5 Pelajaran Hidup dari Kasus Hinaan Jae DAY6 kepada Jamie
loading...
A
A
A
Dalam kasus Jae dan Jamie, netizen memang sudah lebih dulu mengatakan bahwa lelucon Jae sangat kasar. Namun kita baru bisa memastikan bahwa lelucon itu sangat buruk setelah orang yang ditertawakan ternyata juga terhina dengan ucapan tersebut.
3. Tahu Perbedaan Bahasa dan Istilah
Foto: Gowithus
Dalam permohoan maafnya, Jae berdalih bahwa ada kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah yang digunakannya. Terlepas dari benar atau tidaknya perkataan Jae, sangat penting untuk kita memahami istilah yang kita pakai dalam sebuah percakapan.
Sering kali, terutama di media sosial, kita memakai istilah-istilah asing yang belum tentu semua orang tahu atau sepakat dengan definisi, konteks, maupun konotasinya (positif atau negatif). Bahkan, kita pun mungkin tidak paham dengan istilah atau kata yang kita gunakan. Karena itulah, demi menjaga etika berkomunikasi, hindari kata atau istilah yang bisa memicu kesalahpahaman.
4. Jangan Seperti Keledai yang Bodoh
Foto: Freepik
Ada pepatah klasik yang berbunyi "Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali". Maksudnya adalah hanya orang bodoh atau bebal yang bisa melakukan kesalahan yang sama sampai dua kali atau lebih.
Ini bukan pertama kalinya Jae terperosok dalam kontroversi saat ia sedang bercanda. Sebelumnya, ia juga pernah menghapus akun Twitch-nya gara-gara pada Maret 2021, ia menyebut kalimat "sugar daddy" dan menunjukkan adegan animasi mirip aktivitas seksual dalam siaran streaming-nya.
Saat itu, Jae juga meminta maaf, bahkan menghapus akun Twitch-nya. Namun saat ia membuka akun lagi di aplikasi yang sama, peristiwa kontroversi yang mirip kembali terulang.
Baca Juga: 10 Lagu Opening Anime yang Dinyanyikan Idol K-Pop
5. Semakin Terkenal, Semakin Besar Tanggung Jawab
Foto: Freepik
Banyak yang ingin menjadi sosok terkenal, influencer, atau setidaknya punya banyak follower di media sosial. Ini tentu menyenangkan, dan tidak salah.
Namun banyak yang suka lupa bahwa dengan semakin banyaknya "pengikut", maka semakin besar pula tanggung jawab yang mesti dipikul. Setiap kata dan perilaku yang disampaikan harus dijaga, terlebih yang disampaikan secara publik, karena akan memberi dampak yang luas dan berpengaruh bagi para "pengikut" maupun orang lain yang melihat atau membacanya.
Di Indonesia, belum lama ini juga terjadi kasus seorang influencer yang menyebarkan komunikasi lewat DM antara dirinya dan seseorang yang bercanda minta jasanya untuk menjadi joki. Alih-alih mendapat dukungan netizen, sang influencer justru diserang karena dianggap menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyerang orang yang jauh lebih muda dan lemah.
Jadi sekali lagi, berhati-hatilah dalam berucap dan berpeilaku, terutama jika ucapan tersebut sudah membawa-bawa nama orang lain.
3. Tahu Perbedaan Bahasa dan Istilah
Foto: Gowithus
Dalam permohoan maafnya, Jae berdalih bahwa ada kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah yang digunakannya. Terlepas dari benar atau tidaknya perkataan Jae, sangat penting untuk kita memahami istilah yang kita pakai dalam sebuah percakapan.
Sering kali, terutama di media sosial, kita memakai istilah-istilah asing yang belum tentu semua orang tahu atau sepakat dengan definisi, konteks, maupun konotasinya (positif atau negatif). Bahkan, kita pun mungkin tidak paham dengan istilah atau kata yang kita gunakan. Karena itulah, demi menjaga etika berkomunikasi, hindari kata atau istilah yang bisa memicu kesalahpahaman.
4. Jangan Seperti Keledai yang Bodoh
Foto: Freepik
Ada pepatah klasik yang berbunyi "Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali". Maksudnya adalah hanya orang bodoh atau bebal yang bisa melakukan kesalahan yang sama sampai dua kali atau lebih.
Ini bukan pertama kalinya Jae terperosok dalam kontroversi saat ia sedang bercanda. Sebelumnya, ia juga pernah menghapus akun Twitch-nya gara-gara pada Maret 2021, ia menyebut kalimat "sugar daddy" dan menunjukkan adegan animasi mirip aktivitas seksual dalam siaran streaming-nya.
Saat itu, Jae juga meminta maaf, bahkan menghapus akun Twitch-nya. Namun saat ia membuka akun lagi di aplikasi yang sama, peristiwa kontroversi yang mirip kembali terulang.
Baca Juga: 10 Lagu Opening Anime yang Dinyanyikan Idol K-Pop
5. Semakin Terkenal, Semakin Besar Tanggung Jawab
Foto: Freepik
Banyak yang ingin menjadi sosok terkenal, influencer, atau setidaknya punya banyak follower di media sosial. Ini tentu menyenangkan, dan tidak salah.
Namun banyak yang suka lupa bahwa dengan semakin banyaknya "pengikut", maka semakin besar pula tanggung jawab yang mesti dipikul. Setiap kata dan perilaku yang disampaikan harus dijaga, terlebih yang disampaikan secara publik, karena akan memberi dampak yang luas dan berpengaruh bagi para "pengikut" maupun orang lain yang melihat atau membacanya.
Di Indonesia, belum lama ini juga terjadi kasus seorang influencer yang menyebarkan komunikasi lewat DM antara dirinya dan seseorang yang bercanda minta jasanya untuk menjadi joki. Alih-alih mendapat dukungan netizen, sang influencer justru diserang karena dianggap menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyerang orang yang jauh lebih muda dan lemah.
Jadi sekali lagi, berhati-hatilah dalam berucap dan berpeilaku, terutama jika ucapan tersebut sudah membawa-bawa nama orang lain.
(ita)