Makna Outfit Beth Harmon dalam Episode Akhir 'The Queen's Gambit'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serial "The Queen's Gambit" yang tayang di Netflix banyak menarik perhatian penonton karena alur ceritanya yang menarik. Meski begitu, kostum yang dipakai karakter utamanya, Beth Harmon, juga menarik untuk dikulik.
Karakter yang diperankan Anya Taylor-Joy ini memang apik. Untuk urusan mode, yang menarik perhatian adalah perkembangan gaya berpakaian alias outfit Beth dari kecil sampai dewasa.
Beth mengalami masa yang sulit untuk seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun. Ia tinggal bersama ibunya, yang berpisah dengan ayahnya.
Ayah Beth menikah lagi dengan perempuan lain, dan ibunya digambarkan mengakhiri kehidupannya dalam sebuah kecelakaan mobil. Beth akhirnya tinggal di panti asuhan khusus perempuan. ( )
Foto: Netflix
Sejak kecil Beth gak pernah mendapat atau mempelajari gaya hidup orang-orang pada umumnya. Kehidupannya monoton dan selalu berkutat di satu tempat.
SaatBeth mendapat kesempatan untuk keluar dari kehidupan monotonnya, dia pun gak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berubah menjadi dirinya yang baru.
Perjalanan waktu membuat Beth bertransformasi dari seorang remaja yang canggung menjadi seorang perempuan halus dan anggun.
Ia berani memulai karier caturnya secara profesional dan berhasil menang melawan banyak orang. Jiwa kompetitifnya semakin tinggi saat keluar dari panti asuhan tempat dia belajar catur bersama Mr. Shaibel.
Foto: Netflix
Sampai akhirnya Beth berhasil masuk ke pertandingan bersejarah melawan Borgov, seorang Grandmaster catur asal Rusia.
Mengutip Screenrant, kemenangannya dalam pertandingan catur membuat minat Beth pada mode makin besar. Dari hasil kemenangannya, dia mulai mengubah dirinya yang kelihatan ‘kuno’ menjadi lebih ‘hidup’ seperti perempuan pada umumnya.
Ia memulai dengan gaun hitam dan putih yang jadi cerminan jelas dari kecintaan Beth pada pola papan catur. Salah satu gaun favoritnya tampaknya adalah motif kotak-kotak yang dia kenakan untuk kompetisi.
Pada lain waktu, dia memakai ansambel dengan dua warna berbeda. Saat gak dalam dua warna, dia sering memakai item dengan cetakan geometris. ( )
Foto: Netflix
Namun, dalam adegan terakhir "The Queen's Gambit", dandanannya punya arti yang sama sekali baru, yaitu topi putih (dengan bentuknya yang khas), mantel A-line, celana, dan sepatu bot. Ini bukan mewakili papan catur, melainkan tampilan seorang ratu.
Pada adegan terakhirnya saat ia berhasil mengalahkan Borgov, ia tampil dengan mode pakaian mirip dengan bidak catur ‘Ratu’ untuk melambangkan prestasinya. Beth telah mencapai peringkat tertinggi untuk seorang pemain catur.
Foto: Netflix
Ratu adalah bidak terkuat dalam permainan, dan penangkapannya bernilai poin terbanyak (selain raja yang mengakhiri permainan). Penampilan serba putih Beth juga mencerminkan cara dia yang dewasa sebagai pemain.
Dalam narasinya, "The Queen's Gambit" diakhiri dengan kemenangannya, bukan hanya atas permainan catur, tapi juga kecanduan dan keraguan dirinya sendiri. ( )
Afifah Rahmah Nurdifa
Kontributor GenSINDO
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Instagram: @arnurdifa
Karakter yang diperankan Anya Taylor-Joy ini memang apik. Untuk urusan mode, yang menarik perhatian adalah perkembangan gaya berpakaian alias outfit Beth dari kecil sampai dewasa.
Beth mengalami masa yang sulit untuk seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun. Ia tinggal bersama ibunya, yang berpisah dengan ayahnya.
Ayah Beth menikah lagi dengan perempuan lain, dan ibunya digambarkan mengakhiri kehidupannya dalam sebuah kecelakaan mobil. Beth akhirnya tinggal di panti asuhan khusus perempuan. ( )
Foto: Netflix
Sejak kecil Beth gak pernah mendapat atau mempelajari gaya hidup orang-orang pada umumnya. Kehidupannya monoton dan selalu berkutat di satu tempat.
SaatBeth mendapat kesempatan untuk keluar dari kehidupan monotonnya, dia pun gak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berubah menjadi dirinya yang baru.
Perjalanan waktu membuat Beth bertransformasi dari seorang remaja yang canggung menjadi seorang perempuan halus dan anggun.
Ia berani memulai karier caturnya secara profesional dan berhasil menang melawan banyak orang. Jiwa kompetitifnya semakin tinggi saat keluar dari panti asuhan tempat dia belajar catur bersama Mr. Shaibel.
Foto: Netflix
Sampai akhirnya Beth berhasil masuk ke pertandingan bersejarah melawan Borgov, seorang Grandmaster catur asal Rusia.
Mengutip Screenrant, kemenangannya dalam pertandingan catur membuat minat Beth pada mode makin besar. Dari hasil kemenangannya, dia mulai mengubah dirinya yang kelihatan ‘kuno’ menjadi lebih ‘hidup’ seperti perempuan pada umumnya.
Ia memulai dengan gaun hitam dan putih yang jadi cerminan jelas dari kecintaan Beth pada pola papan catur. Salah satu gaun favoritnya tampaknya adalah motif kotak-kotak yang dia kenakan untuk kompetisi.
Pada lain waktu, dia memakai ansambel dengan dua warna berbeda. Saat gak dalam dua warna, dia sering memakai item dengan cetakan geometris. ( )
Foto: Netflix
Namun, dalam adegan terakhir "The Queen's Gambit", dandanannya punya arti yang sama sekali baru, yaitu topi putih (dengan bentuknya yang khas), mantel A-line, celana, dan sepatu bot. Ini bukan mewakili papan catur, melainkan tampilan seorang ratu.
Pada adegan terakhirnya saat ia berhasil mengalahkan Borgov, ia tampil dengan mode pakaian mirip dengan bidak catur ‘Ratu’ untuk melambangkan prestasinya. Beth telah mencapai peringkat tertinggi untuk seorang pemain catur.
Foto: Netflix
Ratu adalah bidak terkuat dalam permainan, dan penangkapannya bernilai poin terbanyak (selain raja yang mengakhiri permainan). Penampilan serba putih Beth juga mencerminkan cara dia yang dewasa sebagai pemain.
Dalam narasinya, "The Queen's Gambit" diakhiri dengan kemenangannya, bukan hanya atas permainan catur, tapi juga kecanduan dan keraguan dirinya sendiri. ( )
Afifah Rahmah Nurdifa
Kontributor GenSINDO
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Instagram: @arnurdifa
(it)