Review The Last Breath, Tegangnya Bikin Penonton Ikut Menahan Napas!
loading...
A
A
A
JAKARTA - The Last Breath adalah film yang cocok ditonton jika ingin memacu adrenalin. Bagaimana tidak? Film yang di garap oleh Joachim Heden ini benar-benar membuat penonton merasakan hal yang sama seperti judulnya, napas terakhir.
Film ini mengisahkan sebuah pertemuan kembali sahabat kuliah di pulau Karibia. Mereka mencoba untuk menyelam menujusebuah kapal Perang Dunia II, tapi malah berujung tragedi karena hadirnya hiu putih ganas.
Noah (Jack Part) yang sejak usai kuliah menjalani kehidupan sebagai penyelam profesional bersama Levi (Julian Sands), menemukan sebuah harta karun kapal Perang Dunia II. Sikap angkuh dari Brett (Alexander Arnold) adalah awal tragedi ini bermula.
Foto: Filmgate Films
Ia memaksa para sahabatnya, yaitu Sam (Kim Spearman), Riley (Erin Mullen), dan Logan (Arlo Carter), untuk menyelam di sebuah kapal karam yang baru ditemukan. Noah dan Levi yang kepepet membuat sebuah keputusan nekat untuk meng-iya-kan kemauan Brett untuk menyelam kapala bersejarah itu.
Di situlah perjalanan dimulai. Dari perkara tabung oksigen yang mau habis hingga mereka yang tidak bisa keluar dari kapal karena ada teror dari hiu putih ganas.
Film yang berlatar di dasar laut hingga separuh durasi film ini membuat penonton merasa seperti menyelam bersama para karakternya. Dinginnya ruangan dirasa ikut mendukung rasa menusuk dari air di dalam laut, hingga kita ikut merasa tegang dan panik selama perjalanan mereka di dasar laut.
Foto: Filmgate Films
Kepiawaian dari para pemain yang menyalurkan rasa tegang berpacu pada oksigen yang hampir habis di punggungnya juga ikut membuat penonton panik dan sulit mengelola napas. Hadirnya hiu yang meneror mereka dengan sadis juga berhasil membuat penonton meringis hingga loncat dari tempat duduk.
Rasanya kalimat "sial sedang berpihak pada mereka" sangat pantas untuk film ini. Ditambah lagi akting para pemain juga ikut menambah nilai plus film ini.
The Last Breath sangat layak ditonton untuk pencinta adrenalin tinggi. Secara sinematik, latar musik dan skenario dibuat dengan baik hingga sangat sayang jika kamu terlewat menonton sedikit saja.
Film ini mengisahkan sebuah pertemuan kembali sahabat kuliah di pulau Karibia. Mereka mencoba untuk menyelam menujusebuah kapal Perang Dunia II, tapi malah berujung tragedi karena hadirnya hiu putih ganas.
Noah (Jack Part) yang sejak usai kuliah menjalani kehidupan sebagai penyelam profesional bersama Levi (Julian Sands), menemukan sebuah harta karun kapal Perang Dunia II. Sikap angkuh dari Brett (Alexander Arnold) adalah awal tragedi ini bermula.
Foto: Filmgate Films
Ia memaksa para sahabatnya, yaitu Sam (Kim Spearman), Riley (Erin Mullen), dan Logan (Arlo Carter), untuk menyelam di sebuah kapal karam yang baru ditemukan. Noah dan Levi yang kepepet membuat sebuah keputusan nekat untuk meng-iya-kan kemauan Brett untuk menyelam kapala bersejarah itu.
Di situlah perjalanan dimulai. Dari perkara tabung oksigen yang mau habis hingga mereka yang tidak bisa keluar dari kapal karena ada teror dari hiu putih ganas.
Film yang berlatar di dasar laut hingga separuh durasi film ini membuat penonton merasa seperti menyelam bersama para karakternya. Dinginnya ruangan dirasa ikut mendukung rasa menusuk dari air di dalam laut, hingga kita ikut merasa tegang dan panik selama perjalanan mereka di dasar laut.
Foto: Filmgate Films
Kepiawaian dari para pemain yang menyalurkan rasa tegang berpacu pada oksigen yang hampir habis di punggungnya juga ikut membuat penonton panik dan sulit mengelola napas. Hadirnya hiu yang meneror mereka dengan sadis juga berhasil membuat penonton meringis hingga loncat dari tempat duduk.
Rasanya kalimat "sial sedang berpihak pada mereka" sangat pantas untuk film ini. Ditambah lagi akting para pemain juga ikut menambah nilai plus film ini.
The Last Breath sangat layak ditonton untuk pencinta adrenalin tinggi. Secara sinematik, latar musik dan skenario dibuat dengan baik hingga sangat sayang jika kamu terlewat menonton sedikit saja.
(ita)