Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?

Kamis, 24 Oktober 2024 - 15:26 WIB
loading...
Seluk-Beluk Jadi Penyiar...
Menjadi penyiar radio pada era digital tentu memiliki tantangan tersendiri terutama dalam menarik pendengar Gen Z. Foto/Getty Images
A A A
JAKARTA - Apakah kalian masih mendengarkan radio ? Zaman yang berubah dari konvensional menjadi digital membuat jumlah pendengar radio semakin sedikit, terutama dari kalangan Gen Z.

Lantas, bagaimana perubahan itu mempengaruhi industri radio? Apakah radio akan tetap relevan pada masa depan atau berangsur menghilang?

Berikut ini wawancara GenSINDOdengan salah satu senior penyiar radio yang bekerja di Sonora FM pada 2002-2004 yaitu Veronika Ita Karina Tarigan alias Ita.


Pengalaman di Industri Media, Dikejar Abang Ketoprak sampai Kecemplung di Parit


Pengalaman lucu dan momen yang paling dikenang Ita selama dalam industri media adalah ketika liputan KPK untuk kegiatan reportase radio. Mereka harus stand by dan menunggu pernyataan dari narasumber saat keluar dari persidangan dari pagi sampai siang hari.

Reporter yang tidak membawa makanan pasti lelah karena menunggu berjam-jam. Akhirnya, Ita keluar sebentar dan meminta teman media lain untuk mengabari ketika narasumbernya sudah keluar.

Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?

Foto: Dok.Veronika Ita Karina Tarigan

Ita bersama para reporter mencari makanan dan menemukan penjual ketoprak. Tiba-tiba, narasumber keluar dari ruang sidang saat mereka sedang makan ketoprak.

“Ketopraknya kita tinggal buat dapatin statement narasumber. Udah kelaparan, dikejar abang-abang ketoprak karena belum bayar. Akhirnya, statement narasumber tetap dapat, sih. Bahaya kalau reporter tidak dapat statement narasumber." kata Ita sambil mengingat kenangan saat menjadi reporter radio.

Selanjutnya, Ita menceritakan pengalaman saat meliput banjir sebagai reporter di JakTV. Saat itu, Ita dan satu kamerawan sudah selesai meliput, lalu ingin pergi dari lokasi kejadian.

Sayangnya, batas antara parit dan jalan raya tidak terlihat karena penuh dengan air. Hal ini yang membuat Ita langsung tercemplung ke dalam parit. Air banjirnya mencapai leher Ibu Ita.

Awalnya, kamerawan bingung karena peristiwa itu terjadi begitu cepat. Dia segera menolong Ita, tapi kaki kiri Ita terluka karena terbeset dengan parit.

"Kena pinggiran parit dan kebeset di kaki rasanya nano-nano banget. Kecemplung air parit hitam, basah kuyup, penuh darah. Beginilah proses menjadu reporter. Akhirnya kita langsung pergi ke rumah sakit." kata Ita mengenang kejadiannya.

Keistimewaan Para Penyiar, Ada Pendengar yang Menjadi Pengikut Berat!

Setiap penyiar memiliki keistimewaannya masing-masing. Ada yang lembut, melawak, tegas tapi menyampaikan informasi dengan tepat, dan sebagainya. Hal ini yang membuat penyiar memiliki ruang khusus di hati pendengar.

Mereka suka sekali mengikuti kegiatan penyiar favorit sampai mencari media sosial pribadinya. Komentar dan ucapan selamat ulang tahun selalu diucapkan oleh mereka ketika penyiar sedang membagikan momen istimewa.

Para pendengar masih tahu batasan sehingga penyiar tetap merasa aman dan tidak risih dengan adanya keberadaan pengikut berat ini. Justru, pendengar dan penyiar radio semakin membangun kedekatan yang lebih khusus.

Apakah Teknologi itu Menakutkan bagi Industri Radio?


Perkembangan teknologi tidak membuat industri radio takut. Justru perasaan senang dan bangga itu semakin tinggi karena kegiatan penyiaran radio dapat melibatkan anak-anak muda.

Selain itu, teknologi telah memudahkan para pendengar dengan membuatnya menjadi digital. Kita dapat mendengarnya di mana saja dan kapan saja. Tidak terbatas waktu dan tempat.

"Perubahan dan perkembangan di industri radio itu ternyata banyak sekali sehingga menuntut kita untuk beradaptasi. Tapi adaptasi ini tak menghilangkan semangat kita untuk menjalaninya," ucap Ita antusias.

Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?

Foto:Getty Images

Ita masih terus melihat kemajuan Sonora FM sampai sekarang. Baginya, radio Sonora FM sudah berhasil mengikuti perkembangan zaman digital.

Personalisasi Radio menjadi Kunci Utama untuk Tetap Bertahan di Perubahan Zaman


Bagi Ita, mengetahui tipe pendengar radio yang ditargetkan adalah kunci utama, khususnya pada demografi. Radio Sonora FM menargetkan ibu rumah tangga, pebisnis, orang dewasa, tingkat senior, dan profesional.

Sonora FM dapat bertahan karena membuat program yang sesuai dengan demografi pendengarnya. Maka dari itu, para pendengar tersebut masih menyukai program-program yang disajikan radio Sonora FM dari dulu sampai sekarang.

Program unggulan menjadi aspek lain yang tak kalah penting. Seperti AMKM (Anda Meminta Kami Memutar) dari Sonora FM adalah programmeminta lagu sambil menyelipkan pesan-pesan khusus kepada para pendengar. Lagu-lagu tahun 1970 - 1990an masih menjadi nostalgia di hati pendengar.

Pesan lagu yang disampaikan oleh penyiar berhasil membuat kesan bahagia tersendiri dan menciptakan lingkungan yang spesial, memberi perhatian sampai ucapan manis sehingga para pendengar semakin semangat untuk beraktivitas.

Hoaks Mudah Tersebar di Masa Digital, Inilah Cara Industri Radio Melakukan Konfirmasi Berita


Ita mengatakan bahwa biasanya mereka mendapat tugas dari atasan untuk meliput. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui informasi dari berbagai media.

Bila ada informasi yang berbeda, maka ia dan rekannya harus konfirmasi ke narasumber di lapangan. Mereka akan melakukan survei, penyesuaian data, dan merangkum beberapa poin penting.

"Apakah benar data yang didapatkan kita sebelumnya seperti ini? Filter itu, tidak hanya menelan bulat-bulat dari satu atau media besar yang kita percayai. Data tidak boleh terlalu jauh, konfirmasi ke narasumber dan teman-teman media di lapangan," jelas Ita.

Seluk-Beluk Jadi Penyiar Radio, Apakah Masih Bisa Eksis di Mata Gen Z?

Foto:Jessica Candra

Pembagian Shift Kerja Masih Menjadi Tantangan dalam Industri Media


Pada umumnya, media bekerja 24 jam. Setiap jam harus ada karyawan yang masuk, bahkan mengisi program ketika sedang libur.

Karena jam kerja yang tidak umum, maka waktu bersosialisasi seorang penyiar dengan teman-temannya juga bisa berkurang.

"Awalnya pasti kaget, tapi lambat laun pasti akan terbiasa. Inilah tantangan jam shift kerja pada program di industri media dari dulu sampai sekarang," ujarnya.

Tips and Trik Menjadi Penyiar Radio


Ita membagikan beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menjadi seorang penyiar radio. Tipsnya yaitu melatih kualitas suara, intonasi, dan suara perut. Kalau sudah merasa cantik dan pintar saja, itu tidak cukup dan belum tentu langsung bisa.

Tips lainnya adalah menambah ilmu lebih banyak dengan mengikutiworkshop, dan tidak sombong hanya karena merasa sudah punya banyak pengetahuan. Tempa mentalnya dan jangan menjadi generasi stroberi yang cantik di luar tapi mudah hancur.

"Apakah kalian generasi mangga? Mesti dikerok dulu baru manis? Kalau mau stroberi, anggapannya walau manis dan asam tapi ketika di-blend bisa menyehatkan orang lain," katanya.


Harapan pada Generasi Muda untuk Industri Radio

Ita berharap generasi muda tidak meninggalkan radio. Mereka harus mencoba mendengarkan dan menikmati radio terlebih dahulu.

"Walau tidak ada visual dan grafik, tapi dengar radio dapat menambah ilmu, wawasan dan infotainment. Kenal dulu, baru bisa jatuh cinta," ujarnya mengakhiri obrolan.

Florencia Karuna Suherman
Kontributor GenSINDO
Universitas Bunda Mulia Serpong
Instagram: @florenciakaruna
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)