Film Pendek Lockdown, Memikat meski Serbaminimalis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lockdown adalah film pendek yang sangat menarik, disutradarai dan dibintangi oleh Muhammad Aditya Saputra. Dari judulnya saja sudah cukup membangun relasi dengan penonton yang hingga kini masih merasakan dampak pandemi.
Ada banyak film pendek berjudul mirip bahkan sama persis sepanjang masa pandemi ini. Namun, film satu ini menawarkan pendekatan yang sama sekali berbeda. Berkisah tentang seorang pria yang tak ingat apa-apa, terbangun dalam sebuah ruangan dan menyadari bahwa dirinya terkunci di dalam bersama pesawat radio yang mengabarkan berita buruk tentang keadaan dunia di luar.
Bisa ditebak, kondisi buruk yang terjadi adalah menyebarnya virus COVID-19. Secara bertahap, kita mengenali naik-turunnya perubahan situasi di luar ruangan terkait virus ini melalui siaran radio.
Dimulai dengan berita tentang keberadaan virus tersebut di luar negeri dan disinyalir telah masuk ke Indonesia, penemuan adanya korban COVID-19 yang terus meningkat, berbagai imbauan untuk menjaga diri dari serangan virus, kabar tentang para korban yang berhasil sembuh, hingga penurunan angka penularan.
Foto: Genflix
Tampilan sepanjang film dibuat hitam-putih, kecuali bagian depan pesawat radio kecil yang begitu menonjol dengan warna merahnya. Sangat mewakili nuansa kehidupan nyata selama pandemi yang kelam serta bagaimana kita demikian waspada mengikuti jalannya berita dari waktu ke waktu.
Baca Juga: 5 Istilah Kekerasan Emosional dalam Percintaan, Termasuk Ghosting
Ajaibnya, visual serbamonokrom ini bukannya membuat bosan, justru membantu kita berfokus pada perkembangan berita dan segala gerak-gerik sang tokoh utama dalam menyikapinya. Mungkin karena kualitas tinggi dari warna dan pengambilan gambar yang dilakukan.
Film pendek Lockdownsecara teknis benar-benar menerapkan keterbatasan dalam arti yang sesungguhnya, bukan hanya terpancar dari judul dan isi cerita. Penggunaan warna, lokasi yang cuma sepetak kamar, aktor yang hanya seorang, bahkan dialog yang sangat minimalis.
Ide ini sangat ekstrem untuk kategori film survival. Bahkan, dalam film Room(2015) pun masih ada pasangan ibu dan anak dalam sebuah ruangan. Sementara film Cast Away” (2000) masih memiliki lokasi pulau dan laut untuk eksplorasi. Juga tokoh dalam film Buried(2010) masih bisa berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain.
Foto: Genflix
Hebatnya, segala keterbatasan tersebut digarap dengan sangat teliti dan diramu dengan apik hingga sama sekali jauh dari kesan jenuh. Dinamika sang tokoh terasa demikian natural. Bukan melulu mengeluh, meratap, atau marah.
Baca Juga: 5 Karakter yang Dikenal Paling Arogan di Jagat Film Marvel
Dia demikian bertanggung jawab merawat diri dengan asupan, olahraga, informasi, bahkan hiburan. Sebuah pesan positif bagi kita dalam menjalani masa pandemi ini.
Hingga akhirnya, sebuah amplop cokelat yang secara rahasia tergantung di gagang pintu. Isi memberitahu sang tokoh tentang alasan dia dikurung, sekaligus hal selanjutnya yang akan dihadapinya selepas keluar dari kamar tersebut.
Farida Pane (Semarang)
Penikmat film dan anggota komunitas ISP Community
Ada banyak film pendek berjudul mirip bahkan sama persis sepanjang masa pandemi ini. Namun, film satu ini menawarkan pendekatan yang sama sekali berbeda. Berkisah tentang seorang pria yang tak ingat apa-apa, terbangun dalam sebuah ruangan dan menyadari bahwa dirinya terkunci di dalam bersama pesawat radio yang mengabarkan berita buruk tentang keadaan dunia di luar.
Bisa ditebak, kondisi buruk yang terjadi adalah menyebarnya virus COVID-19. Secara bertahap, kita mengenali naik-turunnya perubahan situasi di luar ruangan terkait virus ini melalui siaran radio.
Dimulai dengan berita tentang keberadaan virus tersebut di luar negeri dan disinyalir telah masuk ke Indonesia, penemuan adanya korban COVID-19 yang terus meningkat, berbagai imbauan untuk menjaga diri dari serangan virus, kabar tentang para korban yang berhasil sembuh, hingga penurunan angka penularan.
Foto: Genflix
Tampilan sepanjang film dibuat hitam-putih, kecuali bagian depan pesawat radio kecil yang begitu menonjol dengan warna merahnya. Sangat mewakili nuansa kehidupan nyata selama pandemi yang kelam serta bagaimana kita demikian waspada mengikuti jalannya berita dari waktu ke waktu.
Baca Juga: 5 Istilah Kekerasan Emosional dalam Percintaan, Termasuk Ghosting
Ajaibnya, visual serbamonokrom ini bukannya membuat bosan, justru membantu kita berfokus pada perkembangan berita dan segala gerak-gerik sang tokoh utama dalam menyikapinya. Mungkin karena kualitas tinggi dari warna dan pengambilan gambar yang dilakukan.
Film pendek Lockdownsecara teknis benar-benar menerapkan keterbatasan dalam arti yang sesungguhnya, bukan hanya terpancar dari judul dan isi cerita. Penggunaan warna, lokasi yang cuma sepetak kamar, aktor yang hanya seorang, bahkan dialog yang sangat minimalis.
Ide ini sangat ekstrem untuk kategori film survival. Bahkan, dalam film Room(2015) pun masih ada pasangan ibu dan anak dalam sebuah ruangan. Sementara film Cast Away” (2000) masih memiliki lokasi pulau dan laut untuk eksplorasi. Juga tokoh dalam film Buried(2010) masih bisa berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain.
Foto: Genflix
Hebatnya, segala keterbatasan tersebut digarap dengan sangat teliti dan diramu dengan apik hingga sama sekali jauh dari kesan jenuh. Dinamika sang tokoh terasa demikian natural. Bukan melulu mengeluh, meratap, atau marah.
Baca Juga: 5 Karakter yang Dikenal Paling Arogan di Jagat Film Marvel
Dia demikian bertanggung jawab merawat diri dengan asupan, olahraga, informasi, bahkan hiburan. Sebuah pesan positif bagi kita dalam menjalani masa pandemi ini.
Hingga akhirnya, sebuah amplop cokelat yang secara rahasia tergantung di gagang pintu. Isi memberitahu sang tokoh tentang alasan dia dikurung, sekaligus hal selanjutnya yang akan dihadapinya selepas keluar dari kamar tersebut.
Farida Pane (Semarang)
Penikmat film dan anggota komunitas ISP Community
(ita)