Bisnis Sosial, Meraup Untung Sambil Beramal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bisnis gak selamanya selalu mengutamakan cuan, misalnya bisnis yang berkonsep sosial. Kamu udah tahu, belum?
Bisnis sosial Ini adalah bisnis yang niat utamanya adalah memberdayakan potensi masyarakat dan atau wilayah tempat tinggal masyarakat tersebut.
Salah satu perusahaan yang menerapkan konsep ini adalah Liberty Society, label mode yang didirikan para runner up Miss Indonesia 2019, yaitu Tamara Gondo, Karen Vendela, dan Sharon Chandiramani.
Tamara Gondo. Foto: Instagram @tamarawuu
Selain membuat produk yang ramah lingkungan, sebagian keuntungan yang diperoleh Liberty Society juga digunakan untuk membiayai program edukasi kepada masyarakat. Misalnya adalah memberdayakan ibu-ibu marginal di Bogor melalui pelatihan menjahit.
“Bisnis sosial harus memikirkan bukan hanya nilai bisnisnya, tapi juga nilai sosialnya. Meski begitu, unsur bisnisnya tetap harus sangat dipikirkan karena kalau kita tidak bisa memproduksi barang yang berkualitas, orang tidak akan beli dan unsur sosialnya tidak bisa jalan,” jelas Tamara.
“Saya ingin menginspirasi anak muda bahwa profit bisa sejalan dengan purpose,” imbuhnya.
Liberty Society saat donasi di Tanjung Priok. Foto: Instagram @liberty.society
Selain Liberty Society, ada juga Eco Business Indonesia (EBI) yang dibangun oleh Edy Fajar Prasetya. Ini adalah usaha membuat produk ramah lingkungan berbasis sampah. Semangat yang diusung adalah konsep 3P yaitu people, planet, dan profit.
Produk kerajinan hasil dari mengolah sampah ini dibuat oleh para ibu rumah tangga di daerah Tangerang. Mereka mendapatkan 70 persen keuntungan, sementara sisanya untuk pengembangan program perusahaan.
EdyFajar Prasetya bersama Dewi Sandra. Foto: Dok. Edy
Edy memulai usahanya ini dengan modal awal Rp1 juta. Awalnya, Edy melakukan observasi ke lapangan, lalu mencoba mengajak kerja sama beberapa pihak yang bisa mendukung bisnis sosialnya.
Sama seperti bisnis lainnya yang mesti berjibaku pada masa pandemi virus corona, Edy pun mengalihkan bisnisnya sementara dengan membuat produk lain.
Tim Eco Business Indonesia. Foto: Dok. EBI
“Untuk tetap mendapat revenue, kami memproduksi masker dan bisnis lainnya yang tepat di masa pandemi seperti ini,” jelas pendiri Entrepreneur Academy, Tangsel Creative Space, Indonesian Speaker Academy, GajahlahKebersihan.ID, Moslem Millenial Center dan TBM Serambi ini.
GenSINDO
Nurul Azizah
The London School of Public Relation Jakarta
Bisnis sosial Ini adalah bisnis yang niat utamanya adalah memberdayakan potensi masyarakat dan atau wilayah tempat tinggal masyarakat tersebut.
Salah satu perusahaan yang menerapkan konsep ini adalah Liberty Society, label mode yang didirikan para runner up Miss Indonesia 2019, yaitu Tamara Gondo, Karen Vendela, dan Sharon Chandiramani.
Tamara Gondo. Foto: Instagram @tamarawuu
Selain membuat produk yang ramah lingkungan, sebagian keuntungan yang diperoleh Liberty Society juga digunakan untuk membiayai program edukasi kepada masyarakat. Misalnya adalah memberdayakan ibu-ibu marginal di Bogor melalui pelatihan menjahit.
“Bisnis sosial harus memikirkan bukan hanya nilai bisnisnya, tapi juga nilai sosialnya. Meski begitu, unsur bisnisnya tetap harus sangat dipikirkan karena kalau kita tidak bisa memproduksi barang yang berkualitas, orang tidak akan beli dan unsur sosialnya tidak bisa jalan,” jelas Tamara.
“Saya ingin menginspirasi anak muda bahwa profit bisa sejalan dengan purpose,” imbuhnya.
Liberty Society saat donasi di Tanjung Priok. Foto: Instagram @liberty.society
Selain Liberty Society, ada juga Eco Business Indonesia (EBI) yang dibangun oleh Edy Fajar Prasetya. Ini adalah usaha membuat produk ramah lingkungan berbasis sampah. Semangat yang diusung adalah konsep 3P yaitu people, planet, dan profit.
Produk kerajinan hasil dari mengolah sampah ini dibuat oleh para ibu rumah tangga di daerah Tangerang. Mereka mendapatkan 70 persen keuntungan, sementara sisanya untuk pengembangan program perusahaan.
EdyFajar Prasetya bersama Dewi Sandra. Foto: Dok. Edy
Edy memulai usahanya ini dengan modal awal Rp1 juta. Awalnya, Edy melakukan observasi ke lapangan, lalu mencoba mengajak kerja sama beberapa pihak yang bisa mendukung bisnis sosialnya.
Sama seperti bisnis lainnya yang mesti berjibaku pada masa pandemi virus corona, Edy pun mengalihkan bisnisnya sementara dengan membuat produk lain.
Tim Eco Business Indonesia. Foto: Dok. EBI
“Untuk tetap mendapat revenue, kami memproduksi masker dan bisnis lainnya yang tepat di masa pandemi seperti ini,” jelas pendiri Entrepreneur Academy, Tangsel Creative Space, Indonesian Speaker Academy, GajahlahKebersihan.ID, Moslem Millenial Center dan TBM Serambi ini.
GenSINDO
Nurul Azizah
The London School of Public Relation Jakarta
(it)