Dari Penggemar BTS sampai EXO Ikut Tren Bikin Pameran Virtual, Kamu juga Bisa!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dari fotografer dan seniman profesional sampai amatir, mahasiswa, hingga K-popers beramai-ramai membuat pameran virtual lewat platform yang bisa dilihat oleh audiens dari seluruh dunia.
Membuat pameran karya seni atau karya apa pun, apalagi dengan pengunjung tingkat dunia, pastinya hanya bisa dilakukan oleh kalangan atau seniman tertentu yang sudah diakui kredibilitasnya. Namun, kondisi pandemi COVID-19 ternyata bisa mengubah hal tersebut.
Kini, siapa pun bisa memamerkan karyanya ke dunia internasional lewat sebuah pameran virtual .
Saat ini, beberapa platform dan galeri - galeri daring sudah mulai hadir dan makin sering dipakai oleh para seniman, kurator, hingga fotografer, juga orang biasa yang bukan dari bidang seni.
Foto: artsteps.com
Platform yang cukup populer di antaranya artsteps.com danartspaces.kunstmatrix.com. Lewat dua situs web ini, fandom K-pop dari BTS (ARMY) dan EXO (EXO-L) juga menggelar pameran foto.
ARMY menggelar pameran " BIG DREAM " untuk merayakan satu tahun perilisan lagu “Interlude: Shadow” yang dinyanyikan Suga BTS pada awal Januari lalu.
Foto: artsteps.com
Sementara EXO-L merayakan ulang tahun Kai EXO pada Januari ini dengan membuat pameran virtual " KAI MUSEUM ".
Para mahasiswa pun tak ketinggalan membuat pameran seni lewat platform tersebut. Menurut Muhammad Fachry, anggota UKM Frame of Photography UPN Veteran Jakarta, pameran virtual ini adalah terobosan baru.
“Walaupun ruang lingkup kita sekarang terbatas, tapi enggak menutup kemungkinan untuk tetap bisa berkarya, terlebih karyanya bisa ditampilkan dalam suatu virtual exhibition jadi satu cara yang unik dan tentunya sangat bagus,” ujar Fachry.
Foto:artspaces.kunstmatrix.com
Gratis, Bisa Dilihat Kapan pun
Sementara menurut Zefanya Aprillia, Vice Project Officer dari Virtual Photography Exhibition Idiolect Fokus Universitas Padjajaran (Unpad), memakai platform seperti ini bisa membuat penyelenggara bisa punya cakupan audiens lebih luas dibandingkan saat offline, tidak sebatas di dalam negeri saja, tapi juga bisa menggapai seluruh dunia. Ditambah lagi, tidak memakan biaya.
UKM Fokus Unpad pada tahun lalu pun menggelar " Virtual Exhibiton Idiolec 2020: Reminiscing " lewat artsteps.com
Sementara untuk proses kreatifnya, bisa dibilang sama saja dengan menggelar pameran secara langsung. “Experience dalam merancang layout secara digital, kami bisa lebih berkreasi seunik mungkin dan enggak perlu masalahin tentang biaya dekor, karena situsnya juga bisa digunakan secara gratis,” kata Zefanya
Kelebihan lainnya yang didapatkan ketika menggunakan platform ini yaitu pengunjung bisa melihat pameran dengan waktu yang fleksibel, tidak dibatasi jam dan kuota pengunjung.
Mereka juga bisa langsung memberikan umpan balik (feedback) untuk setiap karya foto di kolom komentar yang disediakan. Ini membuat pameran jadi lebih interaktif. ( )
Foto: Nelsya Namira Putri/Fokus Unpad/artsteps.com
Selain itu, ketika pameran virtual sudah selesai, rekam jejak digitalnya masih tersimpan dalam situs webnya dan bisa diakses kapan pun oleh pengunjung.
Menurut Zefanya, respons audiens terhadap pameran yang dibuat timnya sangat baik. Banyak yang tertarik karena pameran tersebut dibuat layaknya seperti sedang bermain gim daring (game online).
Dengan sistem 3D Character, pengunjung pameran Virtual Photography Exhibition Idiolect FOKUS Unpad juga sekaligus bisa hangout virtual dengan para pengunjung pameran lainnya.
Nah, kamu dan teman-teman tertarik untuk mencoba? ( )
GenSINDO
Balqis Tsabita Azkiya
Universitas Padjadjaran
Membuat pameran karya seni atau karya apa pun, apalagi dengan pengunjung tingkat dunia, pastinya hanya bisa dilakukan oleh kalangan atau seniman tertentu yang sudah diakui kredibilitasnya. Namun, kondisi pandemi COVID-19 ternyata bisa mengubah hal tersebut.
Kini, siapa pun bisa memamerkan karyanya ke dunia internasional lewat sebuah pameran virtual .
Saat ini, beberapa platform dan galeri - galeri daring sudah mulai hadir dan makin sering dipakai oleh para seniman, kurator, hingga fotografer, juga orang biasa yang bukan dari bidang seni.
Foto: artsteps.com
Platform yang cukup populer di antaranya artsteps.com danartspaces.kunstmatrix.com. Lewat dua situs web ini, fandom K-pop dari BTS (ARMY) dan EXO (EXO-L) juga menggelar pameran foto.
ARMY menggelar pameran " BIG DREAM " untuk merayakan satu tahun perilisan lagu “Interlude: Shadow” yang dinyanyikan Suga BTS pada awal Januari lalu.
Foto: artsteps.com
Sementara EXO-L merayakan ulang tahun Kai EXO pada Januari ini dengan membuat pameran virtual " KAI MUSEUM ".
Para mahasiswa pun tak ketinggalan membuat pameran seni lewat platform tersebut. Menurut Muhammad Fachry, anggota UKM Frame of Photography UPN Veteran Jakarta, pameran virtual ini adalah terobosan baru.
“Walaupun ruang lingkup kita sekarang terbatas, tapi enggak menutup kemungkinan untuk tetap bisa berkarya, terlebih karyanya bisa ditampilkan dalam suatu virtual exhibition jadi satu cara yang unik dan tentunya sangat bagus,” ujar Fachry.
Foto:artspaces.kunstmatrix.com
Gratis, Bisa Dilihat Kapan pun
Sementara menurut Zefanya Aprillia, Vice Project Officer dari Virtual Photography Exhibition Idiolect Fokus Universitas Padjajaran (Unpad), memakai platform seperti ini bisa membuat penyelenggara bisa punya cakupan audiens lebih luas dibandingkan saat offline, tidak sebatas di dalam negeri saja, tapi juga bisa menggapai seluruh dunia. Ditambah lagi, tidak memakan biaya.
UKM Fokus Unpad pada tahun lalu pun menggelar " Virtual Exhibiton Idiolec 2020: Reminiscing " lewat artsteps.com
Sementara untuk proses kreatifnya, bisa dibilang sama saja dengan menggelar pameran secara langsung. “Experience dalam merancang layout secara digital, kami bisa lebih berkreasi seunik mungkin dan enggak perlu masalahin tentang biaya dekor, karena situsnya juga bisa digunakan secara gratis,” kata Zefanya
Kelebihan lainnya yang didapatkan ketika menggunakan platform ini yaitu pengunjung bisa melihat pameran dengan waktu yang fleksibel, tidak dibatasi jam dan kuota pengunjung.
Mereka juga bisa langsung memberikan umpan balik (feedback) untuk setiap karya foto di kolom komentar yang disediakan. Ini membuat pameran jadi lebih interaktif. ( )
Foto: Nelsya Namira Putri/Fokus Unpad/artsteps.com
Selain itu, ketika pameran virtual sudah selesai, rekam jejak digitalnya masih tersimpan dalam situs webnya dan bisa diakses kapan pun oleh pengunjung.
Menurut Zefanya, respons audiens terhadap pameran yang dibuat timnya sangat baik. Banyak yang tertarik karena pameran tersebut dibuat layaknya seperti sedang bermain gim daring (game online).
Dengan sistem 3D Character, pengunjung pameran Virtual Photography Exhibition Idiolect FOKUS Unpad juga sekaligus bisa hangout virtual dengan para pengunjung pameran lainnya.
Nah, kamu dan teman-teman tertarik untuk mencoba? ( )
GenSINDO
Balqis Tsabita Azkiya
Universitas Padjadjaran
(ita)