CERMIN: Belajar soal Kemenangan dan Kebahagiaan dari Tim Sepak Bola Terburuk Sedunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2014. Film dokumenter Next Goal Wins dirilis dan kita berkenalan dengan tim sepak bola terburuk sedunia dari negeri Samoa Amerika.
Dalam film dokumenter berdurasi 97 menit itu, sutradara Mike Brett dan Steve Jamison memperlihatkan perjuangan tim sepak bola terburuk sedunia itu. Setelah kalah telak 31-0 dari Australia di kualifikasi Piala Dunia tahun 2001, Samoa Amerika berusaha mendapatkan kembali rasa kebanggaan nasional dengan merekrut seorang pelatih dan beberapa pemain luar pulau untuk membantu mereka bangkit dari dasar liga.
The Guardian memuji Next Goal Wins sebagai āfilm dokumenter yang menawan dan membangkitkan semangat dan akan membuat Anda menyemangati tim yang tidak diunggulkan dan berharap semua pesepak bola bersikap rendah hati, penuh tekad, dan layakā.
Sembilan tahun setelahnya, sutradara Taika Waititi mengadaptasi film ini menjadi sebuah film panjang yang sama-sama menyentuh hati. Filmnya kini tengah tayang di jaringan bioskop di Indonesia.
Taika memahami yang dibutuhkan film ini, karena sesungguhnya di luar segala hal terkait sepak bola hingga bagaimana rasanya menjadi tim sepak bola pecundang, Next Goal Wins bercerita soal hal-hal fundamental, hal-hal yang mewarnai keseharian kita dan menjadikan kita manusia yang lebih baik.
āSaya selalu mencoba menambahkan humor pada apa pun. Saya pikir jika Anda memiliki tema yang lebih dalam di balik segalanya, dan ini lagi-lagi, film ini benar-benar tentang kehilangan dan kesedihan dan bangkit kembali serta mencoba mencari kebahagiaan dalam hidup Anda,ā ujar Taika sebagaimana dikutip dari Goal.com.
Foto: Searchlight Pictures
Di luar segala humor yang bertebaran sepanjang film, film ini memotret seorang manusia, seorang pelatih sepakbola, seorang suami, seorang ayah, dan seorang pecundang. Dengan Michael Fassbender sebagai Thomas Rongen yang menjadi pusat cerita, kita tahu Taika mempercayakan peran ini pada aktor yang tepat.
Next Goal Wins memusatkan ceritanya pada Thomas yang harus memilih antara dipecat atau menjadi pelatih dari tim sepak bola terburuk sedunia. Thomas merasa seisi dunia menghukumnya atas tabiat kasarnya yang terekam kamera di lapangan. Thomas memilih cara paling tidak inventif yang pernah dilakukan manusia: memilih marah dengan segala hal yang terjadi dalam hidupnya.
Sejak awal kita melihat Thomas tak tertarik menjadi pelatih sepak bola di pulau terpencil yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik itu. Ia terpaksa melakukannya dan karenanya bisa jadi tim yang dipimpinnya pun merasa terpaksa menerimanya.
Meski seluruh tim menerimanya dengan baik, Thomas mempertahankan sikapnya yang arogan. Susah betul untuk menyukai protaganis kita kali ini. Tapi skenario, penyutradaraan, dibantu akting cemerlang Michael akan membuat kita memahami siapa sesungguhnya Thomas.
Foto: Searchlight Pictures
Next Goal Wins juga menarik karena memperlihatkan sebuah tim dengan sejumlah karakter menarik. Bintang lapangannya adalah seorang transgender bernama Jaiyah Saelua. Skenario yang ditulis Taika dan Iain Morris memberi ruang bagi kita melihat dan memahami dinamika hubungan pelatih-pemain antara Thomas dan Jaiyah dalam sebuah konfrontasi.
Mungkin memang butuh konfrontasi untuk membuat keduanya saling membuka diri, saling mengerti, dan memahami. Tak mudah bagi Jaiyah untuk tetap memainkan olahraga kesukaannya tanpa mengalami perundungan. Bukan oleh sesama anggota tim, tapi oleh tim lawannya kelak.
Namunsesungguhnya bukan hanya Jaiyah yang mengalami perundungan. Thomas pun sesungguhnya juga mengalaminya. Bukan hal mudah baginya untuk menerima tawaran pekerjaan tersebut. Dan ia selalu menganggap bahwa ia dikirim ke Samoa Amerika untuk membuat timnya menang.
Namun jawaban dari istrinya (yang sedang dalam proses perceraian), Gail, meluluhkan hati kita. āKamu dikirim ke sana bukan untuk membuat mereka menang tapi untuk menyembuhkanmu.ā
Foto: Searchlight Pictures
Di tengah pulau terpencil tanpa siapa pun yang dikenalnya mungkin memang menjadi cara terbaik bagi seseorang untuk mengenali kembali dirinya sendiri. Thomas merasa telah lama kehilangan dirinya yang dulu.
Telah lama kehilangan kebahagiaannya karena sebuah peristiwa yang menjungkirbalikkan hidupnya seketika. Justru dari tim sepak bola terburuk sedunia ia belajar bahwa ada hal yang lebih penting dari sekadar menang yaitu bahagia.
Dengan cerita semenghangatkan hati seperti ini, ditambah Michael Fassbender yang selalu berhasil melebur ke dalam karakternya, siapa yang tak bakal jatuh hati dengan Next Goal Wins?
Kita mengingat yang dikatakan pesepak bola legendaris, Pele, yang masih relevan hingga hari ini. āSukses bukanlah suatu kebetulan. Itu adalah kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting, cinta terhadap apa yang Anda lakukanā.
Next Goal Wins
Produser: Garrett Basch, Mike Brett, Jonathan Cavendish, Steve Jamison, Taika Waititi
Sutradara: Taika Waititi
Penulis Skenario: Taika Waititi, Iain Morris
Pemain: Michael Fassbender, Oscar Kightley, Kaimana
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Dalam film dokumenter berdurasi 97 menit itu, sutradara Mike Brett dan Steve Jamison memperlihatkan perjuangan tim sepak bola terburuk sedunia itu. Setelah kalah telak 31-0 dari Australia di kualifikasi Piala Dunia tahun 2001, Samoa Amerika berusaha mendapatkan kembali rasa kebanggaan nasional dengan merekrut seorang pelatih dan beberapa pemain luar pulau untuk membantu mereka bangkit dari dasar liga.
The Guardian memuji Next Goal Wins sebagai āfilm dokumenter yang menawan dan membangkitkan semangat dan akan membuat Anda menyemangati tim yang tidak diunggulkan dan berharap semua pesepak bola bersikap rendah hati, penuh tekad, dan layakā.
Sembilan tahun setelahnya, sutradara Taika Waititi mengadaptasi film ini menjadi sebuah film panjang yang sama-sama menyentuh hati. Filmnya kini tengah tayang di jaringan bioskop di Indonesia.
Baca Juga
Taika memahami yang dibutuhkan film ini, karena sesungguhnya di luar segala hal terkait sepak bola hingga bagaimana rasanya menjadi tim sepak bola pecundang, Next Goal Wins bercerita soal hal-hal fundamental, hal-hal yang mewarnai keseharian kita dan menjadikan kita manusia yang lebih baik.
āSaya selalu mencoba menambahkan humor pada apa pun. Saya pikir jika Anda memiliki tema yang lebih dalam di balik segalanya, dan ini lagi-lagi, film ini benar-benar tentang kehilangan dan kesedihan dan bangkit kembali serta mencoba mencari kebahagiaan dalam hidup Anda,ā ujar Taika sebagaimana dikutip dari Goal.com.
Foto: Searchlight Pictures
Di luar segala humor yang bertebaran sepanjang film, film ini memotret seorang manusia, seorang pelatih sepakbola, seorang suami, seorang ayah, dan seorang pecundang. Dengan Michael Fassbender sebagai Thomas Rongen yang menjadi pusat cerita, kita tahu Taika mempercayakan peran ini pada aktor yang tepat.
Next Goal Wins memusatkan ceritanya pada Thomas yang harus memilih antara dipecat atau menjadi pelatih dari tim sepak bola terburuk sedunia. Thomas merasa seisi dunia menghukumnya atas tabiat kasarnya yang terekam kamera di lapangan. Thomas memilih cara paling tidak inventif yang pernah dilakukan manusia: memilih marah dengan segala hal yang terjadi dalam hidupnya.
Sejak awal kita melihat Thomas tak tertarik menjadi pelatih sepak bola di pulau terpencil yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik itu. Ia terpaksa melakukannya dan karenanya bisa jadi tim yang dipimpinnya pun merasa terpaksa menerimanya.
Meski seluruh tim menerimanya dengan baik, Thomas mempertahankan sikapnya yang arogan. Susah betul untuk menyukai protaganis kita kali ini. Tapi skenario, penyutradaraan, dibantu akting cemerlang Michael akan membuat kita memahami siapa sesungguhnya Thomas.
Foto: Searchlight Pictures
Next Goal Wins juga menarik karena memperlihatkan sebuah tim dengan sejumlah karakter menarik. Bintang lapangannya adalah seorang transgender bernama Jaiyah Saelua. Skenario yang ditulis Taika dan Iain Morris memberi ruang bagi kita melihat dan memahami dinamika hubungan pelatih-pemain antara Thomas dan Jaiyah dalam sebuah konfrontasi.
Mungkin memang butuh konfrontasi untuk membuat keduanya saling membuka diri, saling mengerti, dan memahami. Tak mudah bagi Jaiyah untuk tetap memainkan olahraga kesukaannya tanpa mengalami perundungan. Bukan oleh sesama anggota tim, tapi oleh tim lawannya kelak.
Namunsesungguhnya bukan hanya Jaiyah yang mengalami perundungan. Thomas pun sesungguhnya juga mengalaminya. Bukan hal mudah baginya untuk menerima tawaran pekerjaan tersebut. Dan ia selalu menganggap bahwa ia dikirim ke Samoa Amerika untuk membuat timnya menang.
Namun jawaban dari istrinya (yang sedang dalam proses perceraian), Gail, meluluhkan hati kita. āKamu dikirim ke sana bukan untuk membuat mereka menang tapi untuk menyembuhkanmu.ā
Foto: Searchlight Pictures
Di tengah pulau terpencil tanpa siapa pun yang dikenalnya mungkin memang menjadi cara terbaik bagi seseorang untuk mengenali kembali dirinya sendiri. Thomas merasa telah lama kehilangan dirinya yang dulu.
Telah lama kehilangan kebahagiaannya karena sebuah peristiwa yang menjungkirbalikkan hidupnya seketika. Justru dari tim sepak bola terburuk sedunia ia belajar bahwa ada hal yang lebih penting dari sekadar menang yaitu bahagia.
Dengan cerita semenghangatkan hati seperti ini, ditambah Michael Fassbender yang selalu berhasil melebur ke dalam karakternya, siapa yang tak bakal jatuh hati dengan Next Goal Wins?
Kita mengingat yang dikatakan pesepak bola legendaris, Pele, yang masih relevan hingga hari ini. āSukses bukanlah suatu kebetulan. Itu adalah kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting, cinta terhadap apa yang Anda lakukanā.
Next Goal Wins
Produser: Garrett Basch, Mike Brett, Jonathan Cavendish, Steve Jamison, Taika Waititi
Sutradara: Taika Waititi
Penulis Skenario: Taika Waititi, Iain Morris
Pemain: Michael Fassbender, Oscar Kightley, Kaimana
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(ita)