Cerita Para Bucing, si Budak Kucing
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kucing memang hewan yang bikin gemas. makanya meski tingkahnya sering bikin kesal, hewan satu ini tetap selalu dicinta.
Gak sedikit yang bahkan saking cintanya, mereka rela mengorbankan tenaga, materi, sampai tempat tidurnya sendiri untuk si kucing kesayangannya. Tanpa sadar, mereka jadi seperti bucing alias budak kucing.
Salah satunya Raissa Larasati, mahasiswi semester 5 yang menganggap kucingnya, Mican, bukan lagi sebagai kucing, tapi adiknya sendiri.
Namanya sayang ‘adik’, Raissa melakukan banyak pengorbanan untuk Mican, terutama dari segi materi. Dia pernah merelakan uang tabungannya demi membeli tas tabung kucing. Dia juga memberi vaksin lengkap dan cek dokter secara rutin untuk Mican.
“Karena mau kasih yang terbaik aja,” kata Raissa singkat.
Raissa Larasati. Foto: Dok Raissa Larasati
Saking sayangnya dengan sang ‘adik’, Raissa bahkan rela uang saku bulanannya lebih banyak dialokasikan untuk Mican dibanding buat dia sendiri
“Buat Mican Rp700 ribu, kalau aku Rp500 ribu selama sebulan di rumah,” ujarnya.
Tunda Magang demi Kucing
Gimana kalau kucing sakit? Sebagai bucing, pastinya harus merelakan aktivitasnya yang penting demi si kucing.
Misalnya yang dilakukan Nabila Sabrina. Mahasiswi asal Jakarta ini sampai dibela-belain menunda waktu magangnya di Bandung gara-gara kucingnya, yang diberi nama Sultan, sakit dan mesti dirawat.
“Dengar kabar itu, ya, aku bela-belain pulang ke Jakarta.” katanya. “Aku baru mulai kerja seminggu setelahnya, buat betul-betul pastiin Sultan sehat dulu.”
Foto: Unsplash
Demi ngasih perawatan yang paripurna buat Sultan, Nabilla juga merelakan uang jajannya selama 1,5 bulan untuk biaya rawat inap Sultan selama tiga hari.
Bahkan saat sehat pun, bucing-nya Nabila tetap kelihatan. Dia mengaku sering mengalah saat anak bulunya kedinginan dengan merelakan selimut kecilnya untuk Sultan.
“Lagi tidur bareng dia, eh, dia kedinginan. Ya udah akhirnya aku kasih secuil selimutku buat dia,” katanya.
Pengalaman lainnya diceritakan Haris Surya, mahasiswa semester 5 yang disebut oleh ibunya sebagai Bapak Kucing. Gimana gak? Haris sekarang bertanggung jawab terhadap 18 ekor kucing.
Foto: Unsplash
Sebetulnya dia cuma memelihara dua kucing, sisanya ia sukarela merawat kucing-kucing liar yang sering mampir ke rumahnya.
Dengan jumlah anak bulu sebanyak itu, dia mesti berkorban banyak dari segi waktu karena harus selalu bangun pagi dan siap sedia tiap kali jam makan kucing-kucing itu tiba.
Dari segi materi, dia rela membagi setengah uang bulanannya untuk membeli kebutuhan 18 kucing, termasuk jajanan buat kucing. “Sering banget iseng beli perintilan dan treat buat kucing,” katanya.
GenSINDO
Shanen Patricia Angelica
Universitas Indonesia
Gak sedikit yang bahkan saking cintanya, mereka rela mengorbankan tenaga, materi, sampai tempat tidurnya sendiri untuk si kucing kesayangannya. Tanpa sadar, mereka jadi seperti bucing alias budak kucing.
Salah satunya Raissa Larasati, mahasiswi semester 5 yang menganggap kucingnya, Mican, bukan lagi sebagai kucing, tapi adiknya sendiri.
Namanya sayang ‘adik’, Raissa melakukan banyak pengorbanan untuk Mican, terutama dari segi materi. Dia pernah merelakan uang tabungannya demi membeli tas tabung kucing. Dia juga memberi vaksin lengkap dan cek dokter secara rutin untuk Mican.
“Karena mau kasih yang terbaik aja,” kata Raissa singkat.
Raissa Larasati. Foto: Dok Raissa Larasati
Saking sayangnya dengan sang ‘adik’, Raissa bahkan rela uang saku bulanannya lebih banyak dialokasikan untuk Mican dibanding buat dia sendiri
“Buat Mican Rp700 ribu, kalau aku Rp500 ribu selama sebulan di rumah,” ujarnya.
Tunda Magang demi Kucing
Gimana kalau kucing sakit? Sebagai bucing, pastinya harus merelakan aktivitasnya yang penting demi si kucing.
Misalnya yang dilakukan Nabila Sabrina. Mahasiswi asal Jakarta ini sampai dibela-belain menunda waktu magangnya di Bandung gara-gara kucingnya, yang diberi nama Sultan, sakit dan mesti dirawat.
“Dengar kabar itu, ya, aku bela-belain pulang ke Jakarta.” katanya. “Aku baru mulai kerja seminggu setelahnya, buat betul-betul pastiin Sultan sehat dulu.”
Foto: Unsplash
Demi ngasih perawatan yang paripurna buat Sultan, Nabilla juga merelakan uang jajannya selama 1,5 bulan untuk biaya rawat inap Sultan selama tiga hari.
Bahkan saat sehat pun, bucing-nya Nabila tetap kelihatan. Dia mengaku sering mengalah saat anak bulunya kedinginan dengan merelakan selimut kecilnya untuk Sultan.
“Lagi tidur bareng dia, eh, dia kedinginan. Ya udah akhirnya aku kasih secuil selimutku buat dia,” katanya.
Pengalaman lainnya diceritakan Haris Surya, mahasiswa semester 5 yang disebut oleh ibunya sebagai Bapak Kucing. Gimana gak? Haris sekarang bertanggung jawab terhadap 18 ekor kucing.
Foto: Unsplash
Sebetulnya dia cuma memelihara dua kucing, sisanya ia sukarela merawat kucing-kucing liar yang sering mampir ke rumahnya.
Dengan jumlah anak bulu sebanyak itu, dia mesti berkorban banyak dari segi waktu karena harus selalu bangun pagi dan siap sedia tiap kali jam makan kucing-kucing itu tiba.
Dari segi materi, dia rela membagi setengah uang bulanannya untuk membeli kebutuhan 18 kucing, termasuk jajanan buat kucing. “Sering banget iseng beli perintilan dan treat buat kucing,” katanya.
GenSINDO
Shanen Patricia Angelica
Universitas Indonesia
(it)