Penjelasan Ending Exhuma, Film Korea Terlaris di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Exhuma adalah film Korea genre horor yang kini tengah tayang di bioskop Indonesia. Film ini diperankan oleh bintang kelas A seperti Choi Min-sik, Kim Go-eun, Lee Do-hyun, dan Yoo Hae-jin.
Exhuma tayang di Indonesia sejak 28 Februari 2024 di CGV dan Cinepolis. Baru lima hari tayang, filmnya sudah mencetak angka 300 ribu penonton menurut akun Instagram resmi distributor filmnya, yaitu Feat Pictures Indonesia.
Karena respons yang luar biasa ini, jaringan bioskop XXI pun turut menayangkan Exhuma mulai 4 Maret. Saat artikel ini ditulis,Exhumadipastikan akan menjadi film Korea terlaris kedua di Indonesia, menyalip The Moon yang dibintangi oleh D.O. EXO.
Exhuma mengisahkan dua dukun muda Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun) yang menggali sebuah makam nenek moyang sebuah keluarga, lantas diminta untuk mengkremasinya. Untuk tugas tersebut, mereka juga meminta bantuan ahli Feng Shui Kim Sang-deok (Choi Min-sik) dan pengurus pemakaman Ko Young-geun (Yu Hae-Jin).
Tak disangka, pembongkaran makam itu justru membangkitkan kekuatan jahat nan mengerikan yang bersemayam di sana.
Berdurasi sekitar 2 jam 10 menit, Exhuma penuh dengan cerita misteri yang terungkap satu per satu, bahkan hingga jelang akhir cerita. Misterinya juga bisa dibilang dibagi dalam dua babak.
Pertama tentang misteri makam nenek moyang keluarga Korea yang tinggal di Amerika, dan kedua tentang jasad seorang jenderal Jepang. Berikut ini kita ulas tentang akhir cerita Exhuma.
Penjelasan Ending Film Exhuma
Foto:Showbox
Park Ji-yong (Kim Jae-cheol) adalah klien Hwa-rim dan Bong-gil yang tinggal di Amerika Serikat. Ia lahir dari keluarga superkaya, tapi anggota keluarganya menderita.
Ayahnya sakit parah, ibunya jadi alkoholik, sementara anaknya yang baru lahir menderita sakit yang tak terdeteksi. Sebelumnya, kakaknya juga bunuh diri.
Karena berbagai kesialan tersebut, ia lantas menyewa jasa Hwa-rim, terutama untuk menyembuhkan bayinya. Dari sinilah Hwa-rim mengetahui bahwa nenek moyang Ji-yong ternyata melakukan "panggilan kubur".
Ini dilakukan leluhur Ji-yong karena permintaannya agar kuburannya dipindah tidak diindahkan selama bertahun-tahun. Sang leluhur merasa tanah tempatnya dimakamkan penuh kutukan dan kesialan, karena itulah ia meneror keturunannya agar permintaannya itu dituruti.
Menyadari hal itu, Hwa-rim menyarankan pemindahan kuburan sang nenek moyang yang ada di Korea Selatan. Ji-yong menyetujui permintaan Hwa-rim, tapi ia meminta jasad leluhurnya itu langsung dikremasi saja tanpa dibuka petinya.
Foto: Showbox
Rupanya, nenek moyang Ji-yong dikubur di lokasi perbukitan yang terpencil, dan hanya ada makamnya di sana. Makam itu juga tak diberi nama, dengan alasan menghindari pencurian.
Saat kuburan digali, ternyata peti mati sang leluhur memiliki motif atau hiasan yang identik dengan keluarga kerajaan. Dari sini, diketahui bahwa dulunya leluhur Ji-yong adalah orang berpengaruh, tapi dia merapat pada penjajah Jepang alias jadi pengkhianat negara. Fakta inilah yang ingin ditutupi oleh keluarga Park Ji-yong.
Setelah mati, atas saran biksu bernama Gisune, ia dimakamkan di perbukitan itu, yang sebenarnya adalah tanah yang tak bagus menurut ahli Feng Shui Kim Sang-deok.
Foto: Showbox
Setelah leluhur Ji-yong berhasil dikremasi, muncul masalah baru. Ternyata ada peti mati kedua di lubang kubur yang sama dengan leluhur Ji-yong. Lebih aneh lagi, makamnya dikubur secara vertikal dan diikat dengan rantai.
Karena sudah terlalu banyak keanehan di area perbukitan itu, akhirnya peti mati itu diamankan. Namun ternyata ada yang membuka petinya, dan jasad yang ada di dalamnya pun bangkit kembali dan memangsa manusia hingga hewan yang ditemuinya.
Jasad itu rupanya adalah seorang jenderal Jepang dengan pakaian kebesarannya, yaitu baju besi dan helm. Tubuhnya pun sangat tinggi.
Mengapa jasad itu bisa hidup lagi? Ini karena mantra yang diberikan oleh Gisune. Selain itu, mantra tersebut juga dipakai untuk membuat sang jenderal berpikir ia masih hidup pada masa invasi Jepang di Korea. Itulah yang membuatnya mengamuk dan ingin memenangkan perang.
Foto: Showbox
Kedua jasad tersebut dimakamkan di tempat yang sama atas saran Gisune yang ternyata adalah peramal dari Jepang. Leluhur Ji-yong dimakamkan di atas peti sang jenderal agar mayat petinggi Jepang itu tetap tersembunyi.
Karena makam leluhur Ji-yong dilindungi, ini membuat jasad jenderal Jepang itu makin aman dari ancaman ditemukan oleh orang-orang yang dihindari oleh Gisune.
Foto: Showbox
Hal terakhir dan paling penting adalah peti mati sang jenderal yang dimakamkan secara vertikal. Ini sengaja dilakukan Gisune agar bentuknya seperti tiang atau pasak besi.
Pasak ini adalah simbol penguasaan atas wilayah tersebut, yang bisa diartikan bahwa pihak Jepang tetap ingin menguasai Korea. Mantra juga dibuat agar warga Korea tak akur, ini bisa disimbolkan dengan area makam di perbukitan yang pengunjungnya bisa melihat Korea Utara yang wilayahnya terpisah dari Korea Selatan.
Intinya, selama pasak besi itu masih ada di wilayah Korea, maka kesialan dan kutukan dari Gisune akan terus ada.
Nah, kutukan Gisune dan keganasan jenderal Jepang itu akhirnya bisa dihentikan dengan memakai konsep Yin Yang atau kekuatan yang berlawanan. Karena pasak besi itu dalam posisi vertikal, maka lawannya adalah kayu yang dihunuskan secara horizontal ke tubuh sang jenderal Jepang. Terbukti, sang jenderal pun akhirnya mati.
Film Exhuma ditutup tanpa ada adegan tambahan lainnya layaknya film horor kebanyakan. Jadi bisa disimpulkan bahwa film horor Korea ini telah selesai sepenuhnya alias close ending.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Exhuma tayang di Indonesia sejak 28 Februari 2024 di CGV dan Cinepolis. Baru lima hari tayang, filmnya sudah mencetak angka 300 ribu penonton menurut akun Instagram resmi distributor filmnya, yaitu Feat Pictures Indonesia.
Karena respons yang luar biasa ini, jaringan bioskop XXI pun turut menayangkan Exhuma mulai 4 Maret. Saat artikel ini ditulis,Exhumadipastikan akan menjadi film Korea terlaris kedua di Indonesia, menyalip The Moon yang dibintangi oleh D.O. EXO.
Exhuma mengisahkan dua dukun muda Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun) yang menggali sebuah makam nenek moyang sebuah keluarga, lantas diminta untuk mengkremasinya. Untuk tugas tersebut, mereka juga meminta bantuan ahli Feng Shui Kim Sang-deok (Choi Min-sik) dan pengurus pemakaman Ko Young-geun (Yu Hae-Jin).
Tak disangka, pembongkaran makam itu justru membangkitkan kekuatan jahat nan mengerikan yang bersemayam di sana.
Berdurasi sekitar 2 jam 10 menit, Exhuma penuh dengan cerita misteri yang terungkap satu per satu, bahkan hingga jelang akhir cerita. Misterinya juga bisa dibilang dibagi dalam dua babak.
Pertama tentang misteri makam nenek moyang keluarga Korea yang tinggal di Amerika, dan kedua tentang jasad seorang jenderal Jepang. Berikut ini kita ulas tentang akhir cerita Exhuma.
Penjelasan Ending Film Exhuma
1. Asal-Usul Keanehan di Keluarga Park Ji-yong
Foto:Showbox
Park Ji-yong (Kim Jae-cheol) adalah klien Hwa-rim dan Bong-gil yang tinggal di Amerika Serikat. Ia lahir dari keluarga superkaya, tapi anggota keluarganya menderita.
Ayahnya sakit parah, ibunya jadi alkoholik, sementara anaknya yang baru lahir menderita sakit yang tak terdeteksi. Sebelumnya, kakaknya juga bunuh diri.
Karena berbagai kesialan tersebut, ia lantas menyewa jasa Hwa-rim, terutama untuk menyembuhkan bayinya. Dari sinilah Hwa-rim mengetahui bahwa nenek moyang Ji-yong ternyata melakukan "panggilan kubur".
Ini dilakukan leluhur Ji-yong karena permintaannya agar kuburannya dipindah tidak diindahkan selama bertahun-tahun. Sang leluhur merasa tanah tempatnya dimakamkan penuh kutukan dan kesialan, karena itulah ia meneror keturunannya agar permintaannya itu dituruti.
Menyadari hal itu, Hwa-rim menyarankan pemindahan kuburan sang nenek moyang yang ada di Korea Selatan. Ji-yong menyetujui permintaan Hwa-rim, tapi ia meminta jasad leluhurnya itu langsung dikremasi saja tanpa dibuka petinya.
2. Status Nenek Moyang Park Ji-yong
Foto: Showbox
Rupanya, nenek moyang Ji-yong dikubur di lokasi perbukitan yang terpencil, dan hanya ada makamnya di sana. Makam itu juga tak diberi nama, dengan alasan menghindari pencurian.
Saat kuburan digali, ternyata peti mati sang leluhur memiliki motif atau hiasan yang identik dengan keluarga kerajaan. Dari sini, diketahui bahwa dulunya leluhur Ji-yong adalah orang berpengaruh, tapi dia merapat pada penjajah Jepang alias jadi pengkhianat negara. Fakta inilah yang ingin ditutupi oleh keluarga Park Ji-yong.
Setelah mati, atas saran biksu bernama Gisune, ia dimakamkan di perbukitan itu, yang sebenarnya adalah tanah yang tak bagus menurut ahli Feng Shui Kim Sang-deok.
3. Identitas Jasad di Peti Kedua
Foto: Showbox
Setelah leluhur Ji-yong berhasil dikremasi, muncul masalah baru. Ternyata ada peti mati kedua di lubang kubur yang sama dengan leluhur Ji-yong. Lebih aneh lagi, makamnya dikubur secara vertikal dan diikat dengan rantai.
Karena sudah terlalu banyak keanehan di area perbukitan itu, akhirnya peti mati itu diamankan. Namun ternyata ada yang membuka petinya, dan jasad yang ada di dalamnya pun bangkit kembali dan memangsa manusia hingga hewan yang ditemuinya.
Jasad itu rupanya adalah seorang jenderal Jepang dengan pakaian kebesarannya, yaitu baju besi dan helm. Tubuhnya pun sangat tinggi.
Mengapa jasad itu bisa hidup lagi? Ini karena mantra yang diberikan oleh Gisune. Selain itu, mantra tersebut juga dipakai untuk membuat sang jenderal berpikir ia masih hidup pada masa invasi Jepang di Korea. Itulah yang membuatnya mengamuk dan ingin memenangkan perang.
4. Alasan Makam Leluhur Ji-yong Dijadikan Satu Liang dengan Jenderal Jepang
Foto: Showbox
Kedua jasad tersebut dimakamkan di tempat yang sama atas saran Gisune yang ternyata adalah peramal dari Jepang. Leluhur Ji-yong dimakamkan di atas peti sang jenderal agar mayat petinggi Jepang itu tetap tersembunyi.
Karena makam leluhur Ji-yong dilindungi, ini membuat jasad jenderal Jepang itu makin aman dari ancaman ditemukan oleh orang-orang yang dihindari oleh Gisune.
5. Alasan Peti Dikubur secara Vertikal
Foto: Showbox
Hal terakhir dan paling penting adalah peti mati sang jenderal yang dimakamkan secara vertikal. Ini sengaja dilakukan Gisune agar bentuknya seperti tiang atau pasak besi.
Pasak ini adalah simbol penguasaan atas wilayah tersebut, yang bisa diartikan bahwa pihak Jepang tetap ingin menguasai Korea. Mantra juga dibuat agar warga Korea tak akur, ini bisa disimbolkan dengan area makam di perbukitan yang pengunjungnya bisa melihat Korea Utara yang wilayahnya terpisah dari Korea Selatan.
Intinya, selama pasak besi itu masih ada di wilayah Korea, maka kesialan dan kutukan dari Gisune akan terus ada.
Nah, kutukan Gisune dan keganasan jenderal Jepang itu akhirnya bisa dihentikan dengan memakai konsep Yin Yang atau kekuatan yang berlawanan. Karena pasak besi itu dalam posisi vertikal, maka lawannya adalah kayu yang dihunuskan secara horizontal ke tubuh sang jenderal Jepang. Terbukti, sang jenderal pun akhirnya mati.
Film Exhuma ditutup tanpa ada adegan tambahan lainnya layaknya film horor kebanyakan. Jadi bisa disimpulkan bahwa film horor Korea ini telah selesai sepenuhnya alias close ending.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(ita)