10 Film Horor Modal Cekak, tapi Cuan Gede di Box Office
loading...
A
A
A
Saw masih menjadi hit besar di genre horor. Fim ini terus mendominasi box office ketika kali pertama dirilis. Seri pertama Saw dibuat dengan dana USD1,2 juta dan berhasil meraup USD103,9 juta di box office global. Saw telah menjadi salah satu franchise horor paling terkenal di dunia perfilman.
Film pertama Saw adalah debut sutradara James Wan. Dia bahkan hanya butuh 18 hari untuk menyelesaikan film tersebut. Sejak saat itu, James telah menancapkan namanya di genre horor dan kemudian menukangi franchise horor sukses lain, yaitu The Conjuring. Tahun ini, Saw akan kembali dengan seri barunya di bioskop. Saw bisa ditonton di HBO Go.
Foto: Money
Jordan Peele dikenal sebagai komedian yang selalu berhasil mengocok perut. Dia kemudian mencoba peruntungannya dengan menyutradarai film horor, Get Out. Dia tidak perlu dana yang besar untuk film ini. Tapi, hanya dengan anggaran USD4,5 juta, film ini berhasil meraup USD255,4 juta di seluruh dunia.
Get Out adalah film dengan kalier berbeda berkat teknik marketing kreatif. FIlm ini sangat sukses sampai mendapatkan empat nominasi Oscar. Film ini juga menjadi tonggak bagi Peele sebagai sutradara film horor yang patut diperhitungkan. Get Out bisa ditonton di HBO Go.
Foto: The New York Times
Halloween dirilis sebagai film indie yang membuat genre slasher jadi populer. Berkat film ini, John Carpenter lantas sukses meniti kariernya sebagai sutradara. Film ini adalah yang pertama di sebuah franchise yang sampai kini masih melahirkan film, novel, komik, merchandise, dan bahkan video game.
Halloween dibuat dengan anggaran tidak besar, yaitu USD300.000. Tapi, di box office, film itu mampu meraup USD255,5 juta dari seluruh dunia. Topeng mengerikan ikonis Michael Myers hanyalah topeng Kapten Kirk dari Stark Trek seharga USD2 yang dicat putih. Sementara, seluruh wardrobe Jamie Lee Curtis dibeli seharga USD100 di J.C. Penney. Produksi film ini sangat irit sampai para aktornya melakukan banyak adegannya hanya dalam satu take.
Foto: The Guardian
The Blair Witch Project dibuat sebagai film horor supranatural independen. Film ini tampil seperti sebuah dokumenter dengan suasana mencekam. Film ini berkisah tentang tiga orang mahasiswa yang menghilang ketika sedang membuat sebuah dokumenter di hutan Maryland tentang legenda penyihir lokal.
The Blair Witch Project dibuat dengan dana yang sangat minim, yaitu USD60.000. Tapi, film ini mampu meraup USD248,6 juta dari seluruh dunia. Film inilah yang kali pertama menggunakan strategi marketing dengan mempromosikan film fiksi sebagai kisah nyata.
Foto: Rotten Tomatoes
Paranormal Activity dimulai sebagai film festival. Film ini berkonsep film horor bergaya rekaman asli. Sutradara film ini, Oren Peli, mengambil gambar asli seluruh film itu hanya dalam waktu satu pekan. Dia tidak butuh banyak dana untuk membuat film ini. Hanya USD15.000 yang dia keluarkan untuk membuat film ini.
Keberuntungan ada di pihak Oren. Setelah melihat betapa suksesnya film itu di festival, Paramount memutuskan membeli hak film itu dan meminta sejumlah perubahan, terutama ending-nya. Studio itu kemudian menggelontorkan dana tambahan sebesar USD200.000. Setelah dirilis pada 2009, film itu meraup USD193,4 juta.
Film pertama Saw adalah debut sutradara James Wan. Dia bahkan hanya butuh 18 hari untuk menyelesaikan film tersebut. Sejak saat itu, James telah menancapkan namanya di genre horor dan kemudian menukangi franchise horor sukses lain, yaitu The Conjuring. Tahun ini, Saw akan kembali dengan seri barunya di bioskop. Saw bisa ditonton di HBO Go.
4. Get Out — 2017
Foto: Money
Jordan Peele dikenal sebagai komedian yang selalu berhasil mengocok perut. Dia kemudian mencoba peruntungannya dengan menyutradarai film horor, Get Out. Dia tidak perlu dana yang besar untuk film ini. Tapi, hanya dengan anggaran USD4,5 juta, film ini berhasil meraup USD255,4 juta di seluruh dunia.
Get Out adalah film dengan kalier berbeda berkat teknik marketing kreatif. FIlm ini sangat sukses sampai mendapatkan empat nominasi Oscar. Film ini juga menjadi tonggak bagi Peele sebagai sutradara film horor yang patut diperhitungkan. Get Out bisa ditonton di HBO Go.
3. Halloween — 1978
Foto: The New York Times
Halloween dirilis sebagai film indie yang membuat genre slasher jadi populer. Berkat film ini, John Carpenter lantas sukses meniti kariernya sebagai sutradara. Film ini adalah yang pertama di sebuah franchise yang sampai kini masih melahirkan film, novel, komik, merchandise, dan bahkan video game.
Halloween dibuat dengan anggaran tidak besar, yaitu USD300.000. Tapi, di box office, film itu mampu meraup USD255,5 juta dari seluruh dunia. Topeng mengerikan ikonis Michael Myers hanyalah topeng Kapten Kirk dari Stark Trek seharga USD2 yang dicat putih. Sementara, seluruh wardrobe Jamie Lee Curtis dibeli seharga USD100 di J.C. Penney. Produksi film ini sangat irit sampai para aktornya melakukan banyak adegannya hanya dalam satu take.
2. The Blair Witch Project — 1999
Foto: The Guardian
The Blair Witch Project dibuat sebagai film horor supranatural independen. Film ini tampil seperti sebuah dokumenter dengan suasana mencekam. Film ini berkisah tentang tiga orang mahasiswa yang menghilang ketika sedang membuat sebuah dokumenter di hutan Maryland tentang legenda penyihir lokal.
The Blair Witch Project dibuat dengan dana yang sangat minim, yaitu USD60.000. Tapi, film ini mampu meraup USD248,6 juta dari seluruh dunia. Film inilah yang kali pertama menggunakan strategi marketing dengan mempromosikan film fiksi sebagai kisah nyata.
1. Paranormal Activity — 2007
Foto: Rotten Tomatoes
Paranormal Activity dimulai sebagai film festival. Film ini berkonsep film horor bergaya rekaman asli. Sutradara film ini, Oren Peli, mengambil gambar asli seluruh film itu hanya dalam waktu satu pekan. Dia tidak butuh banyak dana untuk membuat film ini. Hanya USD15.000 yang dia keluarkan untuk membuat film ini.
Keberuntungan ada di pihak Oren. Setelah melihat betapa suksesnya film itu di festival, Paramount memutuskan membeli hak film itu dan meminta sejumlah perubahan, terutama ending-nya. Studio itu kemudian menggelontorkan dana tambahan sebesar USD200.000. Setelah dirilis pada 2009, film itu meraup USD193,4 juta.
(alv)