7 Fakta Buku Biografi BTS Terjemahan Indonesia, Jumlah Pre-order Bikin Kaget
loading...
A
A
A
JAKARTA - Buku memoar 10 tahun karier BTS berjudul Beyond The Story: 10-Year Record of BTS dirilis pada 9 Juli 2023, dan terjemahan bahasa Indonesia dirilis satu bulan kemudian atau pada 9 Agustus.
Penerbit Transmedia Pustaka menjadi pemegang hak penerjemahan buku tersebut. Dalam buku itu, BTS dibantu penulis dan kritikus musik Myeongseok Kang, menggambarkan perjalanan karier mereka, dimulai dari masa traineepada 2010 hingga sekitar tahun 2022-2023.
Banyak hal menarik yang terjadi di balik penerjemahan buku tersebut. Berikut ini beberapa faktanya yang bisa kamu baca.
"Mereka lalu bilang, ada grup K-pop nomor satu yang mau bikin buku. Saya langsung mikir kalau nomor satu, ya, pasti BTS," ujar Rani.
Dari situ, topik tawaran untuk menerjemahkan buku Beyond The Story pun terungkap. Namun pihak Transmedia hanya diberi waktu satu bulan untuk menerjemahkan buku setebal lebih dari 500 halaman tersebut. Saat percakapan itu terjadi, bahkan bukunya pun masih dalam tahap pengerjaan di Korea.
"Jadi kami itu baru dapat tiga bab pertama pas akhir Maret. April harus selesai, Mei sudah masuk finishing," ujar Rani saat ditemui usai diskusi buku Beyond The Story di Pos Bloc, Pasar Baru. Minggu (3/9).
Sekadar gambaran, menurut Rani, satu buku terjemahan dengan sekitar 200-an halaman umumnya membutuhkan pengerjaan 6-8 bulan. Sedangkan buku Beyond The Story totalnya lebih dari 500 halaman.
"Itu 3 bab pertama datang akhir Maret, lalu 3 bab berikutnya sekitar pertengahan April, lalu bab 7 itu datangnya pas banget Lebaran. Jadi Lebaran pun kita tetap kerja," ungkap Rani. Seperti diketahui, Lebaran tahun 2023 jatuh pada 22 April.
Gitta yang mendapat tugas menerjemahkan bab 3 dan 4 (juga bagian tengah bab 7) mengaku sangat tertantang mengerjakan buku tersebut. Ia mengaku bekerja dari pagi hingga malam agar bisa menyelesaikan deadline-nya.
"Kerja dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Satubab kira-kira kelar dua minggu. Bab 7 sekitar 2-3 hari selesai," ujarnya.
Bagi Gitta, paling sulit bukanlah waktu pengerjaan yang mepet, melainkan soal gaya bahasanya. "Karena ini adalah proyek pertama saya dengan Transmedia. Ditambah saya juga bukan lulusan sastra Korea," ujar penerjemah paruh waktu yang pernah mengambil program bahasa di Seoul National University ini.
Untuk mengatasi masalah ini, grup WhatsApp pun dibuat agar tiap penerjemah bisa menyocokkan gaya bahasa yang diinginkan penerbit.
Gitta (keempat dari kiri) saat diskusi buku Beyond the Story. Foto: X @BTS_AHC_IDN
Selain itu, Beyond the Story juga tadinya akan dirilis pada hari ulang tahun debut BTS, yaitu 13 Juni 2023. Namun pada akhirnya diputuskan bukunya dirilis pada hari ulang tahun ARMY, fandom BTS, yaitu pada 9 Juli.
"Buku biografi itu enggak hype. Transmedia juga belum pernah menerbitkan buku biografi. Lalu ARMY juga, kan, pasti udah tahu semuanya tentang BTS. Jadi kalau nerbitin buku kayak, kok, jadul banget, ya," ujarnya.
Namun setelah diyakinkan bahwa BTS ikut menulis bukunya dan informasi yang diberikan dalam buku adalah hal-hal baru yang belum diungkap ke publik, Rani akhirnya setuju.
Karena harus merahasiakan rapat-rapat proyek ini, Rani pun tetap harus mengerjakan proyek-proyek dari penulis lain dan proyek rutin Transmedia. Saat akhirnya ia boleh mengungkapnya, teman-teman editornya pun heboh.
"Semua editor syok waktu saya bilang kerjanya cuma sebulan, hahahaa..," kata Rani.
Rani Andriani Koswara. Foto: Instagram pribadi
"Jadinya saat selesai, kami harus revisi lagi beberapa terjemahan. Misalnya ada kata yang tetap harus pakai bahasa Korea. Tapi ada juga yang mereka minta diterjemahkan ke bahasa kita, tapi saya maunya tetap bahasa yang sudah kita kenal. Misalnya dorm, trainee, itu saya minta tetap pakai kata itu, tidak diterjemahkan," ujar Rani.
Hal yang sama juga berlaku untuk lirik lagunya, yang tetap menggunakan bahasa Korea dan Inggris. Ini karena Rani merasa ARMY di Indonesia awalnya mengenal lirik tersebut lewat dua bahasa itu. Ini berbeda dengan penerjemahan di negara lain, yang menerjemahkannya ke dalam bahasa mereka.
Selain itu, ada juga kata-kata yang karena mengikuti guide line, jadi tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Misalnya kata "hiphop" yang tetap ditulis "hip-hop" mengikuti aturan dari HYBE.
Meski begitu, Rani berharap agar bukunya juga bisa sukses secara bertahap. "Karena penerbit itu sukanya buku yang penjualannya bertahan lama," imbuhnya.
Penerbit Transmedia Pustaka menjadi pemegang hak penerjemahan buku tersebut. Dalam buku itu, BTS dibantu penulis dan kritikus musik Myeongseok Kang, menggambarkan perjalanan karier mereka, dimulai dari masa traineepada 2010 hingga sekitar tahun 2022-2023.
Banyak hal menarik yang terjadi di balik penerjemahan buku tersebut. Berikut ini beberapa faktanya yang bisa kamu baca.
1. Proses Pengerjaan Hanya Sebulan
Menurut Redaktur Pelaksana Transmedia Rani Andriani Koswara, pihaknya pertama kali dihubungi oleh perwakilan HYBE pada awal Maret 2023. Saat itu, sebelum mengajak berkomunikasi, perwakilan HYBE meminta Rani untuk melakukan non disclosure agreement (NDA), yang melarang seseorang untuk membocorkan isi percakapan."Mereka lalu bilang, ada grup K-pop nomor satu yang mau bikin buku. Saya langsung mikir kalau nomor satu, ya, pasti BTS," ujar Rani.
Dari situ, topik tawaran untuk menerjemahkan buku Beyond The Story pun terungkap. Namun pihak Transmedia hanya diberi waktu satu bulan untuk menerjemahkan buku setebal lebih dari 500 halaman tersebut. Saat percakapan itu terjadi, bahkan bukunya pun masih dalam tahap pengerjaan di Korea.
"Jadi kami itu baru dapat tiga bab pertama pas akhir Maret. April harus selesai, Mei sudah masuk finishing," ujar Rani saat ditemui usai diskusi buku Beyond The Story di Pos Bloc, Pasar Baru. Minggu (3/9).
Sekadar gambaran, menurut Rani, satu buku terjemahan dengan sekitar 200-an halaman umumnya membutuhkan pengerjaan 6-8 bulan. Sedangkan buku Beyond The Story totalnya lebih dari 500 halaman.
"Itu 3 bab pertama datang akhir Maret, lalu 3 bab berikutnya sekitar pertengahan April, lalu bab 7 itu datangnya pas banget Lebaran. Jadi Lebaran pun kita tetap kerja," ungkap Rani. Seperti diketahui, Lebaran tahun 2023 jatuh pada 22 April.
2. Diterjemahkan oleh Tiga Penulis
Karena mengejar tanggal terbit, akhirnya diputuskan bahwa bukunya akan diterjemahkan oleh tiga orang. Mereka yaitu Fatya Permata Anbiya, Gitta Ananda Lestari, dan Presilia Prihastuti. Masing-masing dari mereka menerjemahkan dua bab. Lalu bab 7 diterjemahkan bersama-sama, dengan masing-masing mendapat bagian awal, tengah, dan akhir.Gitta yang mendapat tugas menerjemahkan bab 3 dan 4 (juga bagian tengah bab 7) mengaku sangat tertantang mengerjakan buku tersebut. Ia mengaku bekerja dari pagi hingga malam agar bisa menyelesaikan deadline-nya.
"Kerja dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Satubab kira-kira kelar dua minggu. Bab 7 sekitar 2-3 hari selesai," ujarnya.
Bagi Gitta, paling sulit bukanlah waktu pengerjaan yang mepet, melainkan soal gaya bahasanya. "Karena ini adalah proyek pertama saya dengan Transmedia. Ditambah saya juga bukan lulusan sastra Korea," ujar penerjemah paruh waktu yang pernah mengambil program bahasa di Seoul National University ini.
Untuk mengatasi masalah ini, grup WhatsApp pun dibuat agar tiap penerjemah bisa menyocokkan gaya bahasa yang diinginkan penerbit.
Gitta (keempat dari kiri) saat diskusi buku Beyond the Story. Foto: X @BTS_AHC_IDN
3. Awalnya Dibuat 8 Bab, Dirilis saat Ultah BTS
Masih menurut Rani, awalnya Beyond the Story akan dibuat dengan delapan bab, dengan epilog. Namun pada akhirnya buku biografi tersebut hanya dirilis dengan tujuh bab.Selain itu, Beyond the Story juga tadinya akan dirilis pada hari ulang tahun debut BTS, yaitu 13 Juni 2023. Namun pada akhirnya diputuskan bukunya dirilis pada hari ulang tahun ARMY, fandom BTS, yaitu pada 9 Juli.
4. Awalnya Tolak Menerjemahkan
Rani mengatakan, awalnya ia menolak untuk menerjemahkan buku Beyond the Story. Ada banyak alasan yang membuatnya ragu."Buku biografi itu enggak hype. Transmedia juga belum pernah menerbitkan buku biografi. Lalu ARMY juga, kan, pasti udah tahu semuanya tentang BTS. Jadi kalau nerbitin buku kayak, kok, jadul banget, ya," ujarnya.
Namun setelah diyakinkan bahwa BTS ikut menulis bukunya dan informasi yang diberikan dalam buku adalah hal-hal baru yang belum diungkap ke publik, Rani akhirnya setuju.
5. Proyek Rahasia, Hanya 4 Orang yang Tahun
Rani mengatakan, karena harus mengikuti NDA, maka proyek buku ini harus dirahasiakan, bahkan dari rekan-rekannya di Transmedia. "Selain saya, hanya tiga orang yang tahu, yaitu CEO, direktur saya, dan orang bagian keuangan," ujarnya.Karena harus merahasiakan rapat-rapat proyek ini, Rani pun tetap harus mengerjakan proyek-proyek dari penulis lain dan proyek rutin Transmedia. Saat akhirnya ia boleh mengungkapnya, teman-teman editornya pun heboh.
"Semua editor syok waktu saya bilang kerjanya cuma sebulan, hahahaa..," kata Rani.
Rani Andriani Koswara. Foto: Instagram pribadi
6. Rumitnya Aturan Penerjemahan
Dalam penerjemahan buku ini, HYBE memberikan guide line agar semua terjemahan dalam 24 bahasa ini bisa punya 'rasa' yang sama. Masalahnya, aturan penerjemahan yang jumlah poinnya sampai ratusan tersebut diberikan saat buku sedang dalam proses pengerjaan, bukan pada awal seperti yang seharusnya."Jadinya saat selesai, kami harus revisi lagi beberapa terjemahan. Misalnya ada kata yang tetap harus pakai bahasa Korea. Tapi ada juga yang mereka minta diterjemahkan ke bahasa kita, tapi saya maunya tetap bahasa yang sudah kita kenal. Misalnya dorm, trainee, itu saya minta tetap pakai kata itu, tidak diterjemahkan," ujar Rani.
Hal yang sama juga berlaku untuk lirik lagunya, yang tetap menggunakan bahasa Korea dan Inggris. Ini karena Rani merasa ARMY di Indonesia awalnya mengenal lirik tersebut lewat dua bahasa itu. Ini berbeda dengan penerjemahan di negara lain, yang menerjemahkannya ke dalam bahasa mereka.
Selain itu, ada juga kata-kata yang karena mengikuti guide line, jadi tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Misalnya kata "hiphop" yang tetap ditulis "hip-hop" mengikuti aturan dari HYBE.
7. Jumlah Pre-order Bikin Kaget
Menurut Rani, satu hal yang membuatnya kaget adalah serbuan ARMY Indonesia saat pre-order buku dibuka. "Jadi satu jam pertama itu, pemesanannya mencapai lima ribu buku. Padahal biasanya segitu habis setelah beberapa bulan. Ditambah ini bukunya, kan, mahal," ujarnya.Meski begitu, Rani berharap agar bukunya juga bisa sukses secara bertahap. "Karena penerbit itu sukanya buku yang penjualannya bertahan lama," imbuhnya.
(ita)