Review Film The Bricklayer, Film Mata-Mata yang Konvensional

Rabu, 17 Januari 2024 - 15:30 WIB
loading...
Review Film The Bricklayer, Film Mata-Mata yang Konvensional
The Bricklayer adalah film tentang agen mata-mata dengan isu dan plot yang konvensional. Foto/Vertical Entertainment
A A A
JAKARTA - Film The Bricklayer tak menghadirkan isu baru sebagai film tentang mata-mata, tapi tetap cukup menarik untuk ditonton.

Film action garapan sutradara Ranny Harlin ini ditulis oleh Noah Boyd, Marc Moss, Matt Johnson, Pete Travis, dan Hanna Weg. Adapun pemain utamanya adalah aktor Aaron Eckhart, pemeran Harvey Dent/Two-Face dalam film The Dark Knight, juga Presiden Amerika Serikat (AS) dalam Olympus Has Fallen dan sekuelnya, London Has Fallen.

Film The Bricklayer mengisahkan tentang seorang mantan agen CIA yang ditunjuk dan diaktifkan kembali. Tujuannya adalah untuk menangani pelaku pemerasan yang juga bertanggung jawab atas kematian sejumlah jurnalis.



Ia adalah Steve Vail (Aaron Eckhart), agen lapangan CIA yang sudah cukup tua dan keras kepala. Ia punya ketertarikan pada pekerjaan sebagai tukang susun batu bata dan menyukai musik jazz klasik

Setelah adanya peristiwa di Thessaloniki, Yunani memaksa CIA untuk datang dan Vail ditunjuk untuk kembali aktif di CIA. Dalam peristiwa tersebut, tiga jurnalis internasional telah dibunuh dalam waktu satu bulan, yang terbaru adalah seorang reporter Jerman yang merupakan kritikus vokal terhadap aktivitas intelijen AS di seluruh dunia.

Review Film The Bricklayer, Film Mata-Mata yang Konvensional

Foto:Vertical Entertainment

Pembunuhan tersebut menimbulkan anggapan bahwa ada campur tangan CIA di balik terbunuhnya jurnalis. Seorang agen muda di Markas CIA Kate Bannon (Nina Dobrev) mendapat temuan dengan mengidentifikasi Victor Radek (Clifton Collins Jr.), yang merupakan mantan agen rahasia CIA yang menjadi jahat dan sebelumnya sempat dikabarkan sudah meninggal.

Hal ini membuat bos CIA, O'Malley (Tim Blake Nelson) menunjuk dan mengirim Vail dan Kate dalam misi untuk melacak dan menangkap teman lama Vail tersebut. Ini karena ia satu-satunya yang bisa menanganinya karena pernah jadi teman dekat Radek dan keluarganya.

Secara keseluruhan, kisah mata-mata yang diceritakan dalam The Bricklayercukup konvensional alias sering ditemui dalam film bertema sama lainnya.Namun karena tempo ceritanya bergerak sangat cepat, jadi adegan-adegannya masih cukup bisa dinikmati, terutama bagi penggemar film laga.

Review Film The Bricklayer, Film Mata-Mata yang Konvensional

Foto: Vertical Entertainment


Aksi Aaron Eckhart dan Nina Dobrev sebagai tokoh utama juga cukup baik, meski memang karakter Vail kerap terlihat lemah di beberapa adegan baku pukul, tak seperti peran mata-mata lainnya yang lincah. Karakter Vail yang digambarkan sebagai penggemar menyusun batu bata juga tidak terlalu memberikan keahlian mencolok untuk digunakan saat dia menjadi agen rahasia.



Di luar itu, visual yang apik karena memakai latar Thessaloniki di Yunani cukup memanjakan mata. Sebagai catatan, film ini berating 17 tahun ke atas karena banyaknya adegan pembunuhan dan perkelahian.

The Bricklayer tayang mulai 17 Januari 2024 di jaringan bioskop di Indonesia.
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1511 seconds (0.1#10.140)