Kate Winslet Tolak Perut Gendutnya saat Adegan Intim Diedit Sutradara 'Mare of Easttown'
loading...
A
A
A
LOS ANGELES - Bintang film "Titanic" Kate Winslet bermain dalam miniseri HBO “Mare of Easttown”, berperan sebagai seorang detektif yang berjuang menyelidiki pembunuhan.
Miniseri tujuh episode yang tayang perdana pada 18 April lalu ini berhasil mendapatkan penilaian sebesar 92% di situs Rotten Tomatoes dan 8.6/10 di situs IMDB. Dengan penilaian yang terbilang tinggi, dapat disimpulkan bahwa miniseri ini punya kualitas yang bagus.
Selain punya alur yang menarik, serial besutan Craig Zobel ini juga mempesona berkat akting Kate, yang memang sudah pernah membawa pulang piala Emmy Award dan Academy Award sebagai aktris terbaik.
Totalitas akting ini juga terlihat saat Kate menolak perutnya yang 'tidak ideal' saat beradegan intim akan disunting agar terlihat lebih menarik. Menurutnya, penyuntingan itu justru akan membuat karakternya terlihat tidak nyata.
“JANGAN BERANI-BERANI MENYUNTINGNYA!”
Foto: HBO
Mengutip dari Indie Wire , dalam wawancaranya dengan The New York Timesbaru-baru ini, Kate mengemukakan bahwa dirinya menolak beberapa usaha untuk membuat karakter yang diperankannya dalam “Mare of Easttown” terlihat lebih menarik. Menurut Kate, tugas terpentingnya adalah mampu membawakan dengan baik karakter detektif perempuan berusia paruh baya yang sibuk dan tidak terlalu memperhatikan penampilannya.
Pada suatu kesempatan, sutradara Craig Zobel mengatakan pada Kate bahwa “perutnya yang besar” dalam adegan ranjang bersama lawan mainnya, Guy Peace, bisa saja disunting. Alasannya adalah hal tersebut dianggap kurang indah, terlebih untuk adegan ranjang yang memamerkan bentuk tubuh. Mendengar hal tersebut, dengan tegas Kate mengatakan, “Jangan berani-beraninya kamu melakukan hal itu!”
Baca Juga: 6 Diskriminasi yang Sering Dialami Perempuan di Indonesia
“AKU INGIN MEMERANKAN KARAKTER INI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA”
Foto: HBO
Selain menolak dengan tegas, Kate juga meminta agar poster untuk promosi miniseri ini direvisi setidaknya dua kali karena menurutnya wajahnya lagi-lagi diedit agar terlihat lebih menarik. Baginya, hal ini justru menghilangkan gambaran realistis karakter Mare Sheehan.
“Mereka mengatakan, ‘Kate, kamu tidak bisa meminta revisi lagi,’ dan aku menjawabnya dengan, ‘Aku tahu ada berapa banyak garis dan kerutan di wajahku, tolong tetap tampilkan itu di poster,’” katanya tegas. Kate juga menyampaikan bahwa dirinya menolak saat melihat cuplikan gambar yang membuat kulitnya terlihat terlalu "sempurna”.
Menurutnya, justru dengan ketidaksempurnaan dan keadaan tubuhnya yang apa adanya, penonton bisa menikmati minseri tersebut dengan lebih baik. Pasalnya, karakter yang diperankan oleh Kate adalah seorang perempuan paruh baya. Kalau penampilan fisik Kate terlalu banyak disunting, penonton tidak merasa terhubung dengan karakter itu karena pada kenyataannya perempuan paruh baya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan.
“Mare Sheehan adalah sosok yang sepenuhnya paham caranya menjalani hidup. Keadaan tubuh, dan wajahnya sudah sewajarnya demikian karena usia dan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya. Tidak perlu ada yang disunting dan tampilkan saja apa adanya,” jelasnya.
Mengenai karakternya, Kate menggambarkan Mare sebagai sosok yang berantakan, tapi tetap mempesona, tidak begitu peduli dengan penampilannya, dan tipe orang yang tidak menggubris pandangan orang lain atas dirinya.
“Secara umum, Mare adalah sosok perempuan yang melihat dirinya di cermin ketika sedang menyikat gigi di pagi hari dan tidak lagi berkaca di cermin sampai keesokan harinya. Itulah dirinya yang sebenarnya. Sosok seorang ibu yang begitu sibuk, sama sepertiku,” tambah Kate.
STANDAR KECANTIKAN DAN STEREOTIP MENGENAI PEREMPUAN
Foto: Getty Images
Secara umum, standar kecantikan merupakan standar ideal bagi seseorang untuk dikategorikan sebagai sosok yang cantik. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, standar kecantikan turut mengalami berbagai perubahan. Namun, pada masa sekarang ini, meskipun feminisme dan penerimaan terhadap diri sendiri telah nyaring digaungkan, masih ada saja pihak-pihak yang bersikukuh terhadap standar kecantikan tersebut.
Perempuan baru dianggap ideal apabila bertubuh langsing, berwajah bersih bebas jerawat, tidak mempunyai bulu di sekujur tubuhnya, atau syarat-syarat lainnya. Melalui protes yang dilakukan oleh Kate, secara tidak langsung dirinya turut berperan dalam pematahan stereotip mengenai perempuan dan standar kecantikan yang seolah mengekang kebebasan perempuan dalam mengekspresikan dirinya.
Seorang perempuan berusia 40 tahunan sangat wajar apabila mempunyai banyak kerutan di wajah dan perut yang cenderung besar. Hal tersebut tidak serta-merta melunturkan daya tarik mereka mengingat perempuan adalah manusia yang terdiri atas tubuh, jiwa, dan roh, bukan hanya penampilan fisik saja.
Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?
Oleh karena itu, keputusan Kate untuk tampil apa adanya tanpa ada yang perlu disunting banyak dipuji dan diapresiasi serta dianggap sebagai wujud totalitas dalam memainkan perannya.
Yohanna Valerie Immanuella
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @yohannavalerie18
Miniseri tujuh episode yang tayang perdana pada 18 April lalu ini berhasil mendapatkan penilaian sebesar 92% di situs Rotten Tomatoes dan 8.6/10 di situs IMDB. Dengan penilaian yang terbilang tinggi, dapat disimpulkan bahwa miniseri ini punya kualitas yang bagus.
Selain punya alur yang menarik, serial besutan Craig Zobel ini juga mempesona berkat akting Kate, yang memang sudah pernah membawa pulang piala Emmy Award dan Academy Award sebagai aktris terbaik.
Totalitas akting ini juga terlihat saat Kate menolak perutnya yang 'tidak ideal' saat beradegan intim akan disunting agar terlihat lebih menarik. Menurutnya, penyuntingan itu justru akan membuat karakternya terlihat tidak nyata.
“JANGAN BERANI-BERANI MENYUNTINGNYA!”
Foto: HBO
Mengutip dari Indie Wire , dalam wawancaranya dengan The New York Timesbaru-baru ini, Kate mengemukakan bahwa dirinya menolak beberapa usaha untuk membuat karakter yang diperankannya dalam “Mare of Easttown” terlihat lebih menarik. Menurut Kate, tugas terpentingnya adalah mampu membawakan dengan baik karakter detektif perempuan berusia paruh baya yang sibuk dan tidak terlalu memperhatikan penampilannya.
Pada suatu kesempatan, sutradara Craig Zobel mengatakan pada Kate bahwa “perutnya yang besar” dalam adegan ranjang bersama lawan mainnya, Guy Peace, bisa saja disunting. Alasannya adalah hal tersebut dianggap kurang indah, terlebih untuk adegan ranjang yang memamerkan bentuk tubuh. Mendengar hal tersebut, dengan tegas Kate mengatakan, “Jangan berani-beraninya kamu melakukan hal itu!”
Baca Juga: 6 Diskriminasi yang Sering Dialami Perempuan di Indonesia
“AKU INGIN MEMERANKAN KARAKTER INI DENGAN SEBAIK-BAIKNYA”
Foto: HBO
Selain menolak dengan tegas, Kate juga meminta agar poster untuk promosi miniseri ini direvisi setidaknya dua kali karena menurutnya wajahnya lagi-lagi diedit agar terlihat lebih menarik. Baginya, hal ini justru menghilangkan gambaran realistis karakter Mare Sheehan.
“Mereka mengatakan, ‘Kate, kamu tidak bisa meminta revisi lagi,’ dan aku menjawabnya dengan, ‘Aku tahu ada berapa banyak garis dan kerutan di wajahku, tolong tetap tampilkan itu di poster,’” katanya tegas. Kate juga menyampaikan bahwa dirinya menolak saat melihat cuplikan gambar yang membuat kulitnya terlihat terlalu "sempurna”.
Menurutnya, justru dengan ketidaksempurnaan dan keadaan tubuhnya yang apa adanya, penonton bisa menikmati minseri tersebut dengan lebih baik. Pasalnya, karakter yang diperankan oleh Kate adalah seorang perempuan paruh baya. Kalau penampilan fisik Kate terlalu banyak disunting, penonton tidak merasa terhubung dengan karakter itu karena pada kenyataannya perempuan paruh baya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan.
“Mare Sheehan adalah sosok yang sepenuhnya paham caranya menjalani hidup. Keadaan tubuh, dan wajahnya sudah sewajarnya demikian karena usia dan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya. Tidak perlu ada yang disunting dan tampilkan saja apa adanya,” jelasnya.
Mengenai karakternya, Kate menggambarkan Mare sebagai sosok yang berantakan, tapi tetap mempesona, tidak begitu peduli dengan penampilannya, dan tipe orang yang tidak menggubris pandangan orang lain atas dirinya.
“Secara umum, Mare adalah sosok perempuan yang melihat dirinya di cermin ketika sedang menyikat gigi di pagi hari dan tidak lagi berkaca di cermin sampai keesokan harinya. Itulah dirinya yang sebenarnya. Sosok seorang ibu yang begitu sibuk, sama sepertiku,” tambah Kate.
STANDAR KECANTIKAN DAN STEREOTIP MENGENAI PEREMPUAN
Foto: Getty Images
Secara umum, standar kecantikan merupakan standar ideal bagi seseorang untuk dikategorikan sebagai sosok yang cantik. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, standar kecantikan turut mengalami berbagai perubahan. Namun, pada masa sekarang ini, meskipun feminisme dan penerimaan terhadap diri sendiri telah nyaring digaungkan, masih ada saja pihak-pihak yang bersikukuh terhadap standar kecantikan tersebut.
Perempuan baru dianggap ideal apabila bertubuh langsing, berwajah bersih bebas jerawat, tidak mempunyai bulu di sekujur tubuhnya, atau syarat-syarat lainnya. Melalui protes yang dilakukan oleh Kate, secara tidak langsung dirinya turut berperan dalam pematahan stereotip mengenai perempuan dan standar kecantikan yang seolah mengekang kebebasan perempuan dalam mengekspresikan dirinya.
Seorang perempuan berusia 40 tahunan sangat wajar apabila mempunyai banyak kerutan di wajah dan perut yang cenderung besar. Hal tersebut tidak serta-merta melunturkan daya tarik mereka mengingat perempuan adalah manusia yang terdiri atas tubuh, jiwa, dan roh, bukan hanya penampilan fisik saja.
Baca Juga: Apa Stereotip yang Paling Dibenci laki-Laki dan Perempuan?
Oleh karena itu, keputusan Kate untuk tampil apa adanya tanpa ada yang perlu disunting banyak dipuji dan diapresiasi serta dianggap sebagai wujud totalitas dalam memainkan perannya.
Yohanna Valerie Immanuella
Kontributor GenSINDO
Universitas Indonesia
Instagram: @yohannavalerie18
(ita)