Seperti Attack on Titan, 5 Anime Ini juga Dilarang Tayang

Bagi penyuka anime, tentu tidak asing dengan Attack on Titan , anime adaptasi dari manga karya Hajime Isayama. Sayangnya, Attack on Titan dilarang tayang di beberapa negara, salah satunya China. Attack on Titan dinilai mengandung terlalu banyak adegan kekerasan dan kebrutalan.

Nah, selain Attack on Titan, daftar anime di bawah ini juga ikut diboikot di beberapa negara karena kebrutalannya. Apa saja? Simak ulasan berikut.

Baca Juga

5 Tips untuk Penonton Pemula Anime Attack on Titan

1. Death Note

Anime Death Note dilarang tayang di China, sejumlah wilayah di Amerika Serikat, dan Rusia. Kontroversi pelarangan tayang Death Note dimulai dari kekhawatiran orang tua yang takut anak-anaknya melakukan tindak pembunuhan kepada teman yang tidak mereka sukai.

Death Note menceritakan tentang pemeran utamanya yang menulis daftar orang yang mereka benci pada sebuah buku catatan. Nantinya, orang yang namanya ditulis, akan menemui ajal.

2. Tokyo Ghoul

Masih di wilayah China, anime Tokyo Ghoul juga ikut dilarang karena menampilkan sejumlah adegan kekerasan kepada pihak berwenang, seperti polisi atau militer. Tak hanya itu, Tokyo Ghoul membuat tren baru di kalangan remaja untuk menyakiti diri sendiri.

3. Black Butler

China melarang penayangan anime Black Butler karena dinilai mengandung unsur kekerasan dan gore. Selain itu, Black Butler juga menayangkan unsur kriminalitas yang cukup banyak. Maka dari itu, China melarang penayangan Black Butler.

4. Inuyasha

Inuyasha menceritakan tentang perkelahian Kagome dengan siluman di dunia Sengoku. Anime ini sempat dilarang tayang di Indonesia karena mengandung unsur kekerasan, terlebih ketika adegan perkelahian dengan siluman.

Baca Juga

5 Fakta Menarik Attack on Titan yang Wajib Kamu Tahu

5. Blood C

Blood C dilarang tayang di China. Anime yang terdiri dari dua belas episode ini menceritakan kisah seorang pelajar perempuan yang lihai menggunakan pedang. Nantinya, perempuan ini harus bertarung dengan monster yang mengganggu kotanya.

Shahra Putri Handayani
Kontributor GenSINDO
GFCPoliteknik Negeri Jakarta