Review Film The 355: Ide Ceritanya Oke, Penuh Aksi Jagoan Wanita

Rabu, 12 Januari 2022 - 18:18 WIB
loading...
Review Film The 355: Ide Ceritanya Oke, Penuh Aksi Jagoan Wanita
The 355 dipenuhi aksi lima wanita yang sebagian besar adalah mata-mata. Aksi mereka cukup membuat film ini mengasyikkan untuk ditonton meski plotnya kurang. (Foto-Foto: Universal Pictures)
A A A
Film The 355 mengangkat tema menarik: 5 jagoan wanita yang bahu membahu untuk menyelamatkan dunia. Mereka cerdas, menarik, dan berbahaya. Namun, apakah itu cukup untuk membuat film ini menarik untuk ditonton?

Menampilkan Jessica Chastain, Penélope Cruz, Fan Bingbing, Diane Kruger, dan Lupita Nyong'o, The 355 terlihat menjanjikan. Aktris-aktris ini punya kemampuan akting yang tak diragukan lagi. Chemistry di antara mereka pun cukup lumayan. Sayang, eksekusi film ini tidak sesuai ekspektasi.

The 355 mengisahkan tentang dua agen CIA, Mace (Jessica Chastain) dan Nick (Sebastian Stan) yang ditugaskan untuk mendapatkan kembali sebuah gawai yang dibawa lari seorang agen intelijen Kolombia. Agen bernama Luis itu meminta USD3 juta untuk ditukarkan dengan gawai itu dengan lokasi penukaran di Paris.



Mace dan Nick menyamar sebagai pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu. Namun, misi itu gagal akibat kehadiran Marie (Diane Kruger), agen BND Jerman, yang juga ingin mendapatkan gawai tersebut. Luis pun kabur dan kembali ke hotelnya. Di hotel, dia ditemui terapisnya, Graciela (Penelope Cruz), yang merayunya agar mau kembali ke Kolombia.

Mace kemudian pergi menemui temannya, Khadijah (Lupita Nyong’o), mantan agen M16, di London. Khadijah setuju membantu Mace dan mereka pun pergi ke Paris untuk merebut gawai itu dari Luis. Namun, misi itu gagal setelah Luis tewas dibunuh dan gawai itu dibawa lari orang lain yang juga mengincar benda itu.
Review Film The 355: Ide Ceritanya Oke, Penuh Aksi Jagoan Wanita

Keempat wanita itu akhirnya sepakat bekerja sama untuk merebut kembali gawai tersebut. Twist pun terus berlanjut sampai mereka bertemu agen MSS bernama Lin Min Seng (Fan Bingbing). Kelima wanita ini pun terus berusaha merebut gawai tersebut dari tangan orang yang salah.

Harus diakui, aksi yang ditampilkan di film besutan Simon Kinberg ini lumayan seru. Sayangnya, alur plotnya berasa seperti roller coaster. Naik, turun, naik, turun, seperti tidak ada habis-habisnya.

Film ini punya banyak klimaks dengan konklusi yang jelas di masing-masing klimaks. Tapi, entah kenapa, terasa dipanjang-panjangkan. Ceritanya pun jadi tidak karuan. Padahal, dengan sederet bintang besar di dalamnya, film ini seharusnya mendapatkan perlakuan plot yang lebih baik dan lebih layak.
Review Film The 355: Ide Ceritanya Oke, Penuh Aksi Jagoan Wanita

Apalagi, chemistry di antara para pemainnya, kecuali Fan Bingbing, lumayan terjalin dengan baik. Masalah dengan karakter Fan adalah dia tampil sebagai sosok agen China yang kaku. Dia tidak punya emosi dan sepertinya memang dibuat seperti itu. Jadi, chemistry-nya dengan pemain lain tidak terlihat. Dia juga menjadi sosok yang paling aneh di antara mereka, meskipun, dia adalah kunci dari penyelesaian masalah di film ini.

The 355, meskipun bertabur bintang, jadi film yang terasa tumpul. Adegan laga serunya tidak bisa membantu membuat film ini jadi lebih baik karena eksekusi plotnya yang tidak bagus. Alurnya yang turun naik membuat film ini jadi terasa seperti nonton serial 13 episode dengan satu episode sepanjang 50 menit yang dipadatkan menjadi 124 menit, atau 2 jam 4 menit.
Review Film The 355: Ide Ceritanya Oke, Penuh Aksi Jagoan Wanita

Padahal, harus diakui, ide untuk menampilkan 5 jagoan wanita ini sangatlah menarik. Sangat jarang film yang menampilkan deretan perempuan-perempuan tangguh sebagai jagoannya dalam satu tim. Apalagi, kelima wanita ini punya sifat dan kemampuan masing-masing yang saling melengkapi. Bisa jadi franchise di masa depan kalau digarap dengan baik. Sayang, karena plot yang dangkal dan pengembangan cerita yang jalan di tempat, The 355 jadi tidak menarik lagi.



Angka 355 adalah kode agen mata-mata wanita di masa Revolusi Amerika. Dia adalah agen wanita pertama dan identitasnya tidak pernah diketahui. Ini tentu berbeda dengan yang terjadi di film. Identitas wanita-wanita ini banyak dikenal dan mereka bekerja sama dalam satu tim, bukan satu orang tunggal. Kalau pun masing-masing dianggap sebagai mata-mata seperti 355, busur cerita karakter mereka masih banyak lubangnya.

The 355 adalah sebuah kekecewaan. Film ini tidak menampilkan apa yang diharapkan dari sebuah film mata-mata, sesuai judulnya. Eksekusinya yangkurang nendang membuatnya jadi tumpul. Jadi, tontonlah dengan risiko tanggung sendiri.

The 355 sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan kalian. Tetap patuhi protokol kesehatan selama film ini diputar! Selamat menyaksikan!

(alv)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2368 seconds (0.1#10.140)