7 Mitos Terkait Hal Mistis yang Menyeramkan di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budaya di Indonesia kental dengan dunia mistis atau alam gaib. Mitos dan kisah seram berkembang dari mulut ke mulut dan masih dipercaya hingga kini.
Dari lokasi-lokasi yang menyeramkan hingga mitos alam gaib, semua cerita-cerita ini menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Tentu saja ada yang tidak mempercayai, meski begitu cerita-cerita ini tetap berkembang dan diyakini sebagian orang, dan tentunya sulit hilang.
Berikut tujuh mitos yang berkembang di masyarakat terkait hal mistis .
1. MENGINJAK CANANG SARI ATAU SAJEN DI BALI BISA CELAKA
Foto:Kristina Ang/Flickr
Canang sari atau sajen merupakan tanda ucapan syukur umat Hindu yang berada di Bali kepada penciptanya. Sajen ini biasanya diletakkan di sudut ruangan dan di pinggir jalan. Konon, yang sengaja menginjak canang sari atau sajen tersebut akan mendapat celaka.
2. LARANGAN MENGGUNAKAN BAJU HIJAU DI PANTAI SELATAN
Foto: Asmara Dewo/Flickr
Mitos yang beredar menyatakan siapa pun yang menggunakan baju hijau ke Pantai Selatan akan meninggal karena tenggelam tergulung ombak. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul, selalu mengenakan pakaian serba hijau dan ia akan mengambil siapa pun yang berbaju hijau karena tidak mau tersaingi.
3. MENGUCAPKAN KATA “LADA” DI GUA JEPANG DAN GUA BELANDA DAGO PAKAR
Foto: Endang Wahyuningsih/Flickr
Sebagai gua peninggalan Jepang dan Belanda yang bernilai sejarah, gua ini pun tak luput dari mitos seramnya. Salah satunya adalah jangan mengucapkan kata "lada" ketika berkunjung ke sana. Kabarnya, yang mengucapkan kata “lada” akan diganggu makhluk halus bahkan bisa sampai kesurupan.
Baca Juga: Mitos 6 Tumbuhan Pengusir Hantu, Kamu Pernah Coba?
4. JANGAN MENYANYIKAN LAGU GUGUR BUNGA DI BUNDARAN TEKNIK UGM
Foto: Dok. FT-UGM
Salah satu mitos terkenal terkait hal gaib di UGM adalah jangan menyanyikan lagu "Gugur Bunga" saat melintasi Bundaran Teknik kampus UGM karena diyakini hantu penunggu Bundaran Teknik tak segan-segan menampakkan diri.
5. PANTANG MENDAKI GUNUNG LAWU DENGAN JUMLAH GANJIL
Foto: Asia Travel Gate
Gunung Lawu menjadi gunung yang ramai diperbincangkan karena hal mistisnya. Salah satunya adalah jangan pernah mendaki dengan jumlah ganjil karena nantinya akan ditemani oleh satu mahkluk gaib atau salah satu dari rombongan tersebut akan hilang untuk menggenapkan pasukan pendakian.
6. LARANGAN MENIKAH DI BULAN SURO DALAM ADAT JAWA
Foto:Temanggung Com/Flickr
Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro dipercaya sebagai bagian dari Pati Dina atau hari yang buruk untuk mengadakan hajatan, salah satunya pernikahan. Mereka percaya, siapa saja yang melanggar kepercayaan ini, berarti ia telah mengundang bala ke kehidupannya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Pendek di YouTube untuk Ditonton Akhir Pekan
7. MEMBUNYIKAN KLAKSON BILA MELEWATI KAWASAN ANGKER
Foto:Jmek4440/Flickr
Setiap melewati kawasan angker tertentu seperti pemakaman, jembatan, dan terowongan, biasanya orang-orang akan membunyikan klakson kendaraannya. Hal ini bertujuan sebagai ucapan permisi karena akan melewati tempat tersebut. Mitosnya, apabila pengendara lupa membunyikan klakson, maka penghuni kawasan itu akan mengganggu sisa perjalanan si pengendara.
GenSINDO
Diyanah Syafiah
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Dari lokasi-lokasi yang menyeramkan hingga mitos alam gaib, semua cerita-cerita ini menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Tentu saja ada yang tidak mempercayai, meski begitu cerita-cerita ini tetap berkembang dan diyakini sebagian orang, dan tentunya sulit hilang.
Berikut tujuh mitos yang berkembang di masyarakat terkait hal mistis .
1. MENGINJAK CANANG SARI ATAU SAJEN DI BALI BISA CELAKA
Foto:Kristina Ang/Flickr
Canang sari atau sajen merupakan tanda ucapan syukur umat Hindu yang berada di Bali kepada penciptanya. Sajen ini biasanya diletakkan di sudut ruangan dan di pinggir jalan. Konon, yang sengaja menginjak canang sari atau sajen tersebut akan mendapat celaka.
2. LARANGAN MENGGUNAKAN BAJU HIJAU DI PANTAI SELATAN
Foto: Asmara Dewo/Flickr
Mitos yang beredar menyatakan siapa pun yang menggunakan baju hijau ke Pantai Selatan akan meninggal karena tenggelam tergulung ombak. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul, selalu mengenakan pakaian serba hijau dan ia akan mengambil siapa pun yang berbaju hijau karena tidak mau tersaingi.
3. MENGUCAPKAN KATA “LADA” DI GUA JEPANG DAN GUA BELANDA DAGO PAKAR
Foto: Endang Wahyuningsih/Flickr
Sebagai gua peninggalan Jepang dan Belanda yang bernilai sejarah, gua ini pun tak luput dari mitos seramnya. Salah satunya adalah jangan mengucapkan kata "lada" ketika berkunjung ke sana. Kabarnya, yang mengucapkan kata “lada” akan diganggu makhluk halus bahkan bisa sampai kesurupan.
Baca Juga: Mitos 6 Tumbuhan Pengusir Hantu, Kamu Pernah Coba?
4. JANGAN MENYANYIKAN LAGU GUGUR BUNGA DI BUNDARAN TEKNIK UGM
Foto: Dok. FT-UGM
Salah satu mitos terkenal terkait hal gaib di UGM adalah jangan menyanyikan lagu "Gugur Bunga" saat melintasi Bundaran Teknik kampus UGM karena diyakini hantu penunggu Bundaran Teknik tak segan-segan menampakkan diri.
5. PANTANG MENDAKI GUNUNG LAWU DENGAN JUMLAH GANJIL
Foto: Asia Travel Gate
Gunung Lawu menjadi gunung yang ramai diperbincangkan karena hal mistisnya. Salah satunya adalah jangan pernah mendaki dengan jumlah ganjil karena nantinya akan ditemani oleh satu mahkluk gaib atau salah satu dari rombongan tersebut akan hilang untuk menggenapkan pasukan pendakian.
6. LARANGAN MENIKAH DI BULAN SURO DALAM ADAT JAWA
Foto:Temanggung Com/Flickr
Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro dipercaya sebagai bagian dari Pati Dina atau hari yang buruk untuk mengadakan hajatan, salah satunya pernikahan. Mereka percaya, siapa saja yang melanggar kepercayaan ini, berarti ia telah mengundang bala ke kehidupannya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Pendek di YouTube untuk Ditonton Akhir Pekan
7. MEMBUNYIKAN KLAKSON BILA MELEWATI KAWASAN ANGKER
Foto:Jmek4440/Flickr
Setiap melewati kawasan angker tertentu seperti pemakaman, jembatan, dan terowongan, biasanya orang-orang akan membunyikan klakson kendaraannya. Hal ini bertujuan sebagai ucapan permisi karena akan melewati tempat tersebut. Mitosnya, apabila pengendara lupa membunyikan klakson, maka penghuni kawasan itu akan mengganggu sisa perjalanan si pengendara.
GenSINDO
Diyanah Syafiah
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
(ita)