Penyesalan Mikasa Tutup Attack on Titan Season 4 Part 2

Salah satu momen penting di episode penutup Attack on Titan season 4 part 2 adalah obrolan Mikasa dan Eren di puncak bukit. Momen ini bisa dibilang emosional dan, khususnya, pengubah kondisi. Adegan itu berakhir menjadi sebuah penyesalan besar Mikasa yang menutup cerita antara dia dan Eren.

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler Attack on Titan season 4 part 2 episode 87! Kalian sudah diperingatkan!

Episode ini juga menegaskan niat Eren dan apa yang membuatnya melakukan Rumbling. Sejak mencium tangan Historia di Season 3, Eren sudah bisa melihat apa yang terjadi di depan. Itulah yang membebani pikirannya. Selama berada di Marley, Eren selalu terlihat murung.

Eren sepertinya berusaha mencari jalan keluar dari masa depan gelap tersebut. Di tengah keputusasannya itu, Eren melihat tenda para pengungsi di bawah tebing. Eren pun meneteskan air mata. Lamunannya buyar ketika Mikasa datang menyusulnya.

Baca Juga

Titan Menyerang Marley, Konklusi Attack on Titan Dikuak pada 2023

Mikasa tiba di tebing itu dengan muka khawatir. Sejak tiba di Marley, Mikasa selalu menjaga dan mengawasi Eren. Jadi, ketika Eren tiba-tiba menghilang dari tempat pertemuan para prajurit Pasukan Pengintai dan keluarga Azumabito, Mikasa langsung pergi mencari Eren.

Hingga poin ini, Eren dan Mikasa belum pernah benar-benar bicara dari hati ke hati. Sudah bukan rahasia lagi kalau rasa sayang Mikasa kepada Eren lebih dari sekadar rasa sayang keluarga, teman, atau saudara. Mikasa mencintai Eren seperti seorang wanita mencintai seorang laki-laki.

“Aku ini apamu?” tanya Eren kepada Mikasa ketika mereka bertemu di atas tebing.

Mikasa kaget mendengar pertanyaan Eren itu. Dia tersipu malu dan jadi gugup. Mulutnya terbata-bata kesulitan menemukan kata. Sementara, Eren terus menatapnya.

“Keluarga,” jawab Mikasa.

Eren sepertinya kecewa dengan jawaban itu. Jawaban Mikasa bukanlah jawaban yang diharapkan. Ada indikasi kalau sebenarnya Eren pun menyimpan perasaan yang sama dengan Mikasa. Andai saja Mikasa tidak memberikan jawaban itu, ada kemungkinan kalau semuanya akan berubah. Eren tidak perlu melakukan Rumbling.

Jawaban Mikasa saat itu sepertinya menjadi titik balik Eren. Dia telah kehilangan semua harapan. Di masa terendahnya, satu-satunya orang yang selalu mendukungnya dan menjadi validasi atas semua langkahnya ternyata tidak memberinya jawaban yang memberinya setitik harapan. Sehari setelah perbincangan itu, Eren meninggalkan Mikasa dan teman-temannya.

Tapi, semuanya sudah terjadi. Mikasa menyesali jawabannya itu. Di atas geladak kapal yang membawanya dan teman-temannya ke Marley, ingatan Mikasa kembali ke masa itu. Ketika sedang mengingat semua, Mikasa sadar kalau saja dia memberikan jawaban lain, Eren mungkin masih ada bersamanya saat ini dan dia tidak perlu menghancurkan dunia.

Pertanyaanya adalah, apa yang akan terjadi jika Mikasa jujur kepada Eren tentang perasaanya. Mungkin itu akan membuatnya mencari solusi yang damai terhadap semua masalah yang ada. Ada kemungkinan kalau Eren sebenarnya mencari sesuatu yang bisa dia pegang sebelum membuat keputusan.

Baca Juga

7 Karakter Favorit Anime yang Dimatikan Terlalu Cepat

Pertanyaan Eren kepada Mikasa itu juga memperlihatkan betapa rapuhnya dia. Perasaan Eren kepada Mikasa mungkin bisa membuat Mikasa bicara kepadanya untuk mencari solusi bersama. Sebelumnya, obrolan terakhir mereka berdua adalah ketika Eren mengatakan kalau dia selalu membenci Mikasa. Ini tentu jauh dari pertanyaannya tentang bagaimana perasaan Mikasa kepadanya.

Jadi, apakah Eren ingin menghancurkan dunia karena dia patah hati? Entahlah. Tapi, jawaban yang diberikan Mikasa kepada Eren mungkin adalah kesalahan yang menghancurkan dunia lebih dari yang lainnya.