4 Sebab Program KKN Mahasiswa Bisa Gagal Total
loading...
A
A
A
JAKARTA - Merancang program organisasi sampai Kuliah Kerja Nyata (KKN) jadi aktivitas wajib mahasiswa . Tahun ketiga dan keempat biasanya mahasiswa bakal sibuk dengan program yang berhubungan dengan masyarakat.
Program yang dijalankan punya fokus perubahan dan inovasi yang berkelanjutan. Tapi tak sedikit usai program dijalankan inovasi yang digagas dilupakan begitu saja.
Dari buku "Memasyarakatkan Ide-Ide Baru" karya Drs. Abdillah Hanafi (1986), terjemahan buku "Communication of Innovation" karya Everett Roggers dan F. Flyod Shoemaker,berikut poin yang kerap dilupakan dan jadi sebab gagalnya inovasi tidak berkembang dalam masyarakat.
1. BERTENTANGAN DENGAN BUDAYA SETEMPAT
Foto: Pixabay
Budaya adalah sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging. Memaksakan sesuatu yang asing sama halnya dengan mengubah kepribadian. Faktor penting yang memengaruhi penerimaan inovasi secara cepat adalah adanya kesamaan dengan nilai yang telah lama dijunjung. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengakulturasikan budaya setempat dengan inovasi yang dibawa.
Baca Juga: Tips Sukses KKN dan Pengabdian Masyarakat untuk Mahasiswa
2. ORIENTASI PADA INOVASI, BUKAN SASARAN
Foto: Pixabay
Saat membawakan sebuah program dalam masyarakat, mahasiswa mesti tahu cara memosisikan diri. Alih-alih bercerita tentang teori yang jadi landasan program, lebih baik pahami kebutuhan daerah sasaran. Memahami kebutuhan masyarakat setempat akan memudahkan dalam mencapai target.
3. KURANG MERANGKUL TOKOH MASYARAKAT
Foto: Pixabay
Selain kepala atau perangkat desa yang masuk dalam struktur pemerintahan, pemuka masyarakat setempat juga harus dirangkul untuk membantu kelangsungan program. Tindakan mereka mampu menjadi pendorong masyarakat asli dalam melakukan perubahan. Ini karena masyarakat lebih cenderung mendengar perkataan orang yang dihormati.
Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Suga BTS untuk Bantu Kamu Jalani Masa Muda
4. PERBEDAAN STATUS SOSIAL DAN CARA BERKOMUNIKASI
Foto: Pixabay
Status sosial dan tingkat pendidikan memengaruhi cara pandang. Bagi masyarakat menengah ke bawah, orientasi yang muncul adalah mencukupi kebutuhan. Namun, seorang inovator yang datang ke masyarakat akan berpikir cara menciptakan perubahan. Komunikasi yang buruk dalam menghadapi dua perbedaan kepentingan ini akan memperkeruh suasana. Bahkan keberhasilan inovasi sebuah kegiatan pun akan gagal total.
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
Program yang dijalankan punya fokus perubahan dan inovasi yang berkelanjutan. Tapi tak sedikit usai program dijalankan inovasi yang digagas dilupakan begitu saja.
Dari buku "Memasyarakatkan Ide-Ide Baru" karya Drs. Abdillah Hanafi (1986), terjemahan buku "Communication of Innovation" karya Everett Roggers dan F. Flyod Shoemaker,berikut poin yang kerap dilupakan dan jadi sebab gagalnya inovasi tidak berkembang dalam masyarakat.
1. BERTENTANGAN DENGAN BUDAYA SETEMPAT
Foto: Pixabay
Budaya adalah sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging. Memaksakan sesuatu yang asing sama halnya dengan mengubah kepribadian. Faktor penting yang memengaruhi penerimaan inovasi secara cepat adalah adanya kesamaan dengan nilai yang telah lama dijunjung. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengakulturasikan budaya setempat dengan inovasi yang dibawa.
Baca Juga: Tips Sukses KKN dan Pengabdian Masyarakat untuk Mahasiswa
2. ORIENTASI PADA INOVASI, BUKAN SASARAN
Foto: Pixabay
Saat membawakan sebuah program dalam masyarakat, mahasiswa mesti tahu cara memosisikan diri. Alih-alih bercerita tentang teori yang jadi landasan program, lebih baik pahami kebutuhan daerah sasaran. Memahami kebutuhan masyarakat setempat akan memudahkan dalam mencapai target.
3. KURANG MERANGKUL TOKOH MASYARAKAT
Foto: Pixabay
Selain kepala atau perangkat desa yang masuk dalam struktur pemerintahan, pemuka masyarakat setempat juga harus dirangkul untuk membantu kelangsungan program. Tindakan mereka mampu menjadi pendorong masyarakat asli dalam melakukan perubahan. Ini karena masyarakat lebih cenderung mendengar perkataan orang yang dihormati.
Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Suga BTS untuk Bantu Kamu Jalani Masa Muda
4. PERBEDAAN STATUS SOSIAL DAN CARA BERKOMUNIKASI
Foto: Pixabay
Status sosial dan tingkat pendidikan memengaruhi cara pandang. Bagi masyarakat menengah ke bawah, orientasi yang muncul adalah mencukupi kebutuhan. Namun, seorang inovator yang datang ke masyarakat akan berpikir cara menciptakan perubahan. Komunikasi yang buruk dalam menghadapi dua perbedaan kepentingan ini akan memperkeruh suasana. Bahkan keberhasilan inovasi sebuah kegiatan pun akan gagal total.
Eka Sarmila
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @eka_sarmila_
(ita)