6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Selasa, 09 April 2024 - 15:48 WIB
loading...
A A A
Migi hanya bisa menguasai tangan kanan Shinichi. Meski begitu, lelaki itu bisa berkomunikasi dengan parasitnya itu kapan saja.

Sedangkan Heidi jauh berbeda. Ia sudah hampir menguasai otak Heidi, hingga saat dirinya menguasai tubuh Su-in, ia akan muncul dari bagian samping kepala sebelah kanan perempuan itu.

Selain itu, Heidi juga hanya bisa menguasai Su-in dalam waktu 10-15 menit saja. Ia pun baru bisa berkomunikasi dengan Heidi jika Su-in pingsan, lewat perantara (dalam hal ini melalui Seol Kang-woo), atau dengan menulis bergantian.

5. Perbedaan Nasib Migi dan Heidi

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Toho Pictures

Pada akhir cerita Parasyte: The Grey, Heidi hidup berdampingan dengan Su-in. Sedangkan dalam Parasyte: Part 2, Migi mati mengorbankan dirinya demi Shinichi yang kewalahan menangani parasit terkuat, Goto (Tadanobu Asano).

Untungnya, ternyata masih ada sel-sel Migi yang tinggal di tangan kanan Shinichi. Ini membuat Migi akhirnya tumbuh lagi di tubuhnya.

Meski begitu, setelah semua parasit berhasil dikalahkan pada akhir cerita, Migi memutuskan untuk hibernasi dan melakukan evolusi.

Kemunculan Shinichi yang datang ke Korea dalam ending Parasyte: The Grey, sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman menjadi tanda tanya bagi penonton. Apalah Migi telah aktif kembali, atau ia masih tertidur?


6. Fokus Cerita Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Berbeda

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Netflix

Pada dasarnya, cerita Parasyte adalah tentang parasit yang berusaha mengambil alih otak manusia, dan berkembang menjadi tema yang lebih dalam tentang kemanusiaan secara universal. Versi anime, film, dan serialnya juga begitu.

Meski begitu, Parasyte: The Grey menekankan ceritanya pada pentingnya sebuah komunitas. Ini tergambar pada pihak manusia dan parasit yang sama-sama membangun komunitas untuk membantu mereka hidup dan bertahan.

Bahkan Su-in yang sejak kecil bisa dibilang hidup sendiri karena ditelantarkan keluarganya, menarik diri dari pergaulan, tapi pada akhirnya ia menyadari bahwa dirinya juga butuh orang lain. Kepercayaan dirinya pun tumbuh karena kasih sayang orang-orang di sekelilingnya, termasuk Heidi.

Sedangkan dalam Parasyte: Part 1 dan Part 2, penekanan cerita lebih pada perjuangan tiap individu dalam hidup mereka, yang terkait dengan parasit yang hidup di sekitar dan dalam tubuh mereka.

Itulah beberapa perbedaan Parasyte versi drama Korea (Parasyte: The Grey) dengan versi film live action Jepang (Parasyte: Part 1 dan Parasyte: Part 2).
(ita)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)