5 Pelajaran Hidup dari Kasus Hinaan Jae DAY6 kepada Jamie
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jae DAY6 alias eaJ kembali jadi perbincangan, kali ini gara-gara kalimat tidak simpatik yang diucapkannya kepada solois perempuan Jamie, yang selama ini dianggap sebagai teman baiknya.
Kejadian ini bermula saat Jae melakukan siaran langsung di aplikasi streaming Twitch pada Minggu (9/1). Dalam siaran itu, penyanyi yang baru saja keluar dari agensi JYP Entertainment itu menyebut Jamie dengan istilah "thot".
"Oke, karena sekarang aku sudah tidak di K-pop lagi, jadi aku bisa bilang ini. Kenapa Jamie sekarang berusaha jadi kayak thot? Ya, aku beneran ngomong ini, kasih tahu dia! Kasih tahu dia!," kata Jae sambil setelah itu tertawa terbahak-bahak.
Menurut urbandictionary.com, thot adalah istilah untuk menyebut "perempuan yang menggunakan tubuhnya untuk menarik perhatian para pria. Istilah ini sering dipakai untuk menyebut para streamer perempuan di Twitch yang menggunakan taktik tersebut".
Baca Juga: Jae dan JYP Beri Pernyataan Berbeda soal Keluar dari DAY6, Ini Sederet Masalah yang Pernah Terjadi
Netizen yang mendengar ini lantas menyebarkan cuplikan ucapan Jae tersebut ke media sosial, dan Jamie pun meresponsnya dengan rasa kecewa mendalam karena ia menganggap Jae sebagai temannya. "Aku benci ketika perempuan menjadi subyek humor pria..," tulisnya di akun Twitter-nya.
Jae lantas meminta maaf lewat akun Twitter-nya, dengan mengatakan bahwa ia tidak bermaksud mengatakan hal buruk tersebut, dan yang ia maksud sebenarnya adalah "baddie". Istilah ini kurang lebih sama dengan "keren" atau "badass".
Meski begitu, netizen menganggap Jae hanya berkilah karena dia fasih berbahasa Inggris, besar dan kuliah di Amerika Serikat, dan pasti paham dengan perbedaan istilah gaul tersebut.
Nah, dari kasus ini, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup yang bisa menjadi panduan dalam hubungan sosialmu dengan orang lain.
1. Jangan Berlebihan Memuja Idol
Foto: JYP Entertainment
Setelah kejadian ini, banyak penggemar Jae yang merasa kecewa dengan perilakunya. Sebagian mengatakan bahwa mereka rindu pada Jae DAY6, bukan eaJ (nama saat ia melakukan proyek solo). Sementara netizen lainnya mengatakan bahwa Jae DAY6 sudah mati karena ia adalah karakter buatan agensi.
Perkataan ini ada benarnya, karena banyak penggemar yang tidak bisa membedakan antara sosok idol atau selebritas di depan kamera dan di luar kamera.
Sering terjadi, idol yang dipuja adalah karakter atau persona yang diciptakan oleh agensi, bukan karakter asli dari sosok yang bersangkutan. Inilah yang membuat para penggemar jadi menuntut sang idol untuk berlaku sempurna layaknya malaikat. Saat akhirnya sang idol melakukan perbuatan buruk, rasa kecewa langsung membuncah.
Jadi, sangat penting untuk menyukai idol dalam takaran yang sewajarnya alias harus realistis. Jangan berekspektasi berlebihan pada manusia, apalagi pada selebritas yang hidupnya juga penuh tekanan.
2. Tahu Batasan dalam Bercanda, meskipun kepada Teman Dekat
Foto: Getty Images
Jae dan Jamie saling mengenal secara pribadi dan sering disebut berteman dekat karena mereka dulunya berada dalam satu agensi. Ada kemungkinan, Jae merasa bahwa sebagai teman dekat Jamie, perempuan itu bisa menerima leluconnya. Namun kenyataannya tidak begitu.
Karena itulah, sangat penting untuk mengetahui batasan dalam bercanda atau melempar humor, termasuk pada teman dekat atau sahabat. Seringkali karena sudah terbiasa bercanda, kita lepas kontrol dan mengatakan hal-hal buruk tentang teman kita.
Sang teman bisa saja meresponsnya dengan ikut tertawa, tapi tidak pernah ada yang tahu perasaan dia yang sebenarnya saat mendengar lelucon buruk tentangnya diucapkan di depan orang banyak.
Dalam kasus Jae dan Jamie, netizen memang sudah lebih dulu mengatakan bahwa lelucon Jae sangat kasar. Namun kita baru bisa memastikan bahwa lelucon itu sangat buruk setelah orang yang ditertawakan ternyata juga terhina dengan ucapan tersebut.
3. Tahu Perbedaan Bahasa dan Istilah
Foto: Gowithus
Dalam permohoan maafnya, Jae berdalih bahwa ada kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah yang digunakannya. Terlepas dari benar atau tidaknya perkataan Jae, sangat penting untuk kita memahami istilah yang kita pakai dalam sebuah percakapan.
Sering kali, terutama di media sosial, kita memakai istilah-istilah asing yang belum tentu semua orang tahu atau sepakat dengan definisi, konteks, maupun konotasinya (positif atau negatif). Bahkan, kita pun mungkin tidak paham dengan istilah atau kata yang kita gunakan. Karena itulah, demi menjaga etika berkomunikasi, hindari kata atau istilah yang bisa memicu kesalahpahaman.
4. Jangan Seperti Keledai yang Bodoh
Foto: Freepik
Ada pepatah klasik yang berbunyi "Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali". Maksudnya adalah hanya orang bodoh atau bebal yang bisa melakukan kesalahan yang sama sampai dua kali atau lebih.
Ini bukan pertama kalinya Jae terperosok dalam kontroversi saat ia sedang bercanda. Sebelumnya, ia juga pernah menghapus akun Twitch-nya gara-gara pada Maret 2021, ia menyebut kalimat "sugar daddy" dan menunjukkan adegan animasi mirip aktivitas seksual dalam siaran streaming-nya.
Saat itu, Jae juga meminta maaf, bahkan menghapus akun Twitch-nya. Namun saat ia membuka akun lagi di aplikasi yang sama, peristiwa kontroversi yang mirip kembali terulang.
Baca Juga: 10 Lagu Opening Anime yang Dinyanyikan Idol K-Pop
5. Semakin Terkenal, Semakin Besar Tanggung Jawab
Foto: Freepik
Banyak yang ingin menjadi sosok terkenal, influencer, atau setidaknya punya banyak follower di media sosial. Ini tentu menyenangkan, dan tidak salah.
Namun banyak yang suka lupa bahwa dengan semakin banyaknya "pengikut", maka semakin besar pula tanggung jawab yang mesti dipikul. Setiap kata dan perilaku yang disampaikan harus dijaga, terlebih yang disampaikan secara publik, karena akan memberi dampak yang luas dan berpengaruh bagi para "pengikut" maupun orang lain yang melihat atau membacanya.
Di Indonesia, belum lama ini juga terjadi kasus seorang influencer yang menyebarkan komunikasi lewat DM antara dirinya dan seseorang yang bercanda minta jasanya untuk menjadi joki. Alih-alih mendapat dukungan netizen, sang influencer justru diserang karena dianggap menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyerang orang yang jauh lebih muda dan lemah.
Jadi sekali lagi, berhati-hatilah dalam berucap dan berpeilaku, terutama jika ucapan tersebut sudah membawa-bawa nama orang lain.
Kejadian ini bermula saat Jae melakukan siaran langsung di aplikasi streaming Twitch pada Minggu (9/1). Dalam siaran itu, penyanyi yang baru saja keluar dari agensi JYP Entertainment itu menyebut Jamie dengan istilah "thot".
"Oke, karena sekarang aku sudah tidak di K-pop lagi, jadi aku bisa bilang ini. Kenapa Jamie sekarang berusaha jadi kayak thot? Ya, aku beneran ngomong ini, kasih tahu dia! Kasih tahu dia!," kata Jae sambil setelah itu tertawa terbahak-bahak.
Menurut urbandictionary.com, thot adalah istilah untuk menyebut "perempuan yang menggunakan tubuhnya untuk menarik perhatian para pria. Istilah ini sering dipakai untuk menyebut para streamer perempuan di Twitch yang menggunakan taktik tersebut".
Baca Juga: Jae dan JYP Beri Pernyataan Berbeda soal Keluar dari DAY6, Ini Sederet Masalah yang Pernah Terjadi
Netizen yang mendengar ini lantas menyebarkan cuplikan ucapan Jae tersebut ke media sosial, dan Jamie pun meresponsnya dengan rasa kecewa mendalam karena ia menganggap Jae sebagai temannya. "Aku benci ketika perempuan menjadi subyek humor pria..," tulisnya di akun Twitter-nya.
Jae lantas meminta maaf lewat akun Twitter-nya, dengan mengatakan bahwa ia tidak bermaksud mengatakan hal buruk tersebut, dan yang ia maksud sebenarnya adalah "baddie". Istilah ini kurang lebih sama dengan "keren" atau "badass".
Meski begitu, netizen menganggap Jae hanya berkilah karena dia fasih berbahasa Inggris, besar dan kuliah di Amerika Serikat, dan pasti paham dengan perbedaan istilah gaul tersebut.
Nah, dari kasus ini, ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup yang bisa menjadi panduan dalam hubungan sosialmu dengan orang lain.
1. Jangan Berlebihan Memuja Idol
Foto: JYP Entertainment
Setelah kejadian ini, banyak penggemar Jae yang merasa kecewa dengan perilakunya. Sebagian mengatakan bahwa mereka rindu pada Jae DAY6, bukan eaJ (nama saat ia melakukan proyek solo). Sementara netizen lainnya mengatakan bahwa Jae DAY6 sudah mati karena ia adalah karakter buatan agensi.
Perkataan ini ada benarnya, karena banyak penggemar yang tidak bisa membedakan antara sosok idol atau selebritas di depan kamera dan di luar kamera.
Sering terjadi, idol yang dipuja adalah karakter atau persona yang diciptakan oleh agensi, bukan karakter asli dari sosok yang bersangkutan. Inilah yang membuat para penggemar jadi menuntut sang idol untuk berlaku sempurna layaknya malaikat. Saat akhirnya sang idol melakukan perbuatan buruk, rasa kecewa langsung membuncah.
Jadi, sangat penting untuk menyukai idol dalam takaran yang sewajarnya alias harus realistis. Jangan berekspektasi berlebihan pada manusia, apalagi pada selebritas yang hidupnya juga penuh tekanan.
2. Tahu Batasan dalam Bercanda, meskipun kepada Teman Dekat
Foto: Getty Images
Jae dan Jamie saling mengenal secara pribadi dan sering disebut berteman dekat karena mereka dulunya berada dalam satu agensi. Ada kemungkinan, Jae merasa bahwa sebagai teman dekat Jamie, perempuan itu bisa menerima leluconnya. Namun kenyataannya tidak begitu.
Karena itulah, sangat penting untuk mengetahui batasan dalam bercanda atau melempar humor, termasuk pada teman dekat atau sahabat. Seringkali karena sudah terbiasa bercanda, kita lepas kontrol dan mengatakan hal-hal buruk tentang teman kita.
Sang teman bisa saja meresponsnya dengan ikut tertawa, tapi tidak pernah ada yang tahu perasaan dia yang sebenarnya saat mendengar lelucon buruk tentangnya diucapkan di depan orang banyak.
Dalam kasus Jae dan Jamie, netizen memang sudah lebih dulu mengatakan bahwa lelucon Jae sangat kasar. Namun kita baru bisa memastikan bahwa lelucon itu sangat buruk setelah orang yang ditertawakan ternyata juga terhina dengan ucapan tersebut.
3. Tahu Perbedaan Bahasa dan Istilah
Foto: Gowithus
Dalam permohoan maafnya, Jae berdalih bahwa ada kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah yang digunakannya. Terlepas dari benar atau tidaknya perkataan Jae, sangat penting untuk kita memahami istilah yang kita pakai dalam sebuah percakapan.
Sering kali, terutama di media sosial, kita memakai istilah-istilah asing yang belum tentu semua orang tahu atau sepakat dengan definisi, konteks, maupun konotasinya (positif atau negatif). Bahkan, kita pun mungkin tidak paham dengan istilah atau kata yang kita gunakan. Karena itulah, demi menjaga etika berkomunikasi, hindari kata atau istilah yang bisa memicu kesalahpahaman.
4. Jangan Seperti Keledai yang Bodoh
Foto: Freepik
Ada pepatah klasik yang berbunyi "Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali". Maksudnya adalah hanya orang bodoh atau bebal yang bisa melakukan kesalahan yang sama sampai dua kali atau lebih.
Ini bukan pertama kalinya Jae terperosok dalam kontroversi saat ia sedang bercanda. Sebelumnya, ia juga pernah menghapus akun Twitch-nya gara-gara pada Maret 2021, ia menyebut kalimat "sugar daddy" dan menunjukkan adegan animasi mirip aktivitas seksual dalam siaran streaming-nya.
Saat itu, Jae juga meminta maaf, bahkan menghapus akun Twitch-nya. Namun saat ia membuka akun lagi di aplikasi yang sama, peristiwa kontroversi yang mirip kembali terulang.
Baca Juga: 10 Lagu Opening Anime yang Dinyanyikan Idol K-Pop
5. Semakin Terkenal, Semakin Besar Tanggung Jawab
Foto: Freepik
Banyak yang ingin menjadi sosok terkenal, influencer, atau setidaknya punya banyak follower di media sosial. Ini tentu menyenangkan, dan tidak salah.
Namun banyak yang suka lupa bahwa dengan semakin banyaknya "pengikut", maka semakin besar pula tanggung jawab yang mesti dipikul. Setiap kata dan perilaku yang disampaikan harus dijaga, terlebih yang disampaikan secara publik, karena akan memberi dampak yang luas dan berpengaruh bagi para "pengikut" maupun orang lain yang melihat atau membacanya.
Di Indonesia, belum lama ini juga terjadi kasus seorang influencer yang menyebarkan komunikasi lewat DM antara dirinya dan seseorang yang bercanda minta jasanya untuk menjadi joki. Alih-alih mendapat dukungan netizen, sang influencer justru diserang karena dianggap menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyerang orang yang jauh lebih muda dan lemah.
Jadi sekali lagi, berhati-hatilah dalam berucap dan berpeilaku, terutama jika ucapan tersebut sudah membawa-bawa nama orang lain.
(ita)