10 Film Remake Paling Zonk yang Pernah Dibuat Hollywood
loading...
A
A
A
Di remake ini, petugas polisi Alex Murphy tewas saat bertugas. Dia lantas dibuat ulang menjadi penegak hukum sibernetis untuk OmniCorp. Sementara sejumlah aspek film itu dipuji, film itu ditanggapi dengan negatif dan gagal meraup keuntungan di box office.
Masalahnya jelas, RoboCop adalah film sempurna dibentuk aslinya pada 1987. Sementara, Jose Padilha adalah sutradara berbakat, dengan casting yang tidak kaleng-kaleng, audiens ogah menonton film ini. Bahkan, Padilha pun ogah mengakui filmi ini. Sebelum premiere, dia langsung tidak mengakui film tersebut.
Foto: Midwest Film Journal
Poltergeist asli yang dirilis pada 1982 berkisah tentang keluarga yang rumahnya dihantui segerombolan hantu yang menculik anak bungsu mereka. Berkat cast berbakat, karakter yang relatable, dan cerita yang mencekam, film ini memberikan teror asli dan suspence. Poltergeist yang disutradarai Steven Spielberg ini dianggap sebagai salah satu film horor klasik terbaik.
Banyak film horor mendapatkan remake. Jadi, bukan kejutan kalau Poltergeist mendapatkan remake ini. Tapi, banyak yang sepakat kalau remake ini hambar, sangat bergantung pada jump scare, dan tidak menambahkan sesuatu yang baru pada ceritanya. Film ini dianggap sebagai remake yang tidak diperlukan terhadap film horor yang sudah ikonis itu.
Foto: Slate.com
Remake kedua Charlie’s Angelsini segera dianggap sebagai bencana box office. Sutradaranya, Elizabeth Banks, pun sepakat dengan amarah para penggemar atas remake yang mengecewakan. Bagi banyak orang, adaptasi McG dari serial itu adalah klasik sepanjang masa, dengan visual bergaya super dan dengan sempurna mendapatkan pemeran trio utamanya.
Sayangnya, versi terakhirnya tidak punya kekuatan bintang yang sama. Padahal, ada bintang terkenal seperti Kristen Stewart di sana. Charlie’s Angels dimaksudkan sebagai film aksi yang seru dan humoris. Tapi, remake-nya tidak punya semua itu. Penggemar merasa remake itu punya pemeran yang berakting jelek dan humor yang berulang kali terasa garing. Film ini pun segera terlupakan.
Foto: IMDb
Ada harapan tinggi bagi remake The Mummy ketika dirilis. Film itu dimaksudkan menjadi film pertama di Semesta Gelap Universal berbasis monster abad 20 mereka. The Mummy dianggap sebagai salah satu monster paling legendaris sepanjang masa. Jadi, ada harapan kalau reboot ini akan membawa pendekatan baru pada ceritanya.
Tapi, ketika film itu dirilis, film itu malah gagal di box office. Pesona Tom Cruise sebagai Sersan Nick Morton tidak mampu menarik penonton untuk menonton film ini. Kritikus merasa film itu menghilangkan semua humor yang mmebuat trilogi asli pada 1999 sukses. The Mummy tidak bisa berkoneksi dengan penontonnya sehingga Universal membatalkan Dark Universe secara keseluruhan.
Foto: Vox
Bahkan sebelum dirilis, reboot Ghostbuster ini sudah jadi bahan omongan. Penggemar franchise ini sudah lama mendambakan sekuel. Tapi, Sony malah melakukan pendekatan berbeda dan memutuskan me-remake Ghostbuster. Tidak sembarang remake, studio itu mengganti jenis kelamin para pemerannya.
Akhirnya, apa yang seharusnya menjadi entri terlupakan malah berubah menjadi bentrokan politik. Pemeran dan sutradaranya terlibat debat politik tepat di tahun pemilu. Plot film itu sama seperti film pertama dengan pertaruhan lebih rendah dan lebih fokus pada komedi. Meski Paul Feig masih membela film ini, studionya bahkan tidak mau menyentuh film ini lagi.
Masalahnya jelas, RoboCop adalah film sempurna dibentuk aslinya pada 1987. Sementara, Jose Padilha adalah sutradara berbakat, dengan casting yang tidak kaleng-kaleng, audiens ogah menonton film ini. Bahkan, Padilha pun ogah mengakui filmi ini. Sebelum premiere, dia langsung tidak mengakui film tersebut.
4. Poltergeist — 2015
Foto: Midwest Film Journal
Poltergeist asli yang dirilis pada 1982 berkisah tentang keluarga yang rumahnya dihantui segerombolan hantu yang menculik anak bungsu mereka. Berkat cast berbakat, karakter yang relatable, dan cerita yang mencekam, film ini memberikan teror asli dan suspence. Poltergeist yang disutradarai Steven Spielberg ini dianggap sebagai salah satu film horor klasik terbaik.
Banyak film horor mendapatkan remake. Jadi, bukan kejutan kalau Poltergeist mendapatkan remake ini. Tapi, banyak yang sepakat kalau remake ini hambar, sangat bergantung pada jump scare, dan tidak menambahkan sesuatu yang baru pada ceritanya. Film ini dianggap sebagai remake yang tidak diperlukan terhadap film horor yang sudah ikonis itu.
3. Charlie’s Angels — 2019
Foto: Slate.com
Remake kedua Charlie’s Angelsini segera dianggap sebagai bencana box office. Sutradaranya, Elizabeth Banks, pun sepakat dengan amarah para penggemar atas remake yang mengecewakan. Bagi banyak orang, adaptasi McG dari serial itu adalah klasik sepanjang masa, dengan visual bergaya super dan dengan sempurna mendapatkan pemeran trio utamanya.
Sayangnya, versi terakhirnya tidak punya kekuatan bintang yang sama. Padahal, ada bintang terkenal seperti Kristen Stewart di sana. Charlie’s Angels dimaksudkan sebagai film aksi yang seru dan humoris. Tapi, remake-nya tidak punya semua itu. Penggemar merasa remake itu punya pemeran yang berakting jelek dan humor yang berulang kali terasa garing. Film ini pun segera terlupakan.
2. The Mummy — 2017
Foto: IMDb
Ada harapan tinggi bagi remake The Mummy ketika dirilis. Film itu dimaksudkan menjadi film pertama di Semesta Gelap Universal berbasis monster abad 20 mereka. The Mummy dianggap sebagai salah satu monster paling legendaris sepanjang masa. Jadi, ada harapan kalau reboot ini akan membawa pendekatan baru pada ceritanya.
Tapi, ketika film itu dirilis, film itu malah gagal di box office. Pesona Tom Cruise sebagai Sersan Nick Morton tidak mampu menarik penonton untuk menonton film ini. Kritikus merasa film itu menghilangkan semua humor yang mmebuat trilogi asli pada 1999 sukses. The Mummy tidak bisa berkoneksi dengan penontonnya sehingga Universal membatalkan Dark Universe secara keseluruhan.
1. Ghostbusters — 2016
Foto: Vox
Bahkan sebelum dirilis, reboot Ghostbuster ini sudah jadi bahan omongan. Penggemar franchise ini sudah lama mendambakan sekuel. Tapi, Sony malah melakukan pendekatan berbeda dan memutuskan me-remake Ghostbuster. Tidak sembarang remake, studio itu mengganti jenis kelamin para pemerannya.
Akhirnya, apa yang seharusnya menjadi entri terlupakan malah berubah menjadi bentrokan politik. Pemeran dan sutradaranya terlibat debat politik tepat di tahun pemilu. Plot film itu sama seperti film pertama dengan pertaruhan lebih rendah dan lebih fokus pada komedi. Meski Paul Feig masih membela film ini, studionya bahkan tidak mau menyentuh film ini lagi.
(alv)