Review Speak No Evil: Permainan Karakter dan Akting yang Bikin Deg-degan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Speak No Evil adalah film horor psikologis klasik yang jalan cerita dan ending-nya sudah bisa ditebak. Namun perjalanan menyaksikannya adalah pengalaman yang sangat menyenangkan.
Film ini lahir dari sutradara dan penulis James Watkins, yang merupakan sineas spesialis film horor. Karya pertamanya sebagai sutradara dan penulis adalah horor thriller Eden Lake (2008) yang dibintangi Michael Fassbender.
Film debutnya itu terpilih sebagai Best Horror Film dari 2009 Empire Awards serta Jury Prize Sitges Fantasy Festival. Filmnya yang lain ada The Woman in Black (2012) dan Bastille Day (2016), serta menyutradarai serial Black Mirror episode Shut Up and Dance.
Untuk Speak No Evil, James Watkins memasang aktor watak James McAvoy, yang dikenal sebagai pemain Atonement (2007), Professor X dalam seri X-Men, dan pria dengan 23 kepribadian dalam Split (2016).
Menempatkan James McAvoy sebagai pemeran utama dalam film ini adalah keputusan yang tepat, karena begitu melihat sosoknya muncul pertama kali di layar, kita akan tahu bahwa ia adalah pria yang bermasalah.
Film dimulai dengan pasutri asal Amerika Serikat Ben (Scoot McNairy) dan Louise (Mackenzie Davis) yang pindah ke London, dan kini sedang berlibur di Italia.
Di sana, mereka bertemu dengan pasangan dari Inggris yang tinggal di area pedalaman, Paddy (James McAvoy) dan Ciara (Aisling Franciosi). Masing-masing pasangan memiliki satu anak, yaitu Agnes (Alix West Lefler) dan Ant (Dan Hough).
Foto:Universal Pictures
Meski awal pertemuan mereka kurang baik, tapi Paddy yang supel dan pandai memikat dengan obrolan membuat Ben dan Louise akhirnya mau menghabiskan waktu bersama mereka di Italia. Tak cuma itu, setelah kembali ke London, mereka dan Agnes bahkan memutuskan berakhir pekan di rumah Paddy dan Ciara.
Namun sampai di sana, keduanya kembali menemukan keanehan-keanehan yang dilakukan Paddy dan Ciara. Bahkan Ant pun juga berperilaku aneh. Rentetan keanehan ini pula yang akhirnya jadi mimpi buruk untuk mereka.
Seperti telah disebut sebelumnya, jalan cerita bahkan akhir film Speak No Evil sebenarnya sudah bisa ditebak karena resepnya kerap dipakai dalam film horor thriller dan horor psikologis.
Namun yang membuat Speak No Evil tetap memikat adalah cara James Watkins menceritakannya kepada penonton. Ia tak hanya menjual adegan mengerikan atau mendebarkan, tapi menaruhnya di dalam dunia yang penuh dengan karakter-karakter yang bermasalah.
Lihat saja cara ia mengenalkan karakter Paddy untuk pertama kalinya. Saat Ben dan Louise tengah bersantai di pinggir kolam, Paddy tiba-tiba bertanya apakah kursi berjemur di samping Ben ada yang punya. Padahal, jelas-jelas di situ ada boneka milik Agnes yang tengah berendam.
Foto: Universal Pictures
Ben yang agak bingung lantas mengatakan "tidak", dan Paddy langsung menyeret kursi berjemur yang berat itu hingga menimbulkan suara berisik yang sangat mengganggu.
Tak cuma itu, ia juga lantas memberi Ant yang masih di bawah umur minuman beralkohol. Sementara Ciara istrinya seolah tak peduli pada perilaku Paddy itu.
Dari sini saja, kita akan langsung tahu bahwa ini adalah keluarga yang bermasalah. Kita tahu bahwa Paddy bukan sosok yang baik dan bisa jadi adalah seorang psikopat pembunuh.
Namun, kita juga belum punya bukti apa pun tentang kejahatan Paddy dan Ciara. Karena itulah, kita hanya bisa menebak-nebak saja sepanjang film sambil mewaspadai segala perilaku mereka.
Foto: Universal Pictures
Film ini lahir dari sutradara dan penulis James Watkins, yang merupakan sineas spesialis film horor. Karya pertamanya sebagai sutradara dan penulis adalah horor thriller Eden Lake (2008) yang dibintangi Michael Fassbender.
Film debutnya itu terpilih sebagai Best Horror Film dari 2009 Empire Awards serta Jury Prize Sitges Fantasy Festival. Filmnya yang lain ada The Woman in Black (2012) dan Bastille Day (2016), serta menyutradarai serial Black Mirror episode Shut Up and Dance.
Untuk Speak No Evil, James Watkins memasang aktor watak James McAvoy, yang dikenal sebagai pemain Atonement (2007), Professor X dalam seri X-Men, dan pria dengan 23 kepribadian dalam Split (2016).
Menempatkan James McAvoy sebagai pemeran utama dalam film ini adalah keputusan yang tepat, karena begitu melihat sosoknya muncul pertama kali di layar, kita akan tahu bahwa ia adalah pria yang bermasalah.
Sinopsis Speak No Evil
Film dimulai dengan pasutri asal Amerika Serikat Ben (Scoot McNairy) dan Louise (Mackenzie Davis) yang pindah ke London, dan kini sedang berlibur di Italia.
Di sana, mereka bertemu dengan pasangan dari Inggris yang tinggal di area pedalaman, Paddy (James McAvoy) dan Ciara (Aisling Franciosi). Masing-masing pasangan memiliki satu anak, yaitu Agnes (Alix West Lefler) dan Ant (Dan Hough).
Foto:Universal Pictures
Meski awal pertemuan mereka kurang baik, tapi Paddy yang supel dan pandai memikat dengan obrolan membuat Ben dan Louise akhirnya mau menghabiskan waktu bersama mereka di Italia. Tak cuma itu, setelah kembali ke London, mereka dan Agnes bahkan memutuskan berakhir pekan di rumah Paddy dan Ciara.
Namun sampai di sana, keduanya kembali menemukan keanehan-keanehan yang dilakukan Paddy dan Ciara. Bahkan Ant pun juga berperilaku aneh. Rentetan keanehan ini pula yang akhirnya jadi mimpi buruk untuk mereka.
Review Speak No Evil
Seperti telah disebut sebelumnya, jalan cerita bahkan akhir film Speak No Evil sebenarnya sudah bisa ditebak karena resepnya kerap dipakai dalam film horor thriller dan horor psikologis.
Namun yang membuat Speak No Evil tetap memikat adalah cara James Watkins menceritakannya kepada penonton. Ia tak hanya menjual adegan mengerikan atau mendebarkan, tapi menaruhnya di dalam dunia yang penuh dengan karakter-karakter yang bermasalah.
Lihat saja cara ia mengenalkan karakter Paddy untuk pertama kalinya. Saat Ben dan Louise tengah bersantai di pinggir kolam, Paddy tiba-tiba bertanya apakah kursi berjemur di samping Ben ada yang punya. Padahal, jelas-jelas di situ ada boneka milik Agnes yang tengah berendam.
Foto: Universal Pictures
Ben yang agak bingung lantas mengatakan "tidak", dan Paddy langsung menyeret kursi berjemur yang berat itu hingga menimbulkan suara berisik yang sangat mengganggu.
Tak cuma itu, ia juga lantas memberi Ant yang masih di bawah umur minuman beralkohol. Sementara Ciara istrinya seolah tak peduli pada perilaku Paddy itu.
Dari sini saja, kita akan langsung tahu bahwa ini adalah keluarga yang bermasalah. Kita tahu bahwa Paddy bukan sosok yang baik dan bisa jadi adalah seorang psikopat pembunuh.
Namun, kita juga belum punya bukti apa pun tentang kejahatan Paddy dan Ciara. Karena itulah, kita hanya bisa menebak-nebak saja sepanjang film sambil mewaspadai segala perilaku mereka.
Foto: Universal Pictures