chris Evans adalah salah satu karakter paling populer di seluruh MCU. Tapi, film debutnya mengecewakan kalau dibandingkan proyek lain di franchise ini. Meski awal yang buruk, seri kedua dan ketiga Captain America disukai penggemar dan kritikus.
Perbaikan ini bisa diatribusikan kepada Russo bersaudara sebagai sutradara kedua film itu. Mereka kemudian menukangi dua film Avengers setelah karya mereka dengan film Captain America. Sayangnya, kajian The First Avengers menyatakan film itu tidak punya pikiran dan klise.
8. Thor — 77%
Foto: Disney Plus
Debut Thor Odinson di MCU sangat mengecewakan bagi penggemar dan kritikus. Disutradarai Kenneth Branagh, Thor mengisahkan Dewa Petir diusir dari Asgard oleh ayahnya, Odin. Tanpa kekuatannya, Thor harus membuktikan kalau dirinya berharga.
Fokus film di bumi sebagai lokasinya dikritik karena banyak yang percaya kalau itu membuang elemen khusus materi sumbernya. Tapi, film ini membuktikan kalau Chris Hemsworth dan Tom Hiddleston adalah pilihan tepat untuk peranya masing-masing. Tom kemudian menjadi villain ikonik untuk seluruh franchise ini setelah menjadi fokus di The Avengers (2012).
7. Avengers: Age of Ultron — 76%
Foto: Disney Plus
Penggemar selalu bersuka cita untuk menonton Avengers bersama. Tapi, Avengers: Age of Ultron jelas film terlemahnya. Pengkaji film mengkritik tone yang tidak rata dan kurangnya kohesi sekuel ini, terutama kalau dibandingkan dengan pendahulunya yang diterima dengan baik.
Kalau ditonton sekarang pun, film ini juga tidak terlalu bagus. Lelucon prima nocta ofensif Tony dan romansa antara Natasha denga Bruce yang tidak nyaman sudah cukup sulit bagi sebagian besar penggemar berat MCU untuk menontonnya lagi. Meski begitu, film itu memberikan perkenalan luar biasa terhadap Wanda Maximoff yang telah menjadi pahlawan favorit penggemar sejak saat itu.
6. Doctor Strange in the Multiverse of Madness — 74%
Foto: Disney Plus
Doctor Strange in the Multiverse of Madness adalah salah satu entri yang paling diantisipasi di MCU Fase 4. Dengan Sam Raimi sebagai sutradara, penggemar dan kritikus menanti sesuatu yang segar di franchise ini. Sayang, film ini gagal dengan plot yang tidak nyambung. Sejumlah audiens merasa film ini meremehkan pengembangan karakter Wanda dari WandaVision.
Multiverse of Madness masih membanggakan penampilan akting yang sangat mengesankan, terutama dari Elizabeth Olsen dalam peningkatan dari penampilannya sebelumnya. Gaya penyutradaraan unik Raimi juga menjadi kekuatan film ini. Karena ini membuat Multiverse of Madness benar-benar menyelami elemen horor.
5. Iron Man 2 — 72%
Foto: Disney Plus
Sekuel pertama MCU, Iron Man 2, punya banyak beban. Sayangnya, film ini tidak mampu memenuhi harapan tinggi para penggemar dan kritikus. Kajian secara konsisten menyebut ketidakmampuan sekuel ini menandaingin kualitas film sebelumnya. Tapi, mereka terus memuji penampilan Robert Downey Jr.
Film ini utamanya dikritik atas plotnya kacaunya yang kurang inovasi. Meski dikritik, sekuel ini memainkan peranan penting dalam perluasan MCU. Film ini memperkenalkan Natasha Romanoff dan perluasan peran Nick Fury di franchise ini.
4. The Incredible Hulk — 67%
Foto: Collider
The Incredible Hulk sering terlupakan kalau terkait hari-hari awal MCU. Di film ini, Edward Norton memerankan Hulk. Tapi, Mark Ruffalo menggantikannya sebelum The Avengers (2012).
Kritikus memuji action The Incredible Hulk tapi mengungkapkan kekecewaan dalam kedalaman narasi. Dengan banyaknya film sebelumnya yang mengangkat Hulk, film keluaran 2008 ini berjuang untuk berdiri sebagai perwujudan berharga karakter itu. Meski Mark belum mendapatkan film solo sebagai Hulk, pahlawan itu tetap menjadi anggota pokok lineup Avengers MCU.
3. Thor: Love and Thunder — 66%
Foto: Twitter
Film solo keempat Thor menandai kembalinya Natalie Portman sebagai Jane Foster dan debut Christian Bale di MCU sebagai Gorr the God Butcher. Film ini terus menampilkan gaya khas Taika Waititi yang membuat Thor: Ragnarok jadi hit. Tapi, banyak yang mengkritik komedinya yang terkesan dipaksakan.
Gorr adalah salah satu penjahat paling gelap yang pernah terlihat di MCU. Ini bentrok dengan komedi repetitif film tersebut. Kritikus mengungkapkan frutrasi pada kurangnya kedalaman dan pengembangan karakter film ini, meskipun kekuatan para aktor yang terlibat.
2. Thor: The Dark World — 66%
Foto: Disney Plus
Thor: The Dark World meneruskan perjuangan sebelumnya dalam memberikan penampilan kuat solo Thor. Di film ini, Chris Hemsworth dan Tom Hiddleston tampil dengan mengesankan. Tapi, itu tidak bisa menolong film yang mengecewakan karena plot yang buruk dan penjahat yang gampang dilupakan.
Jeleknya penampilan sekuel ini adalah alasan utama mengapa Natalie Portman keuar dari franchise ini. Bahkan, sebelum syuting The Dark World, Natalie sudah frustrasi dengan kepergian sutradara Patty Jenkins. Natalie akhirnya luluh dengan sutradara Taika Waititi dan kembali ke perannya sebagai Jane Foster di Thor: Love and Thunder.
1. Eternals — 47%
Foto: Disney Plus
Eternals sepertinya adalah sebuah hit ketika kali pertama diumumkan. Apalagi, film ini disutradarai sutradara pemenang Oscar Chloe Zhao dan dibintangi banyak aktor papan atas. Sayangnya, produk akhirnya mengecewakan penggemar dan kritikus. Film ini adalah proyek pertama dan satu-satunya yang mendapatkan skor “busuk” di Rotten Tomatoes.
Eternals menderita akibt bobot memperkenalkan 10 pahlawan baru kepada audiens dengan premis yang tidak terasa kohesif dengan proyek lain di MCU. Skala besar konflik utama film ini sulit diterima penonton. Tetap sulit untuk memahami ketiadaan Eternals di tengah peristiwa besar yang sebelumnya terjadi di MCU.
(alv)