Belajar dari Ying Ying dan Le Le: Binatang juga Butuh Privasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa hari lalu, kabar bahagia di tengah wabah pandemi COVID-19 datang dari kebun binatang Ocean Park, Hongkong.
Penantian panjang selama 13 tahun pihak kebun binatang untuk menyatukan sepasang panda bernama Ying Ying dan Le Le akhirnya terjadi juga setelah sekian lama.
Minggu lalu, Ying Ying dan Le Le akhirnya berhasil kawin secara alami di tengah kosongnya kebun binatang akibat kebijakan karantina wilayah yang membuat tempat itu ditutup sejak akhir Januari lalu.
“Proses kawin alami yang sukses hari ini sangat menarik bagi kita semua, karena peluang kehamilan melalui perkawinan alami lebih tinggi daripada dengan inseminasi buatan," kata Michael Boos, Direktur Eksekutif Operasi Zoologi dan Konservasi di Ocean Park, dikutip dari siaran pers Ocean Park.
Coba tebak kira-kira apa yang membuat Ying Ying dan Le Le akhirnya mau kawin setelah sekian lama?
Yap! Privasi. Sepertinya, selama ini yang dibutuhkan oleh Ying Ying dan Le Le cuma sedikit privasi. Kebijakan lockdown yang membuat kebun binatang ditutup untuk umum, ternyata bikin Ying Ying dan Le Le nyaman dan leluasa tanpa harus merasa diawasi oleh banyak pengunjung.
Gak cuma bagi Ying Ying dan Le Le yang tinggal di kebun binatang, bagi binatang liar yang hidup di alam bebas, privasi juga diperlukan oleh mereka, lho. Meski hidup di alam bebas, gak jarang mereka dijadikan sebagai objek film dokumenter tentang kehidupan liar.
Meski film dokumenter alam bebas sangat menarik untuk dilihat, tapi sebenarnya hal itu cukup mengundang banyak pro dan kontra. Banyak yang menganggap bahwa hal itu untuk edukasi, tapi gak sedikit pula yang menganggap tindakan tersebut mengganggu privasi binatang.
Foto: Xinhua
Tapi, masa, sih, binatang bisa ngerti tentang privasi?
Anggapan bahwa binatang juga memiliki privasi sebenarnya bukanlah hal yang gila atau aneh. Bintang mungkin gak mengerti soal privasi, tapi mereka menunjukkan kemarahannya ketika ada seseorang yang mencoba melihatnya terlalu dekat.
Dikutip dari The Guardian, Brett Mills, seorang dosen studi perfilman di University of East Anglia, berpendapat bahwa dalam membuat film dokumenter tentang satwa liar, manusia sering kali menyusup ke wilayah yang dianggap pribadi bagi manusia, seperti kawin dan melahirkan. Tetapi, gak ada yang bertanya apakah ruang pribadi itu berlaku juga untuk hewan.
“Kita memiliki asumsi bahwa manusia memiliki hak privasi, jadi, mengapa kita tidak menganggap hak itu untuk spesies lain, terutama ketika mereka terlibat dalam perilaku yang menunjukkan mereka tidak ingin dilihat?" Lanjut Brett.
Dia menuturkan bahwa kita sebagai manusia gak pernah tahu apakah binatang memberi persetujuan atau tidak. Tapi yang jelas, binatang-binatang itu seringkali punya perilaku yang menunjukkan ketidaksukaannya ketika bertemu manusia.
Silmi Safriyantini
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @silmisafr
Penantian panjang selama 13 tahun pihak kebun binatang untuk menyatukan sepasang panda bernama Ying Ying dan Le Le akhirnya terjadi juga setelah sekian lama.
Minggu lalu, Ying Ying dan Le Le akhirnya berhasil kawin secara alami di tengah kosongnya kebun binatang akibat kebijakan karantina wilayah yang membuat tempat itu ditutup sejak akhir Januari lalu.
“Proses kawin alami yang sukses hari ini sangat menarik bagi kita semua, karena peluang kehamilan melalui perkawinan alami lebih tinggi daripada dengan inseminasi buatan," kata Michael Boos, Direktur Eksekutif Operasi Zoologi dan Konservasi di Ocean Park, dikutip dari siaran pers Ocean Park.
Coba tebak kira-kira apa yang membuat Ying Ying dan Le Le akhirnya mau kawin setelah sekian lama?
Yap! Privasi. Sepertinya, selama ini yang dibutuhkan oleh Ying Ying dan Le Le cuma sedikit privasi. Kebijakan lockdown yang membuat kebun binatang ditutup untuk umum, ternyata bikin Ying Ying dan Le Le nyaman dan leluasa tanpa harus merasa diawasi oleh banyak pengunjung.
Gak cuma bagi Ying Ying dan Le Le yang tinggal di kebun binatang, bagi binatang liar yang hidup di alam bebas, privasi juga diperlukan oleh mereka, lho. Meski hidup di alam bebas, gak jarang mereka dijadikan sebagai objek film dokumenter tentang kehidupan liar.
Meski film dokumenter alam bebas sangat menarik untuk dilihat, tapi sebenarnya hal itu cukup mengundang banyak pro dan kontra. Banyak yang menganggap bahwa hal itu untuk edukasi, tapi gak sedikit pula yang menganggap tindakan tersebut mengganggu privasi binatang.
Foto: Xinhua
Tapi, masa, sih, binatang bisa ngerti tentang privasi?
Anggapan bahwa binatang juga memiliki privasi sebenarnya bukanlah hal yang gila atau aneh. Bintang mungkin gak mengerti soal privasi, tapi mereka menunjukkan kemarahannya ketika ada seseorang yang mencoba melihatnya terlalu dekat.
Dikutip dari The Guardian, Brett Mills, seorang dosen studi perfilman di University of East Anglia, berpendapat bahwa dalam membuat film dokumenter tentang satwa liar, manusia sering kali menyusup ke wilayah yang dianggap pribadi bagi manusia, seperti kawin dan melahirkan. Tetapi, gak ada yang bertanya apakah ruang pribadi itu berlaku juga untuk hewan.
“Kita memiliki asumsi bahwa manusia memiliki hak privasi, jadi, mengapa kita tidak menganggap hak itu untuk spesies lain, terutama ketika mereka terlibat dalam perilaku yang menunjukkan mereka tidak ingin dilihat?" Lanjut Brett.
Dia menuturkan bahwa kita sebagai manusia gak pernah tahu apakah binatang memberi persetujuan atau tidak. Tapi yang jelas, binatang-binatang itu seringkali punya perilaku yang menunjukkan ketidaksukaannya ketika bertemu manusia.
Silmi Safriyantini
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @silmisafr
(it)