Alasan DCEU Ketinggalan dari MCU Menurut Penulis Man of Steel
loading...
A
A
A
Selama 10 tahun terakhir, Marvel Cinematic Universe (MCU) telah mendominasi genre superhero di layar lebar. Lewat konsep semesta yang saling berkaitan, Marvel sukses membuat penontonnya terus mengikuti film demi film yang mereka buat. Interkoneksi semesta ini kemudian dicoba diikuti DC lewat DC Extended Universe (DCEU) . Sayang, DC dianggap belum berhasil menyamai apa yang telah dicapai Marvel lewat MCU-nya hingga saat ini.
Marvel memulai MCU pada 2008 lewat Iron Man yang dibintangi Robert Downey Jr. Sejak saat itu, franchise ini terus berkembang dan meraup keuntungan yang lumayan besar. Hingga saat ini, MCU telah menghasilkan setidaknya 24 film dan 3 serial televisi. Ke depannya, masih banyak proyek yang bakal ditelurkan Marvel untuk franchise-nya ini, baik di layar lebar maupun di layar perak. Seluruh cerita di MCU memiliki benang merah dan ketersinambungan satu sama lain.
Sementara, DC memulai DCEU pada 2013 dengan Man of Steel atau satu tehun setelah Marvel menyelesaikan Fase 1 MCU dengan The Avengers (2012). Warner Bros., pemilik properti DC, baik film dan komiknya, berusaha menyaingi MCU dengan mempercepat pembangunan semesta DCEU. Namun, bukannya berfokus pada pembangunan film individual, Warner langsung melangkah membuat film kolaborasi dan juga film tim besar. Akibatnya, hasilnya pun tak memuaskan. Justice League (2017) dianggap sebagai sebuah kegagalan.
Penulis Man of Steel, David S Goyer, mengungkapkan pendapatnya tentang mengapa DCEU tidak mampu menyamai langkah MCU. Dalam sebuah wawancara dengan The Hollywood Reporter, David mengatakan, kepemimpinan konsisten di Marvel Studios adalah alasan pertumbuhan pesatnya. Ini adalah sesuatu yang tidak dipunyai DCEU. David juga mengatakan, karakter-karakter di MCU terasa sama dengan tokoh di komiknya.
“Saya rasa salah satu masalahnya adalah Marvel punya kepemimpinan yang konsisten dalam lebih dari atau 15 tahun terakhir, sementara DC tidak punya. Ada juga perubahan terkait siapa yang menjalankan DC. Ini secara fundamental sangat sulit. Sulit membuat tujuan ketika kepemimpinan berubah. Salah satu dari hal lain yang membuat Marvel begitu sukses adalah adaptasi mereka benar-benar pas dengan sumber materinya. Ant-Man terasa seperti Ant-Man. Hulk terasa seperti Hulk. Mereka tidak berusaha mengubah apa-apa. Saya bisa bilang, mencoba lebih dekat pada komik adalah maksud aslinya. Jadi, mereka punya semesta yang konsisten, kepemimpinan yang konsisten dan tetap dekat pada materi sumbernya,” papar David yang dikutip ScreenRant.
Meskipun David tidak menyebut nama Kevin Feige, presiden Marvel Studios, dia merujuk pada kepemimpinan produser di Marvel Studios. Setelah mengerjakan sejumlah film lain Marvel pada 2000an, dia adalah pendukung utama Marvel Studios untuk membuat film mereka sendiri. Bahkan setelah perusahaan itu dibeli Disney, dia tetap mengurusi sisi kreatif franchise itu. Ini juga membantu kalau tim kecil produsernya terus berjalan bersama selama bertahun-tahun. Sementara, DCEU terus berjuang menemukan orang yang bisa berfungsi sama seperti mereka. Mantan kepala DC Films dan Warner Bros. Geoff Johns dan Jon Berg sama-sama terlibat kontroversi Justice League. Sedangkan presiden Warner Bros. sekarang Walter Hamada terlibat dengan masalah itu.
Meski begini, ini tidak berarti kalau DCEU tidak memberikan apa-apa. David utamanya menunjuk pada betapa kurangnya pengarahan dan DC Films telah menggelincirkan rencana mereka untuk bersaing secara langsung dengan MCU. Warner Bros. punya hit seperti Wonder Woman dan Aquaman —keduanya dibuat untuk meneruskan semesta itu. Namun, mungkin DCEU mungkin akan lebih stabil kalau ada kepemimpinan yang jelas dan kompeten dari eksekutifnya.
Marvel memulai MCU pada 2008 lewat Iron Man yang dibintangi Robert Downey Jr. Sejak saat itu, franchise ini terus berkembang dan meraup keuntungan yang lumayan besar. Hingga saat ini, MCU telah menghasilkan setidaknya 24 film dan 3 serial televisi. Ke depannya, masih banyak proyek yang bakal ditelurkan Marvel untuk franchise-nya ini, baik di layar lebar maupun di layar perak. Seluruh cerita di MCU memiliki benang merah dan ketersinambungan satu sama lain.
Sementara, DC memulai DCEU pada 2013 dengan Man of Steel atau satu tehun setelah Marvel menyelesaikan Fase 1 MCU dengan The Avengers (2012). Warner Bros., pemilik properti DC, baik film dan komiknya, berusaha menyaingi MCU dengan mempercepat pembangunan semesta DCEU. Namun, bukannya berfokus pada pembangunan film individual, Warner langsung melangkah membuat film kolaborasi dan juga film tim besar. Akibatnya, hasilnya pun tak memuaskan. Justice League (2017) dianggap sebagai sebuah kegagalan.
Penulis Man of Steel, David S Goyer, mengungkapkan pendapatnya tentang mengapa DCEU tidak mampu menyamai langkah MCU. Dalam sebuah wawancara dengan The Hollywood Reporter, David mengatakan, kepemimpinan konsisten di Marvel Studios adalah alasan pertumbuhan pesatnya. Ini adalah sesuatu yang tidak dipunyai DCEU. David juga mengatakan, karakter-karakter di MCU terasa sama dengan tokoh di komiknya.
“Saya rasa salah satu masalahnya adalah Marvel punya kepemimpinan yang konsisten dalam lebih dari atau 15 tahun terakhir, sementara DC tidak punya. Ada juga perubahan terkait siapa yang menjalankan DC. Ini secara fundamental sangat sulit. Sulit membuat tujuan ketika kepemimpinan berubah. Salah satu dari hal lain yang membuat Marvel begitu sukses adalah adaptasi mereka benar-benar pas dengan sumber materinya. Ant-Man terasa seperti Ant-Man. Hulk terasa seperti Hulk. Mereka tidak berusaha mengubah apa-apa. Saya bisa bilang, mencoba lebih dekat pada komik adalah maksud aslinya. Jadi, mereka punya semesta yang konsisten, kepemimpinan yang konsisten dan tetap dekat pada materi sumbernya,” papar David yang dikutip ScreenRant.
Meskipun David tidak menyebut nama Kevin Feige, presiden Marvel Studios, dia merujuk pada kepemimpinan produser di Marvel Studios. Setelah mengerjakan sejumlah film lain Marvel pada 2000an, dia adalah pendukung utama Marvel Studios untuk membuat film mereka sendiri. Bahkan setelah perusahaan itu dibeli Disney, dia tetap mengurusi sisi kreatif franchise itu. Ini juga membantu kalau tim kecil produsernya terus berjalan bersama selama bertahun-tahun. Sementara, DCEU terus berjuang menemukan orang yang bisa berfungsi sama seperti mereka. Mantan kepala DC Films dan Warner Bros. Geoff Johns dan Jon Berg sama-sama terlibat kontroversi Justice League. Sedangkan presiden Warner Bros. sekarang Walter Hamada terlibat dengan masalah itu.
Meski begini, ini tidak berarti kalau DCEU tidak memberikan apa-apa. David utamanya menunjuk pada betapa kurangnya pengarahan dan DC Films telah menggelincirkan rencana mereka untuk bersaing secara langsung dengan MCU. Warner Bros. punya hit seperti Wonder Woman dan Aquaman —keduanya dibuat untuk meneruskan semesta itu. Namun, mungkin DCEU mungkin akan lebih stabil kalau ada kepemimpinan yang jelas dan kompeten dari eksekutifnya.
(alv)