5 Dialog dalam Drama Korea yang Bisa Jadi Pegangan Hidupmu
loading...
A
A
A
Foto: tvN
“Life is a mixture of all sorts of genres. What genre was your day today? Rom-com? A strange but beautiful fantasy? A sad melodrama?”, tanya Ji Eun-tak. (“Hidup adalah campuran berbagai jenis genre. Hari ini apa genremu? Komedi romantis? Fantasi yang aneh tapi indah? Melodrama yang menyedihkan?").
"Goblin" menjadi salah satu drama paling berkesan yang menghiasi industri hiburan Korea. Tak hanya itu, drama ini juga berhasil menarik banyak penonton international untuk tenggelam menjadi penikmat drama Korea.
Saat pemeran utama Eun-tak mengucapkan kalimat di atas, ia mencoba menunjukkan perasaan positif kepada orang yang dicintainya.
Ini juga mencoba membantu kita menyadari bahwa hidup tidak akan bahagia atau sedih selamanya. Kita hanya perlu mengingatnya seperti itu, dan mencoba menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.
5. WELCOME TO WAIKIKI
Foto: JTBC
“If you can’t do what you like because you’re worried about this and that, would your life be happy? Won’t you regret it later?” And “What’s wrong with falling and stumbling? You can start over, right?”ujar Han Yoon-ah. ("Kalau kamu tidak bisa melakukan hal yang kamu suka karena kamu terlalu khawatir, apakah hidup kamu akan bahagia? Apakah kamu nanti akan menyesal? Memangnya kenapa kalau jatuh dan tersandung? Kamu bisa memulai kembali, kan?”).
"Welcome to Waikiki" adalah drama komedi yang tidak hanya bikin tertawa, tapi juga bisa memberikan kita pelajaran hidup tentang usaha mewujudkan cita-cita.
Kalimatdi atas diucapkan Han Yoon-ah ketika mendapati temannya ragu untuk melakukan hal yang ia inginkan karena ketakutan akan beberapa hal.
Kalimat ini juga bisa dijadikan pengingat untuk kita ketika sedang merasa takut atau sedang gagal ketika berusaha mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Baca Juga: Sering Muncul dalam Drama Korea dan Lagu, Ini 3 Fakta Kelam Sungai Han
6. START-UP
Foto: tvN
Drama "Start-Up" memotret dengan baik persoalan dalam dunia kerja dan ambisi anak muda dalam kariernya .
“I want to be on the 32nd floor. The elevator we take won't take me there. I should get on one that will. That's why I'm quitting,” ujar Se-Dal-mi. (Aku ingin ada di lantai 32. Lift ini tidak akan membawa kita ke sana. Aku harus naik yang membawaku ke sana. Itulah mengapa aku berhenti").
Kalimat yang diucapkan Dal-mi ini ada dalam konteks ambisi, kapan kita tahu waktu yang tepat untuk berhenti, lalu mengejar mimpi yang lebih besar lagi.
Selain kalimat ini, kalimat lainnya dalam "Start-Up" yang juga patut kita pegang adalah, "From time to time, it'd be wonderful to sail off without a map" (Dari waktu ke waktu, akan sangat menyenangkan kalau bisa berlayar tanpa peta").
Kalimat tersebut ingin mengatakan bahwa tidak apa-apa kalau kita kadang merasa tersesat, atau tidak tahu apa yang akan kita hadapi besok, atau lusa, dan seterusnya. Bagaimana pun semua itu adalah bagian dari perjalanan hidup.
Syaula Aida Rizqiyah
Kontributor GenSINDO
Sekolah Tinggi Multimedia
Instagram: @syaulaaida