Mengenal Herd Immunity, Vaksin Berlatar Belakang Pengorbanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belum lama ini, publik dihebohkan dengan isu bahwa konsep herd immunity atau kekebalan kelompok diyakini mampu menangani pandemi virus corona yang masih terjadi hingga saat ini.
Sebelumnya, tiga negara di Eropa yakni Inggris, Belanda, dan Swedia sempat merencanakan untuk menerapkan konsep ini untuk menghentikan penyebaran virus corona. Namun, pada akhirnya ketiga negara tersebut membatalkan strateginya karena dinilai berisiko cukup besar.
Foto: bzi.ro
Lalu, sebenarnya apakahherd immunity? Mengapa konsep tersebut sangat ditentang? Simak baik-baik penjelasan di bawah ini.
Vaksin Alami Berlatar Belakang ‘Pengorbanan’
Mengutip dari laman kemkes.go.id, herd immunity merupakan situasi saat suatu komunitas terlindungi atau kebal terhadap penyakit tertentu. Dampak tidak langsung (indirect effect) adalah turut terlindunginya kelompok masyarakat lain.
Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah untuk melindungi orang-orang yang gak mendapatkan vaksin atau yang rentan mengalami infeksi, seperti orang tua, bayi, anak muda, perempuan hamil, dan orang yang punya sistem kekebalan atau imun yang rendah.
Nah, masalahnya, herd immunity bisa muncul dengan cara membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi. Ini akan membuat angka kematian juga akan sangat tinggi.
Foto: Getty Images
Di sisi lain, buat yang sembuh, maka kemungkinan mereka sudah kebal karena sudah terbentuk sistem kekebalan, sehingga wabah secara perlahan akan hilang dengan sendirinya karena susah menemukan inang yang tepat.
Nah, sekarang, misalnya kalo diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi. Dari jumlah tersebut gak semuanya berusia muda. Ada juga orang tua, padahal orang tua termasuk ke dalam golongan yang rentan.
Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah punya riwayat penyakit sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru, rentan terinfeksi oleh virus corona.
Orang tua atau lansia punya risiko sangat tinggi kalau terinfeksi. Hal itu karena kekebalan mereka yang lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya.
Sementara melansir dari laman sciencealert, perkiraan tingkat kematian infeksi virus corona sekitar 0,5-1 persen. Jadi, kalo 70 persen dari seluruh populasi jatuh sakit, itu berarti antara 0,35-0,7 persen dari setiap orang di suatu negara bisa mati begitu saja akibat terinfeksi.
Foto: wallpapercrafter.com
Efektivitas Konsep Herd Immunity
Konsep herd immunity sebelumnya pernah berhasil dalam mengakhiri penyebaran virus zika yang terjadi di Brasil, pada 2017 silam, serta penyakit campak.
Mengutip dari MT Technology Review, herd immunity pada virus corona bisa terbentuk kalau sudah cukup banyak orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah, konsep ini belum bisa dipastikan keefektifannya dalam menangani pandemi saat ini.
Pasalnya, virus corona masih tergolong baru dan informasi mengenai virus ini masih sangat minim. Tapi, konsep herd immunity gak menutup kemungkinan bisa efektif, dengan catatan karakter virus dan prediksi evolusi atau mutagenesisnya sudah bisa diketahui dengan pasti.
Padahal, virus ini yang nama resminya adalah virus SARS-CoV-2, baru aja memulai perjalanan evolusinya. Hingga saat ini, gak ada satu pun ilmuwan di dunia yang mampu memastikan perjalanan mutasi virus ini akan menjadi seperti apa.
Sebelumnya, tiga negara di Eropa yakni Inggris, Belanda, dan Swedia sempat merencanakan untuk menerapkan konsep ini untuk menghentikan penyebaran virus corona. Namun, pada akhirnya ketiga negara tersebut membatalkan strateginya karena dinilai berisiko cukup besar.
Foto: bzi.ro
Lalu, sebenarnya apakahherd immunity? Mengapa konsep tersebut sangat ditentang? Simak baik-baik penjelasan di bawah ini.
Vaksin Alami Berlatar Belakang ‘Pengorbanan’
Mengutip dari laman kemkes.go.id, herd immunity merupakan situasi saat suatu komunitas terlindungi atau kebal terhadap penyakit tertentu. Dampak tidak langsung (indirect effect) adalah turut terlindunginya kelompok masyarakat lain.
Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah untuk melindungi orang-orang yang gak mendapatkan vaksin atau yang rentan mengalami infeksi, seperti orang tua, bayi, anak muda, perempuan hamil, dan orang yang punya sistem kekebalan atau imun yang rendah.
Nah, masalahnya, herd immunity bisa muncul dengan cara membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi. Ini akan membuat angka kematian juga akan sangat tinggi.
Foto: Getty Images
Di sisi lain, buat yang sembuh, maka kemungkinan mereka sudah kebal karena sudah terbentuk sistem kekebalan, sehingga wabah secara perlahan akan hilang dengan sendirinya karena susah menemukan inang yang tepat.
Nah, sekarang, misalnya kalo diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi. Dari jumlah tersebut gak semuanya berusia muda. Ada juga orang tua, padahal orang tua termasuk ke dalam golongan yang rentan.
Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah punya riwayat penyakit sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru, rentan terinfeksi oleh virus corona.
Orang tua atau lansia punya risiko sangat tinggi kalau terinfeksi. Hal itu karena kekebalan mereka yang lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya.
Sementara melansir dari laman sciencealert, perkiraan tingkat kematian infeksi virus corona sekitar 0,5-1 persen. Jadi, kalo 70 persen dari seluruh populasi jatuh sakit, itu berarti antara 0,35-0,7 persen dari setiap orang di suatu negara bisa mati begitu saja akibat terinfeksi.
Foto: wallpapercrafter.com
Efektivitas Konsep Herd Immunity
Konsep herd immunity sebelumnya pernah berhasil dalam mengakhiri penyebaran virus zika yang terjadi di Brasil, pada 2017 silam, serta penyakit campak.
Mengutip dari MT Technology Review, herd immunity pada virus corona bisa terbentuk kalau sudah cukup banyak orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah, konsep ini belum bisa dipastikan keefektifannya dalam menangani pandemi saat ini.
Pasalnya, virus corona masih tergolong baru dan informasi mengenai virus ini masih sangat minim. Tapi, konsep herd immunity gak menutup kemungkinan bisa efektif, dengan catatan karakter virus dan prediksi evolusi atau mutagenesisnya sudah bisa diketahui dengan pasti.
Padahal, virus ini yang nama resminya adalah virus SARS-CoV-2, baru aja memulai perjalanan evolusinya. Hingga saat ini, gak ada satu pun ilmuwan di dunia yang mampu memastikan perjalanan mutasi virus ini akan menjadi seperti apa.