SOROT: Mampukah Barbie dan Oppenheimer Berjaya di Oscar Tahun Depan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun ini bisa saja menjadi salah satu masa paling menarik dalam sejarah sinema dunia. Pada hari yang sama, dua film yang dipromosikan besar-besaran, Barbiedan Oppenheimerdirilis.
Ternyata keduanya punya kualitas jempolan yang membuatnya beroleh keplokan meriah dari kritikus. Yang paling menarik adalah keduanya juga berjaya di box office.
Hingga tulisan ini diturunkan, Barbieyang diproduksi dengan biaya USD100 juta telah menghasilkan lebih dari USD400 juta dari Amerika Utara dan Kanada dan sebentar lagi akan bergabung di klub elite peraih USD1 miliar dari peredaran seluruh dunia. Sementara Oppenheimeryang berbiaya sama dengan Barbietelah beroleh sekitar USD199 juta dari Amerika Utara dan Kanada dan sebentar lagi akan menembus perolehan USD500 juta dari peredaran di seluruh dunia.
Karenanya beberapa hari setelah Barbiedan Oppenheimerdirilis resmi di Amerika, media-media besar khususnya yang fokus mengupas soal film melihat kemungkinan kedua film menembus Oscar tahun depan. Saya sendiri tak pernah membayangkan bahwa Barbie, sosok boneka paling terkenal sedunia yang juga diserang karena mencitrakan perempuan dengan standar kecantikan yang sulit digapai, akan menjadi pintu bagi Greta Gerwig untuk memberi semacam kuliah filsafat dan sosiokultural yang asyik selama hampir dua jam. Tapi Greta, juga pasangannya, sesama sutradara sekaligus penulis, Noah Baumbach, bisa melakukannya seakan-akan ini adalah hal termudah di dunia.
Oppenheimer. Foto: Universal Pictures
Sementara Oppenheimerjuga membuat saya terkesima melihat Christopher Nolan mengambil pendekatan yang tak pernah terbayangkan. Ia menjadikan kisah Robert yang sebelumnya dianggap berjasa oleh negaranya lantas integritasnya hendak dihancurkan oleh kalangan tertentu hanya karena dendam pribadi.
Kita pun melihat Robert sama saja seperti kita, yang tak pernah imun dengan prasangka, selalu bergulat dengan emosi-emosi internalnya yang kompleks, dan tak tercerabut dari statusnya sebagai seorang suami dan ayah.
Karenanya Barbiedan Oppenheimersontak masuk ke dalam kursi panas pertarungan calon nomine Best Picture tahun depan. Tapi tahun ini juga ada sejumlah film yang berpeluang menjegal keduanya membawa pulang piala Oscar sebagai Film Terbaik.
Salah satu yang dinilai paling kuat adalah film terbaru dari auteur Martin Scorsese, Killers of the Flower Moon. Film yang sudah dikonfirmasi akan tayang terbatas di bioskop Tanah Air pada Oktober mendatang ini mulai merebut perhatian sejak tayang perdana di Cannes Film Festival pada Mei lalu.
Killers of the Flower Moonyang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio memusatkan ceritanya pada serangkaian pembunuhan yang terjadi di Oklahoma di wilayah Osage County selama tahun 1920-an yang dilakukan setelah minyak ditemukan di tanah suku asli Indian di sana.
Killers of the Flower Moon. Foto: Apple TV+
Film lain yang juga dinilai punya peluang menerobos ketatnya persaingan nomine Oscar adalah film terbaru besutan aktor/sutradara, Ben Affleck, berjudul Air. Film ini membuka ceritanya dengan sangat mengesankan berupa cuplikan-cuplikan peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 1984.
Dengan demikian secara efektif kita dibawa masuk menelusuri lorong waktu nan panjang yang akan bermuara hampir 40 tahun dari sekarang. Pada tahun itu, seorang revolusioner bernama Sonny Vaccaro tengah gelisah. Kecintaannya terhadap olahraga basket membuatnya ditarik masuk ke divisi olahraga sepatu Nike.
Namun selama beberapa waktu Sonny merasa tak berbuat apa pun. Ia merasa seperti menyaksikan keruntuhan Nike akan terjadi di depan matanya tak lama lagi. Tapi ia tak ingin itu terjadi. Ia ingin berbuat sesuatu.
Perjuangan Sonny dengan segala lika-likunya sebelum bekerja sama dengan Michael Jordan dipotret dengan sangat baik oleh Ben Affleck. Airadalah sebuah slam dunk baginya. Setelah Argo, kita semakin percaya bahwa Ben adalah seorang sutradara alamiah. Ia cerdik mengelus cerita, memolesnya hingga berkilau dan mengerahkan sepasukan aktor-aktris brilian untuk menjadi penutur ceritanya.
Selain dalam kategori Film Terbaik, Barbiedan Oppenheimerjuga punya peluang bagus untuk bersaing di beberapa nomine bergengsi. Dari sisi penyutradaraan, baik Christopher Nolan maupun Greta Gerwig memperlihatkan craftmanship yang jempolan.
Air. Foto: Amazon Studios
Sepanjang kariernya Christopher baru sekali dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik pada Academy Awards 2018 untuk Dunkirk. Menariknya pada tahun yang sama, Greta juga beroleh nomine di kategori yang sama untuk film Lady Bird.
Tentu saja yang paling menarik dibicarakan adalah bagaimana peluang para aktor dari kedua film. Dari Oppenheimerada tiga nama yang santer disebut berpeluang paling besar, masing-masing Cillian Murphy untuk Best Actor, Robert Downey Jr untuk Best Supporting Actor dan Emily Blunt untuk Best Supporting Actress.
Jika hal ini betul-betul terjadi, maka akan menjadi nomine Oscar pertama untuk Cillian dan Emily dan nomine Oscar ketiga untuk Robert Downey Jr. Sementara itu Ryan Gosling yang tampil kenes dalam Barbiedisebut-sebut berpeluang besar untuk menembus kategori Best Supporting Actor. Begitupun bukan tak mungkin Margot Robbie juga berpeluang untuk menembus kategori Best Actress.
Baca Juga:10 Film Korea Action Rating Tertinggi di MyDramaList, Ditonton Jutaan Orang di Bioskop
Jadinya siapa bilang film yang berjaya di box office tak berpeluang untuk berjaya pula di panggung Oscar? Ini perlu menjadi catatan penting bagi sineas Tanah Air untuk lebih mempedulikan kualitas film terlebih dahulu karena Barbiedan Oppenheimersudah membuktikan bahwa film bermutu pun bisa mendulang untung berkali-kali lipat dari biaya produksinya.
Penghargaan Academy Awards ke-96 akan diselenggarakan pada 10 Maret 2024 sementara daftar peraih nomine akan diumumkan pada 23 Januari 2024.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Ternyata keduanya punya kualitas jempolan yang membuatnya beroleh keplokan meriah dari kritikus. Yang paling menarik adalah keduanya juga berjaya di box office.
Hingga tulisan ini diturunkan, Barbieyang diproduksi dengan biaya USD100 juta telah menghasilkan lebih dari USD400 juta dari Amerika Utara dan Kanada dan sebentar lagi akan bergabung di klub elite peraih USD1 miliar dari peredaran seluruh dunia. Sementara Oppenheimeryang berbiaya sama dengan Barbietelah beroleh sekitar USD199 juta dari Amerika Utara dan Kanada dan sebentar lagi akan menembus perolehan USD500 juta dari peredaran di seluruh dunia.
Karenanya beberapa hari setelah Barbiedan Oppenheimerdirilis resmi di Amerika, media-media besar khususnya yang fokus mengupas soal film melihat kemungkinan kedua film menembus Oscar tahun depan. Saya sendiri tak pernah membayangkan bahwa Barbie, sosok boneka paling terkenal sedunia yang juga diserang karena mencitrakan perempuan dengan standar kecantikan yang sulit digapai, akan menjadi pintu bagi Greta Gerwig untuk memberi semacam kuliah filsafat dan sosiokultural yang asyik selama hampir dua jam. Tapi Greta, juga pasangannya, sesama sutradara sekaligus penulis, Noah Baumbach, bisa melakukannya seakan-akan ini adalah hal termudah di dunia.
Oppenheimer. Foto: Universal Pictures
Sementara Oppenheimerjuga membuat saya terkesima melihat Christopher Nolan mengambil pendekatan yang tak pernah terbayangkan. Ia menjadikan kisah Robert yang sebelumnya dianggap berjasa oleh negaranya lantas integritasnya hendak dihancurkan oleh kalangan tertentu hanya karena dendam pribadi.
Kita pun melihat Robert sama saja seperti kita, yang tak pernah imun dengan prasangka, selalu bergulat dengan emosi-emosi internalnya yang kompleks, dan tak tercerabut dari statusnya sebagai seorang suami dan ayah.
Karenanya Barbiedan Oppenheimersontak masuk ke dalam kursi panas pertarungan calon nomine Best Picture tahun depan. Tapi tahun ini juga ada sejumlah film yang berpeluang menjegal keduanya membawa pulang piala Oscar sebagai Film Terbaik.
Salah satu yang dinilai paling kuat adalah film terbaru dari auteur Martin Scorsese, Killers of the Flower Moon. Film yang sudah dikonfirmasi akan tayang terbatas di bioskop Tanah Air pada Oktober mendatang ini mulai merebut perhatian sejak tayang perdana di Cannes Film Festival pada Mei lalu.
Killers of the Flower Moonyang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio memusatkan ceritanya pada serangkaian pembunuhan yang terjadi di Oklahoma di wilayah Osage County selama tahun 1920-an yang dilakukan setelah minyak ditemukan di tanah suku asli Indian di sana.
Killers of the Flower Moon. Foto: Apple TV+
Film lain yang juga dinilai punya peluang menerobos ketatnya persaingan nomine Oscar adalah film terbaru besutan aktor/sutradara, Ben Affleck, berjudul Air. Film ini membuka ceritanya dengan sangat mengesankan berupa cuplikan-cuplikan peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 1984.
Dengan demikian secara efektif kita dibawa masuk menelusuri lorong waktu nan panjang yang akan bermuara hampir 40 tahun dari sekarang. Pada tahun itu, seorang revolusioner bernama Sonny Vaccaro tengah gelisah. Kecintaannya terhadap olahraga basket membuatnya ditarik masuk ke divisi olahraga sepatu Nike.
Namun selama beberapa waktu Sonny merasa tak berbuat apa pun. Ia merasa seperti menyaksikan keruntuhan Nike akan terjadi di depan matanya tak lama lagi. Tapi ia tak ingin itu terjadi. Ia ingin berbuat sesuatu.
Perjuangan Sonny dengan segala lika-likunya sebelum bekerja sama dengan Michael Jordan dipotret dengan sangat baik oleh Ben Affleck. Airadalah sebuah slam dunk baginya. Setelah Argo, kita semakin percaya bahwa Ben adalah seorang sutradara alamiah. Ia cerdik mengelus cerita, memolesnya hingga berkilau dan mengerahkan sepasukan aktor-aktris brilian untuk menjadi penutur ceritanya.
Selain dalam kategori Film Terbaik, Barbiedan Oppenheimerjuga punya peluang bagus untuk bersaing di beberapa nomine bergengsi. Dari sisi penyutradaraan, baik Christopher Nolan maupun Greta Gerwig memperlihatkan craftmanship yang jempolan.
Air. Foto: Amazon Studios
Sepanjang kariernya Christopher baru sekali dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik pada Academy Awards 2018 untuk Dunkirk. Menariknya pada tahun yang sama, Greta juga beroleh nomine di kategori yang sama untuk film Lady Bird.
Tentu saja yang paling menarik dibicarakan adalah bagaimana peluang para aktor dari kedua film. Dari Oppenheimerada tiga nama yang santer disebut berpeluang paling besar, masing-masing Cillian Murphy untuk Best Actor, Robert Downey Jr untuk Best Supporting Actor dan Emily Blunt untuk Best Supporting Actress.
Jika hal ini betul-betul terjadi, maka akan menjadi nomine Oscar pertama untuk Cillian dan Emily dan nomine Oscar ketiga untuk Robert Downey Jr. Sementara itu Ryan Gosling yang tampil kenes dalam Barbiedisebut-sebut berpeluang besar untuk menembus kategori Best Supporting Actor. Begitupun bukan tak mungkin Margot Robbie juga berpeluang untuk menembus kategori Best Actress.
Baca Juga:10 Film Korea Action Rating Tertinggi di MyDramaList, Ditonton Jutaan Orang di Bioskop
Jadinya siapa bilang film yang berjaya di box office tak berpeluang untuk berjaya pula di panggung Oscar? Ini perlu menjadi catatan penting bagi sineas Tanah Air untuk lebih mempedulikan kualitas film terlebih dahulu karena Barbiedan Oppenheimersudah membuktikan bahwa film bermutu pun bisa mendulang untung berkali-kali lipat dari biaya produksinya.
Penghargaan Academy Awards ke-96 akan diselenggarakan pada 10 Maret 2024 sementara daftar peraih nomine akan diumumkan pada 23 Januari 2024.
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)