6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 13:03 WIB
loading...
6 Fakta Asli Gerakan...
Pak Bujang dalam film Kabut Berduri jadi sosok yang ikut membantu tentara mencari jejak pemberontak PARAKU. Foto/Netflix
A A A
JAKARTA - Kabut Berduri adalah film kriminal thriller karya Edwin berlatar di perbatasan Indonesia-Malaysia. Ceritanya menyinggung gerakan komunis PARAKU atau Pasukan Rakyat Kalimantan Utara.

Film yang dibintangi oleh Putri Marino inimencampurkan elementeka-teki pembunuhan, isu sosial politik, takhayul, hingga tragedi masa lalu Ceritanya tentang seorang polisi perempuan dari Jakarta yang dikirim ke Kalimantan untuk membantu polisi lokal menangani serangkaian kasus pembunuhan.

Dalam film diceritakan tentang adanya PARAKU dan anggotanya Ambong, yang diyakini masih hidup di hutan dalam wujud siluman. PARAKU juga digambarkan sebagai gerakan komunis yang beroperasi pada 1967 hingga 1990 yang berusaha ditumpas olehtentara Indonesia dan Malaysia serta komunitas lokal.



Buat kamu yang sudah menonton film Bukit Berduri dan penasaran dengan PARAKU, berikut adalah fakta asli mengenai gerakan tersebut.

6 Fakta Asli PARAKU yang Ada dalam Film Bukit Berduri


1. Mengenal PARAKU

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Para petinggi PARAKU. Foto: Dok.Sindonews

Partai Komunis Kalimantan Utara ( PKKU), atau sering disebut dengan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (PARAKU) bekerja sama dengan Pasukan Geriliya Rakyat Serawak (PGRS). Mereka adalah pergerakan komunis yang beroperasi di Sarawak.

PARAKU dibentuk pada 19 September 1971 di bawah pimpinan Wen Min Chyuan dari Organisasi Komunis Sarawak (OKS). Wen Min Chyuan pernah menjadi anggota Partai Sarawak Bersatu pada 1960-1964. Mayoritas anggota dari PARAKU adalah masyarakat etnis Tionghoa.

PARAKU/PGRS terbentuk karena adanya gerakan yang menolak untuk pembentukan negara Federasi Malaysia. Hal ini dikarenakan ketika Negara Federasi Malaysia terbentuk, hak-hak masyarakat etnis Tionghoa akan terganggu.

Pembentukan gerakan PARAKU juga sangat erat hubungannya dengan penolakan dari Pemerintah Indonesia terkait Federasi Malaysia yang didukung oleh Inggris.

2. Kronologi dan Latar Belakang Gerakan PARAKU

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Para anggotaPGRS/PARAKU. Foto: Wikimedia Commons

Ide penggabungan berbagai wilayah koloni Inggris di Asia Tenggara dan Persekutuan Tanah Melayu (PTM) dimulai semenjak tahun 1960. Pada 27 Mei 1961, Perdana Menteri PTM Tunku Abdul Rahman mengungkapkan gagasan mengenai Negara Malaysia meliputi PTM, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah di hadapan Foreign Correspondent Association di Singapura.

Setelahnya pada 13 Oktober 1961 di London, dibuatlah sebuah organisasi untuk mengumpulkan seluruh jawaban dari negara-negara yang hadir. Faktanya, dua pertiga dari negara yang hadir menyetujui akan penggabungan wilayah tersebut.

Lain halnya dengan kelompok oposisi atau sayap kiri, yang sudah terbentuk sejak 1950-an dengan anggota Suku Iban (Dayak Iban) dan Tionghoa. Mereka akhirnya menjadi inti pasukan PARAKU dalam rangka gerakan Ganyang Malaysia (Dwikora) oleh presiden Indonesia saat itu, yaitu Soekarno.

Partai NKCP mempropagandakan penyatuan seluruh wilayah Kalimantan yang berada di bawah kekuasaan Inggris untuk membentuk negara merdeka Kalimantan Utara.

Selanjutnya, Presiden Soekarno juga memiliki peran penting dalam menolak aksi terbentuknya Federasi malaysia, yang biasanya lebih dikenal sebagai Ganyang Malaysia.

Presiden Soekarno kemudian mengirimkan salah seorang Menteri Negara di Kabinet Dwikora I, Oei Tjoe Tat, ke perbatasan utara Kalimantan untuk menggalang kekuatan dalam rangka kampanye Ganyang Malaysia. Oei Tjoe Tat yang kebetulan juga keturunan China memperoleh sambutan meriah dari masyarakat setempat.

Dikirimnya Oei Tjoe Tat, berbuah manis, karena banyak masyarakat yang mau dan sukarela untuk tergabung dalam kelompok tersebut. Tak hanya masyarakat Kalimantan Utara yang tergabung tetapi beberapa pemuda dari Singapura, Brunei Darussalam, bahkan dari Malaysia yang tidak setuju dengan rencana pembentukan Federasi Malaysia.

Dalam sejarah mencatat bahwa, anggota relawan yang berhasil dikumpulkan adalah kurang lebih 900 relawan.

3. Pro dan Kontra PARAKU

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Foto: Wikimedia Commons

Gerakan PARAKU yang telah terbentuk dilatih secara serius. Mereka mendapat pelatihan khusus dari tentara Indonesia dan ditempatkan di beberapa kamp latihan di sekitar kawasan Kalimantan Utara. Para ukarelawan memang sangat dipersiapkan untuk melawan negara musuh jika sewaktu-waktu menyerang.

Melansir dari Buku A Face like a Chicken Backside: An Unconventional Soldier in South East Asia,1948-1971 karya JP Cross, dikatakan bahwa pasukan PARAKU memiliki kehebatan yang luar biasa dalam menyerang dan menewaskan prajurit Gurkha dan Border Scout. Fakta tersebut juga menjadikan PARAKU sebagai pahlawan bagi Indonesia.

Namun kebebasan PARAKU ternyata tidak lama. Hal ini karena pada 1965, setelah akhirnya Soekarno digantikan oleh Soeharto, terjadilah peristiwa G30S yang semakin menjadi.

Kubu komunis yang awalnya bisa bergerak bebas menjadi terjebak karena serangan dari masyarakat di negara sendiri. Pada akhirnya, ketika Soeharto memimpin, ia mengacaukan agenda Soekarno dan malah mengerahkan seluruh rakyat untuk melenyapkan PKI.

Hal inilah yang berimbas pula pada anggota PARAKU yang ikut dibasmi. Pada peristiwa ini, ada banyak masyarakat etnis Tionghoa yang tidak tahu bahkan tidak terkait yang ikut dilenyapkan.

4. Perubahan Sistem Politik

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

TNI melatih warga Dayak menumpasPGRS/PARAKU. Foto: Keystone-France/Gamma-Keystone/Getty Images

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada 1965, Presiden Soekarno digantikan oleh Soeharto. Dalam masa jabatannya, Soeharto tidak tertarik untuk melanjutkan aksi Ganyang Malaysia, malah Soeharto membuat propaganda.

Propaganda yang Soehartobuat adalah masyarakat Indonesia terutama pihak militer ditugaskan untuk menyerang PARAKU atau masyarakat yang pro-komunis.

Salah satu perang antara TNI dengan gerilyawan Paraku-PGRS yang cukup terkenal adalah perang yang terjadi di Pangkalan Udara Sanggau Ledo, Bengkayang, Kalimantan Barat.

Memasuki tahun 1967, operasi penumpasan diintensifkan oleh pemerintah Orde Baru melalui Operasi Sapu Bersih (Saber) I, II, dan III yang digelar sejak April 1967 hingga Desember 1969 di bawah komando Brigadir Jenderal AJ Witono.

Pelaksanaan Operasi Saber I tidak memuaskan. Faktor-faktor kegagalan disebabkan kurangnya tenaga tempur, dan pihak PGRS/PARAKU lebih mengenal keadaan medan dan dapat menarik simpati kaum pribumi yaitu suku Dayak setempat.

PGRS/PARAKU juga mudah memencar dan menyusup ke dalam masyarakat untuk menghilangkan diri dari pengejaran. Hal itu disebabkan masyarakat dan kampung-kampung Tionghoa tersebar luas sampai daerah pedalaman seluruh Kalimantan Barat.

5. Peristiwa Mangkuk Merah

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Foto:PM Malaysia Tunku Abdul Rahman dengan dua anggota gerakan yang tertangkap. Foto: Keystone/Getty Images

Terakhir dalam Operasi Saber, terjadi peristiwa Mangkok Merah pada Oktober-November 1967. Peristiwa Mangkok Merah dipicu oleh terjadinya penculikan dan kekerasan yang dialami Temenggung Dayak di Sanggau Ledo.

Pada Maret 1967, seorang guru orang Dayak ditemukan dibunuh di Sungkung, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang.

Lalu, pada 3 September 1967 ada sembilan orang Dayak diculik di Kampung Taum dan baru ditemukan tidak bernyawa oleh masyarakat dan TNI pada 5 September 1967.

TNI mempropagandakan kekerasan itu dilakukan oleh Gerombolan Tjina Komunis (GTK) alias Paraku-PGRS. Propaganda diperkuat penemuan sembilan mayat oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang diklaim sebagai mayat tokoh-tokoh Dayak.

Gerakan pelenyapan PGRS/PARAKU pada 14 Oktober 1967 dikenal dengan sebutan Demonstrasi Suku Dayak. Gerakan ini kemudian menyebar luas menjadi luapan emosi etnis Dayak, hingga upacara Mangkok Merah diadakan.

Upacara tersebut dinamakan Mangkok Merah karena saat upacara dilakukan, mangkok yang digunakan berwarna merah darah dan menandakan suku Dayak siap berperang,

Gerakan ini menjadi sentimen rasial dengan mengidentikkan etnis Tionghoa sebagai anggota PGRS/PARAKU dan menjadi korban gerakan demonstrasi. Gerakan ini mengakibatkan pengungsian besar-besaran etnis Tionghoa menuju ke Kota Pontianak.

Hal ini menimbulkan masalah beban pengungsi di kota-kota penampungan, derita psikis yang dialami keluarga korban pembantaian, dan lumpuhnya sirkulasi perdagangan di daerah pedalaman Kalimantan Barat.


6. Menewaskan Banyak Korban

6 Fakta Asli Gerakan PARAKU yang Ada dalam Film Kabut Berduri

Warga Tionghoa tersangka PGRS/PARAKU. Foto:Keystone-France/Gamma-Keystone/Getty Images

Kasus PARAKU/PGRS didokumentasikan sebagai salah satu pelanggaran HAM di Indonesia. Beberapa pihak menengarai dalam peristiwa ini juga terjadi pembersihan etnis terhadap warga Tionghoa di pedalaman Kalimantan.

Dalam buku Tandjoengpoera Berdjoeang, 1977, disebutkan setidaknya ada 27.000 orang mati dibunuh, 101.700 warga mengungsi di Pontianak dan 43.425 orang di antaranya direlokasi di Kabupaten Pontianak.

Itulah fakta asli gerakan PARAKU yang muncul dalam film Kabut Berduri. Filmnya bisa kamu tonton di Netflix.

MG/Priscilla Waworuntu
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)