6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Selasa, 09 April 2024 - 15:48 WIB
loading...
6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya
Ada beberapa perbedaan Parasyte: The Grey dengan versi film live action Jepang Parasyte: Part 1 dan Part 2. Foto/Netflix, Toho Pictures
A A A
JAKARTA - Ada beberapa perbedaan antara Parasyte: The Grey yang merupakan versi drama Korea dengan film live actionJepang Parasyte: Part 1 dan Parasyte: Part 2.

Film dan serial ini sama-sama diadaptasi dari cerita manga Parasyte karya Hitoshi Iwaaki. Ini adalah manga ikonis yang dipublikasikan sejak 1989 hingga 1994.

Manga ini telah terjual setidaknya 25 juta kopi, menjadikannya sebagai salah satu manga terlaris sepanjang sejarah. Parasyte juga meraih gelar manga terbaik dari Seiun Award pada 1996.



Hingga kini, manga Parasyte telah diadaptasi menjadi serial anime berjudul Parasyte: The Maxim (2014-2015), film live action Parasyte: Part 1 (2014), dan Parasyte: Part 2 (2015). Terakhir ada serial live action Netflix Parasyte: The Grey yang tayang pada 2024.

Tentunya, ada beberapa perbedaan di antara keempat cerita yang terinspirasi manga Parasyte tersebut. Kali ini, akan dibahas perbedaan antara Parasyte versi drama Korea dan film live-action yang dibuat oleh Toho Pictures dengan sutradara Takashi Yamazaki.

Perbedaan Drakor Parasyte: The Grey dengan Film Live-Action Jepang Parasyte: Part 1 dan Part 2


1. Karakter-Karakter Kunci Parasyte: The Grey Berbeda dengan Film Live Action

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Netflix

Film live action Parasyte banyak bertumpu pada cerita asli dari manga dan animenya. Meski begitu, ada beberapa karakter yang juga dihilangkan, misalnya sahabat Shinichi Izumi, yaitu Mamoru Uda dan gadis yang menyukai Shinichi, Kana Kimishima.

Sementara itu, Parasyte: The Grey sama sekali berbeda dengan versi manga, anime, dan film live-action-nya. Sutradara dan penulis Yeon Sang-ho hanya mengambil garis besar ceritanya saja.

Karakter-karakter kunci dalam film live action Parasyte adalah Shinichi Izumi (Shota Sometani) dan kekasihnya Satomi Murano (Ai Hashimoto). Lalu ada juga karakter penting Ryoko Tamiya (Eri Fukatsu) yang merupakan guru Shinichi.

Tamiya terinfeksi parasit, tapi parasit ini ingin mempelajari perilaku manusia dibanding langsungmenguasai otaknya. Ia bahkan memutuskan memiliki anak dengan parasit lainnya, yaitu Mr. A (Mansaku Ikeuchi).

Anak mereka lahir sebagai manusia. Kehadiran Tamiya, Mr. A, dan anaknya ini ikut membuat konflik dan alur cerita versi live action-nya makin menarik. Tak ketinggalan, ada juga karakter ibu Shinichi, yaitu Nobuko (Kimiko Yo).

Adapun versi drakornya, Parayste: The Grey memiliki karakter-karakter yang jauh berbeda, kecuali kemunculan Shinichi Izumi di akhir cerita.

2. Grey Team Tak Ada dalam versi Film Live Action

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Netflix

Grey Team dalam Parasyte: The Grey tak ada dalam versi anime, manga, maupun film live action Parasyte. Dalam tiga versi itu, pembasmi parasit hanyalah para individu seperti Shinichi.

Pembasmi lainnya hanya tim polisi biasa yang tidak terlalu memegang peran penting dalam cerita filmnya.

3. Perbedaan Visual Heidi dan Migi

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Toho Pictures

Visual Migi yang ada dalam diri Shinichi dengan Heidi yang ada dalam Jeong Su-in (Jeon So-nee) juga jauh berbeda. Migi punya tampilan fisik sendiri, berbeda dengan Heidi yang penampilannya meniru Su-in, dan pernah pula muncul dalam tampilan layaknya parasit.

Sementara Migi, meski juga tampil layaknya parasit, tapi wujudnya menggemaskan. Ia kadang terlihat naif dan bisa berlaku konyol.

4. Perbedaan Cara Kerja Heidi dan Migi

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto:Toho Pictures

Migi hanya bisa menguasai tangan kanan Shinichi. Meski begitu, lelaki itu bisa berkomunikasi dengan parasitnya itu kapan saja.

Sedangkan Heidi jauh berbeda. Ia sudah hampir menguasai otak Heidi, hingga saat dirinya menguasai tubuh Su-in, ia akan muncul dari bagian samping kepala sebelah kanan perempuan itu.

Selain itu, Heidi juga hanya bisa menguasai Su-in dalam waktu 10-15 menit saja. Ia pun baru bisa berkomunikasi dengan Heidi jika Su-in pingsan, lewat perantara (dalam hal ini melalui Seol Kang-woo), atau dengan menulis bergantian.

5. Perbedaan Nasib Migi dan Heidi

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Toho Pictures

Pada akhir cerita Parasyte: The Grey, Heidi hidup berdampingan dengan Su-in. Sedangkan dalam Parasyte: Part 2, Migi mati mengorbankan dirinya demi Shinichi yang kewalahan menangani parasit terkuat, Goto (Tadanobu Asano).

Untungnya, ternyata masih ada sel-sel Migi yang tinggal di tangan kanan Shinichi. Ini membuat Migi akhirnya tumbuh lagi di tubuhnya.

Meski begitu, setelah semua parasit berhasil dikalahkan pada akhir cerita, Migi memutuskan untuk hibernasi dan melakukan evolusi.

Kemunculan Shinichi yang datang ke Korea dalam ending Parasyte: The Grey, sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman menjadi tanda tanya bagi penonton. Apalah Migi telah aktif kembali, atau ia masih tertidur?


6. Fokus Cerita Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Berbeda

6 Perbedaan Parasyte versi Drakor dan Film Live Action Jepang-nya

Foto: Netflix

Pada dasarnya, cerita Parasyte adalah tentang parasit yang berusaha mengambil alih otak manusia, dan berkembang menjadi tema yang lebih dalam tentang kemanusiaan secara universal. Versi anime, film, dan serialnya juga begitu.

Meski begitu, Parasyte: The Grey menekankan ceritanya pada pentingnya sebuah komunitas. Ini tergambar pada pihak manusia dan parasit yang sama-sama membangun komunitas untuk membantu mereka hidup dan bertahan.

Bahkan Su-in yang sejak kecil bisa dibilang hidup sendiri karena ditelantarkan keluarganya, menarik diri dari pergaulan, tapi pada akhirnya ia menyadari bahwa dirinya juga butuh orang lain. Kepercayaan dirinya pun tumbuh karena kasih sayang orang-orang di sekelilingnya, termasuk Heidi.

Sedangkan dalam Parasyte: Part 1 dan Part 2, penekanan cerita lebih pada perjuangan tiap individu dalam hidup mereka, yang terkait dengan parasit yang hidup di sekitar dan dalam tubuh mereka.

Itulah beberapa perbedaan Parasyte versi drama Korea (Parasyte: The Grey) dengan versi film live action Jepang (Parasyte: Part 1 dan Parasyte: Part 2).
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3577 seconds (0.1#10.140)