9 Avengers yang Melakukan Kesalahan dengan Konsekuensi Besar
loading...
A
A
A
Avengers adalah sekumpulan manusia super yang tidak lepas dari kesalahan. Tapi, sebagian besar kesalahan mereka itu harus mereka bayar mahal karena konsekuensinya begitu besar. Bahkan, ada yang harus kehilangan orang yang mereka sayangi akibat keputusan ceroboh yang mereka buat seperti terlihat di Marvel Cinematic Universe (MCU).
Memang, Avengers berjasa melindungi umat manusia dari berbagai ancaman, baik ancaman manusia jahat atau alien super jahat. Tapi, itu tidak lantas membuat mereka menjadi sempurna. Setelah semuanya, mereka tetap merupakan manusia yang tidak bisa lepas dari salah dan dosa.
Trauma, kecerobohan, arogansi, dan lain-lain menjadi faktor utama kesalahan yang dilakukan para Avengers ini. Tapi, mereka sudah menebus kesalahan itu dengan bayaran mahal. Konsekuensi atas kesalahan yang mereka lakukan itu memang tidak semua bisa diduga. Jadi, Avengers mana saja yang melakukan kesalahan dengan konskuensi besar? Mengutip Collider, berikut ulasannya!
Foto: Nerdist
Tony Stark adalah orang yang sangat jenius dan bisa membuat apa pun dari bahan yang remeh. Dia juga bisa bisa membuat Kecerdasan Buatan yang membantunya. Tapi, Tony juga arogan dan ceroboh. Kearogansian dan kecerobohan ini membuat Tony menciptakan Ultron. Awalnya, dia berharap Ultron bisa membantunya melindungi umat manusia. Tapi, dia salah.
Ultron ternyata punya kehendak sendiri. Dia tidak mau menuruti perintah Tony dan bertindak sesuai pikirannya. Dia pun mulai mengacau dan memicu perang melawan Avengers. Perang yang pecah di Sokovia itu akhirnya punya dampak panjang yang masih terasa sampai sekarang. Meskipun dari Ultron, Vision pun bisa lahir.
Foto: IndieWire
Steve Rogers adalah orang yang sangat loyal dan setia kawan, terutama terhadap Bucky Barnes. Keloyalan inilah yang membuat Steve bersedia melakukan apa saja untuk menyelamatkan Bucky. Bahkan, ketika dia tahu kalau Bucky yang masih dalam pengaruh Hydra sebagai Winter Soldier membunuh orangtua Tony Stark, dia memilih melindungi Bucky.
Perbuatan Steve itu akhirnya membawa perpecahan di tubuh Avengers. Tony yang marah setelah mengetahui kebenaran fakta itu memburu Bucky. Steve pun tidak membiarkan Iron Man mendekati Bucky dan mati-matian melindungi temannya itu. Akibat perseteruan itu, Avengers pun pecah.
Foto: MCU Wiki – Fandom
Jentikan jari Thanos berdampak pada semua orang, terutama mereka yang anggota keluarganya menjadi korban. Ini pula yang terjadi pada Clint Barton alias Hawkeye. Dia kehilangan istri dan anaknya dalam peristiwa jentikan jari Thanos itu. Saat itu terjadi, Clint seharusnya sedang menikmati masa pensiunnya.
Clint kemudian mengasumsikan identitasnya sebagai Ronin. Dia merasa, seharusnya hanya orang-orang jahat yang layak terkena jentikan jari Thanos. Baik Light Yagami dari Death Note, Ronin pergi keliling dunia untuk membunuh anggota kartel narkoba, mafia, hingga Yakuza. Rangkaian kampanye pembunuhannya ini berakibat fatal. Ronin menciptakan musuhnya sendiri dan itu harus dibayar Clint di serial Hawkeye.
Foto: CinemaBlend
Tidak ada yang lebih buruk ketimbang depresi akibat trauma. Thor mengalami semua itu di babak akhir Fase 3 MCU. Thor kehilangan ibunya akibat dibunuh Dark Elf, ayahnya kemudian meninggal dunia, kakaknya, Hela, mengamuk dan Asgard terpaksa dihancurkan, lalu, adiknya, Loki, dibunuh Thanos. Yang lebih membuat Thor putus asa lagi, dia gagal membunuh Thanos. Alih-alih memenggal kepala Mad Titan, dia malah menusuk jantungnya. Thanos akhirnya berhasil menjentikkan jarinya.
Putus asa dan berduka, Thor akhirnya menutup dirinya. Dia jarang keluar rumah, selain mengambil stok bir, dan pekerjaannya hanya makan, minum, mabuk, serta main game. Semuanya itu membuat dampak besar bagi dirinya. Thor yang kekar dan bugar berubah menjadi Thor berbadan gendut yang tidak lagi percaya diri. Beruntung, dia bertemu lagi dengan teman-teman yang selalu mendukungnya. Pertemuannya dengan ibunya di masa lalu membuat kepercayaan dirinya kembali.
Foto: Inside the Magic
Terungkapnya identitas Peter Parker sebagai Spider-Man membuat Peter pusing tujuh keliling. Dia pun berusaha mencari bantuan untuk membuatnya keluar dari masalah itu. Dia kemudian pergi menemui Doctor Strange. Dia meminta penyihir itu untuk memantrai semua orang agar lupa kalau dia adalah Spider-Man.
Alih-alih membiarkan Strange merapal mantra, Peter malah terus menerus menginterupsi Strange sehingga Strange gagal fokus. Akibatnya, mantra itu malah berujung kekacauan. Multiverse terbuka dan musuh Spider-Man dari semesta lain masuk lini masa utama MCU. Peter pun harus membayar mahal kesalahannya setelah menolak perintah Strange untuk mengirim para penjahat itu ke dunia masing-masing. Bibi May tewas akibat ulahnya.
Foto: Inverse
Wanda adalah salah satu karakter paling tragis di MCU. Dia sudah menderita banyak kehilangan dalam hidupnya. Orangtuanya tewas dalam perang, saudara kembarnya, Pietro, tewas dibunuh Ultron, dan pacarnya, Vision, dibunuh Thanos. Semua ini menjadikannya putus asa.
Keputuasaan ini diwujudkan Wanda dengan membuat realitas buatan di Westview. Dia menjebak orang dan membuat mereka menderita di dalam realitas tersebut. Selama hidup di dalam realitas itu, Wanda sempat “melahirkan” anak kembar. Ketika realitas itu harus selesai, Wanda belum bisa move on. Dia masih mendengar suara anak-anaknya dari semesta lain. Di Doctor Strange in the Multiverse of Madness, Wanda melakukan segalanya, termasuk membunuh banyak orang, demi bisa bersama anak-anaknya itu.
Foto: People
Peter Quill alias Star-Lord adalah salah satu karakter paling dibenci di MCU. Dia dituding menjadi penyebab gagalnya upaya pertama Avengers untuk mengalahkan Thanos di Titan. Alih-alih membantu yang lain merebut Sarung Tangan Keabadian Mad Titan itu, Star-Lord malah berkali-kali memukuli wajah Thanos.
Star-Lord berdalih kalau dia dikendalikan amarah saat melakukan serangan itu terhadap Thanos setelah tahu kalau Thanos telah menumbalkan Gamora. Kesalahan Star-Lord itu harus dibayar mahal. Avengers gagal merebut Sarung Tangan Keabadian, Doctor Strange terpaksa menyerahkan Batu Waktu, dan Thanos akhirnya berhasil menjentikkan jarinya—meski ini juga ada peran kesalahan Thor.
Foto: Hindustan Times
Stephen Strange dan Tony Stark punya satu persamaan: sama-sama arogan dan terlalu percaya diri. Dalam kasus Strange, dia sangat percaya diri kalau dia adalah yang terbaik dan tidak butuh orang lain dalam hidupnya. Dan, dia salah.
Strange menyetir sambil berkomunikasi dengan asistennya. Akibatnya, dia kehilangan fokus dan mobilnya selip kemudian jatuh ke jurang. Akibat kecelakaan itu, dia kehilangan kemampuan pada jari-jarinya yang sangat penting untuk profesinya sebagai dokter bedah. Dia kemudian mengindahkan permintaan Wong dan tetap membaca mantra seperti yang diminta Peter Parker. Tapi, semuanya jadi kacau.
Foto: Hindustan Times
Ada satu kesalahan fatal yang dilakukan Natasha Romanoff sebagai Black Widow yang terus menghantuinya. Saat melakukan misi untuk menyergap pimpinan Red Room, Dreykov, Natasha memasang bom di kantor orang itu. Dia meledakkan kantor itu meski tahu di dalamnya ada anak Dreykov, Antonia. Kesalahan itu terus membayangi Black Widow. Dia harus menanggung beban rasa bersalah karena telah membunuh anak kecil yang tidak berdosa.
Namun, beberapa tahun kemudian, Natasha melakukan penebusan. Dia menyerang Dreykov dan akhirnya tahu kalau Antonia masih hidup. Meski dia lega, tapi itu tidak membuat segalanya jadi lebih baik. Dreykov mengubah Antonia menjadi mesin pembunuh yang harus dihentikan.
Memang, Avengers berjasa melindungi umat manusia dari berbagai ancaman, baik ancaman manusia jahat atau alien super jahat. Tapi, itu tidak lantas membuat mereka menjadi sempurna. Setelah semuanya, mereka tetap merupakan manusia yang tidak bisa lepas dari salah dan dosa.
Trauma, kecerobohan, arogansi, dan lain-lain menjadi faktor utama kesalahan yang dilakukan para Avengers ini. Tapi, mereka sudah menebus kesalahan itu dengan bayaran mahal. Konsekuensi atas kesalahan yang mereka lakukan itu memang tidak semua bisa diduga. Jadi, Avengers mana saja yang melakukan kesalahan dengan konskuensi besar? Mengutip Collider, berikut ulasannya!
1. Iron Man
Foto: Nerdist
Tony Stark adalah orang yang sangat jenius dan bisa membuat apa pun dari bahan yang remeh. Dia juga bisa bisa membuat Kecerdasan Buatan yang membantunya. Tapi, Tony juga arogan dan ceroboh. Kearogansian dan kecerobohan ini membuat Tony menciptakan Ultron. Awalnya, dia berharap Ultron bisa membantunya melindungi umat manusia. Tapi, dia salah.
Ultron ternyata punya kehendak sendiri. Dia tidak mau menuruti perintah Tony dan bertindak sesuai pikirannya. Dia pun mulai mengacau dan memicu perang melawan Avengers. Perang yang pecah di Sokovia itu akhirnya punya dampak panjang yang masih terasa sampai sekarang. Meskipun dari Ultron, Vision pun bisa lahir.
2. Captain America
Foto: IndieWire
Steve Rogers adalah orang yang sangat loyal dan setia kawan, terutama terhadap Bucky Barnes. Keloyalan inilah yang membuat Steve bersedia melakukan apa saja untuk menyelamatkan Bucky. Bahkan, ketika dia tahu kalau Bucky yang masih dalam pengaruh Hydra sebagai Winter Soldier membunuh orangtua Tony Stark, dia memilih melindungi Bucky.
Perbuatan Steve itu akhirnya membawa perpecahan di tubuh Avengers. Tony yang marah setelah mengetahui kebenaran fakta itu memburu Bucky. Steve pun tidak membiarkan Iron Man mendekati Bucky dan mati-matian melindungi temannya itu. Akibat perseteruan itu, Avengers pun pecah.
3. Hawkeye
Foto: MCU Wiki – Fandom
Jentikan jari Thanos berdampak pada semua orang, terutama mereka yang anggota keluarganya menjadi korban. Ini pula yang terjadi pada Clint Barton alias Hawkeye. Dia kehilangan istri dan anaknya dalam peristiwa jentikan jari Thanos itu. Saat itu terjadi, Clint seharusnya sedang menikmati masa pensiunnya.
Clint kemudian mengasumsikan identitasnya sebagai Ronin. Dia merasa, seharusnya hanya orang-orang jahat yang layak terkena jentikan jari Thanos. Baik Light Yagami dari Death Note, Ronin pergi keliling dunia untuk membunuh anggota kartel narkoba, mafia, hingga Yakuza. Rangkaian kampanye pembunuhannya ini berakibat fatal. Ronin menciptakan musuhnya sendiri dan itu harus dibayar Clint di serial Hawkeye.
4. Thor
Foto: CinemaBlend
Tidak ada yang lebih buruk ketimbang depresi akibat trauma. Thor mengalami semua itu di babak akhir Fase 3 MCU. Thor kehilangan ibunya akibat dibunuh Dark Elf, ayahnya kemudian meninggal dunia, kakaknya, Hela, mengamuk dan Asgard terpaksa dihancurkan, lalu, adiknya, Loki, dibunuh Thanos. Yang lebih membuat Thor putus asa lagi, dia gagal membunuh Thanos. Alih-alih memenggal kepala Mad Titan, dia malah menusuk jantungnya. Thanos akhirnya berhasil menjentikkan jarinya.
Putus asa dan berduka, Thor akhirnya menutup dirinya. Dia jarang keluar rumah, selain mengambil stok bir, dan pekerjaannya hanya makan, minum, mabuk, serta main game. Semuanya itu membuat dampak besar bagi dirinya. Thor yang kekar dan bugar berubah menjadi Thor berbadan gendut yang tidak lagi percaya diri. Beruntung, dia bertemu lagi dengan teman-teman yang selalu mendukungnya. Pertemuannya dengan ibunya di masa lalu membuat kepercayaan dirinya kembali.
5. Spider-Man
Foto: Inside the Magic
Terungkapnya identitas Peter Parker sebagai Spider-Man membuat Peter pusing tujuh keliling. Dia pun berusaha mencari bantuan untuk membuatnya keluar dari masalah itu. Dia kemudian pergi menemui Doctor Strange. Dia meminta penyihir itu untuk memantrai semua orang agar lupa kalau dia adalah Spider-Man.
Alih-alih membiarkan Strange merapal mantra, Peter malah terus menerus menginterupsi Strange sehingga Strange gagal fokus. Akibatnya, mantra itu malah berujung kekacauan. Multiverse terbuka dan musuh Spider-Man dari semesta lain masuk lini masa utama MCU. Peter pun harus membayar mahal kesalahannya setelah menolak perintah Strange untuk mengirim para penjahat itu ke dunia masing-masing. Bibi May tewas akibat ulahnya.
6. Wanda Maximoff
Foto: Inverse
Wanda adalah salah satu karakter paling tragis di MCU. Dia sudah menderita banyak kehilangan dalam hidupnya. Orangtuanya tewas dalam perang, saudara kembarnya, Pietro, tewas dibunuh Ultron, dan pacarnya, Vision, dibunuh Thanos. Semua ini menjadikannya putus asa.
Keputuasaan ini diwujudkan Wanda dengan membuat realitas buatan di Westview. Dia menjebak orang dan membuat mereka menderita di dalam realitas tersebut. Selama hidup di dalam realitas itu, Wanda sempat “melahirkan” anak kembar. Ketika realitas itu harus selesai, Wanda belum bisa move on. Dia masih mendengar suara anak-anaknya dari semesta lain. Di Doctor Strange in the Multiverse of Madness, Wanda melakukan segalanya, termasuk membunuh banyak orang, demi bisa bersama anak-anaknya itu.
7. Star-Lord
Foto: People
Peter Quill alias Star-Lord adalah salah satu karakter paling dibenci di MCU. Dia dituding menjadi penyebab gagalnya upaya pertama Avengers untuk mengalahkan Thanos di Titan. Alih-alih membantu yang lain merebut Sarung Tangan Keabadian Mad Titan itu, Star-Lord malah berkali-kali memukuli wajah Thanos.
Star-Lord berdalih kalau dia dikendalikan amarah saat melakukan serangan itu terhadap Thanos setelah tahu kalau Thanos telah menumbalkan Gamora. Kesalahan Star-Lord itu harus dibayar mahal. Avengers gagal merebut Sarung Tangan Keabadian, Doctor Strange terpaksa menyerahkan Batu Waktu, dan Thanos akhirnya berhasil menjentikkan jarinya—meski ini juga ada peran kesalahan Thor.
8. Doctor Strange
Foto: Hindustan Times
Stephen Strange dan Tony Stark punya satu persamaan: sama-sama arogan dan terlalu percaya diri. Dalam kasus Strange, dia sangat percaya diri kalau dia adalah yang terbaik dan tidak butuh orang lain dalam hidupnya. Dan, dia salah.
Strange menyetir sambil berkomunikasi dengan asistennya. Akibatnya, dia kehilangan fokus dan mobilnya selip kemudian jatuh ke jurang. Akibat kecelakaan itu, dia kehilangan kemampuan pada jari-jarinya yang sangat penting untuk profesinya sebagai dokter bedah. Dia kemudian mengindahkan permintaan Wong dan tetap membaca mantra seperti yang diminta Peter Parker. Tapi, semuanya jadi kacau.
9. Black Widow
Foto: Hindustan Times
Ada satu kesalahan fatal yang dilakukan Natasha Romanoff sebagai Black Widow yang terus menghantuinya. Saat melakukan misi untuk menyergap pimpinan Red Room, Dreykov, Natasha memasang bom di kantor orang itu. Dia meledakkan kantor itu meski tahu di dalamnya ada anak Dreykov, Antonia. Kesalahan itu terus membayangi Black Widow. Dia harus menanggung beban rasa bersalah karena telah membunuh anak kecil yang tidak berdosa.
Namun, beberapa tahun kemudian, Natasha melakukan penebusan. Dia menyerang Dreykov dan akhirnya tahu kalau Antonia masih hidup. Meski dia lega, tapi itu tidak membuat segalanya jadi lebih baik. Dreykov mengubah Antonia menjadi mesin pembunuh yang harus dihentikan.
(alv)