Penjelasan Pembatasan Surgawi dan 3 Penggunanya di Jujutsu Kaisen
loading...
A
A
A
Pembatasan Surgawi atau Ten’yo Jubaku mengemuka di Jujutsu Kaisen seiring pertarungan Toji Fushiguro melawan Satoru Gojo di season 2. Di season itu, Toji berhasil membuat Satoru bersimbah darah setelah menyerangnya dengan Tombak Surga Terbalik. Tanpa energi kutukan, Toji mengandalkan Pembatasan Surgawi untuk menyerang para penyihir Jujutsu.
Peringatan: Mengandung Spoiler Manga Jujutsu Kaisen!
Sama seperti energi kutukan, tidak semua karakter di Jujutsu Kaisen bisa mendapatkan Pembatasan Surgawi. Hanya orang-orang terpilihlah yang bisa mendapatkan anugerah ini sejak lahir. Sebagian penerimanya adalah mereka yang sejak lahir tidak dianugerahi energi kutukan atau energi kutukan mereka sangat kecil.
Pembatasan Surgawi menambah keunikan sistem kekuatan di Jujutsu Kaisen. Sampai saat ini, hanya ada tiga karakter yang diketahui punya kemampuan ini karena keterbatasan mereka. Namun, ketiganya mampu memanfaatkan kemampuan ini hingga batas maksimalnya. Jadi, apakah Pembatasan Surgawi itu dan siapa penggunanya di Jujutsu Kaisen? Simak ulasannya berikut!
Foto: Spiel Times
Pembatasan Surgawi digambarkan sebagai pengikat yang dipasang pada tubuh seorang penyihir ketika lahir. Pengikat ini biasanya merujuk pada pembatasan pada tubuh manusia sehingga orang itu mendapatkan kemampuan dalam kapasitas berbeda sebagai gantinya. Misalnya, Pembatasan Surgawi bisa menyebabkan seorang penyihir lahir dengan energi kutukan rendah sehingga punya kekuatan fisik luar biasa. Sebaliknya juga bisa terjadi, penyihir dengan energi kutukan besar bisa lahir dengan tubuh yang sangat lemah.
Sayang, sampai saat ini, belum diketahui bagaimana Pembatasan Surgawi ini terjadi. Baik di manga atau anime, belum dijelaskan siapa atau apa yang menginisiasinya dan bagaimana seorang penyihir bisa mendapatkannya. Tapi, setiap kasus Pembatasan Surgawi bisa dianalisis untuk bisa lebih memahami faktor yang berperan dalam aktivasi dan efektivitas Pembatasan itu.
Foto: DualShockers
Toji Fushiguro dikenal sebagai penyihir pertama yang lahir tanpa energi kutukan. Tapi, dia mendapatkan Pembatasan Surgawi. Kemampuan ini membuatnya punya kemampuan fisik yang luar biasa. Dia sangat kuat dan cepat. Megumi bahkan membandingkan kecepatan ayahnya itu dengan kecepatan Sukuna.
Toji tidak bisa melihat roh kutukan, meski dia punya satu roh kutukan yang dipakainya untuk menyimpan senjata. Tapi, dengan inderanya yang tajam, dia bisa melawan mereka dengan merasakan kehadiran mereka. Tanpa adanya energi kutukan, ini membuatnya menjadi petarung tangguh yang mampu menusuk Satoru Gojo dan keberadaannya tidak diketahui penyihir berambut putih itu.
Hingga saat ini, kreator serial ini, Gege Akutami, belum menjelaskan mengapa Toji bisa sekuat itu. Kalau Toji sama sekali tidak punya energi kutukan, maka artinya, dia mendapatkan kekuatan besar lain berkat Ikrar Pengikat tipe khusus ini. Dengan Ikrar Pengikat ini bekerja, maka semuanya masuk akal. Toji kehilangan semua energi kekuatan, tapi mendapatkan kekuatan lain dalam jumlah besar yang menyeimbangkan kemampuannya dan membuatnya sangat kuat.
Foto: Twitter
Kasus Kokichi berbeda dengan Toji. Dia menderita contoh ekstrem Pembatasan Surgawi. Dia lahir tanpa lengan kanan atau bagian bawah kakinya. Dia tidak tahan pada sinar matahari atau bulan tanpa menderita luka bakar. Dia menderita rasa sakit luar biasa yang dia gambarkan seperti setiap pori-pori tubuhnya terus menerus ditusuk-tusuk.
Sebagai ganti kondisi fisiknya yang buruk, Kokichi punya energi kutukan yang sangat besar. Dia memanfaatkannya untuk mengendalikan boneka robot Mechamaru-nya. Kondisi buruk ini membuatnya tidak bisa ke mana-mana dan harus terus berbaring. Dia membenci kemampuan ini dan ingin hidup selayaknya manusia normal.
Foto: ComicBook.com
Menurut Yuki Tsukumo, ada sejumlah kasus di mana Pembatasan Surgawi mengurangi energi kutukan penyihir hingga ke level non-penyihir. Maki Zenin lahir dalam kondisi pengikat ini. Sama seperti Toji, Maki juga lahir tanpa energi kutukan besar dan dianugerahi kekuatan fisik yang besar. Tapi, kasus Maki berbeda dengan Toji.
Maki lahir sebagai anak kembar. Di dunia jujutsu, anak kembar dianggap sebagai satu orang. Kembar adalah dua bagian dari satu penyihir jujutsu. Itu artinya, keduanya hanya punya batasan tertentu di mana satunya berkembang dan satunya tidak. Makanya, kembar dianggap tabu di keluarga jujutsu seperti Zenin.
Dalam kasus Maki dan Mai, Maki harus berlatih agar bisa berkembang. Dia sudah kuat meskipun Mai tidak mau tumbuh. Namun, kemampuan mereka bisa saling membatalkan satu sama lain. Kondisi Maki yang tidak punya energi kutukan berseberangan dengan Mai yang butuh energi besar untuk menciptakan jurus.
Kecilnya energi kutukan Mai menginterupsi kebangkitan Pembatasan Surgawi Maki. Sementara, Pembatasan Surgawi Maki menekan energi kutukan tinggi Mai. Situasi ini membuat Mai tidak bisa melakukan apa-apa selain satu butir peluru setiap hari. Pendeknya, tidak berguna.
Peringatan: Mengandung Spoiler Manga Jujutsu Kaisen!
Sama seperti energi kutukan, tidak semua karakter di Jujutsu Kaisen bisa mendapatkan Pembatasan Surgawi. Hanya orang-orang terpilihlah yang bisa mendapatkan anugerah ini sejak lahir. Sebagian penerimanya adalah mereka yang sejak lahir tidak dianugerahi energi kutukan atau energi kutukan mereka sangat kecil.
Pembatasan Surgawi menambah keunikan sistem kekuatan di Jujutsu Kaisen. Sampai saat ini, hanya ada tiga karakter yang diketahui punya kemampuan ini karena keterbatasan mereka. Namun, ketiganya mampu memanfaatkan kemampuan ini hingga batas maksimalnya. Jadi, apakah Pembatasan Surgawi itu dan siapa penggunanya di Jujutsu Kaisen? Simak ulasannya berikut!
1. Apakah Pembatasan Surgawi Itu?
Foto: Spiel Times
Pembatasan Surgawi digambarkan sebagai pengikat yang dipasang pada tubuh seorang penyihir ketika lahir. Pengikat ini biasanya merujuk pada pembatasan pada tubuh manusia sehingga orang itu mendapatkan kemampuan dalam kapasitas berbeda sebagai gantinya. Misalnya, Pembatasan Surgawi bisa menyebabkan seorang penyihir lahir dengan energi kutukan rendah sehingga punya kekuatan fisik luar biasa. Sebaliknya juga bisa terjadi, penyihir dengan energi kutukan besar bisa lahir dengan tubuh yang sangat lemah.
Sayang, sampai saat ini, belum diketahui bagaimana Pembatasan Surgawi ini terjadi. Baik di manga atau anime, belum dijelaskan siapa atau apa yang menginisiasinya dan bagaimana seorang penyihir bisa mendapatkannya. Tapi, setiap kasus Pembatasan Surgawi bisa dianalisis untuk bisa lebih memahami faktor yang berperan dalam aktivasi dan efektivitas Pembatasan itu.
2. Toji Fushiguro
Foto: DualShockers
Toji Fushiguro dikenal sebagai penyihir pertama yang lahir tanpa energi kutukan. Tapi, dia mendapatkan Pembatasan Surgawi. Kemampuan ini membuatnya punya kemampuan fisik yang luar biasa. Dia sangat kuat dan cepat. Megumi bahkan membandingkan kecepatan ayahnya itu dengan kecepatan Sukuna.
Toji tidak bisa melihat roh kutukan, meski dia punya satu roh kutukan yang dipakainya untuk menyimpan senjata. Tapi, dengan inderanya yang tajam, dia bisa melawan mereka dengan merasakan kehadiran mereka. Tanpa adanya energi kutukan, ini membuatnya menjadi petarung tangguh yang mampu menusuk Satoru Gojo dan keberadaannya tidak diketahui penyihir berambut putih itu.
Hingga saat ini, kreator serial ini, Gege Akutami, belum menjelaskan mengapa Toji bisa sekuat itu. Kalau Toji sama sekali tidak punya energi kutukan, maka artinya, dia mendapatkan kekuatan besar lain berkat Ikrar Pengikat tipe khusus ini. Dengan Ikrar Pengikat ini bekerja, maka semuanya masuk akal. Toji kehilangan semua energi kekuatan, tapi mendapatkan kekuatan lain dalam jumlah besar yang menyeimbangkan kemampuannya dan membuatnya sangat kuat.
3. Kokichi Muta
Foto: Twitter
Kasus Kokichi berbeda dengan Toji. Dia menderita contoh ekstrem Pembatasan Surgawi. Dia lahir tanpa lengan kanan atau bagian bawah kakinya. Dia tidak tahan pada sinar matahari atau bulan tanpa menderita luka bakar. Dia menderita rasa sakit luar biasa yang dia gambarkan seperti setiap pori-pori tubuhnya terus menerus ditusuk-tusuk.
Sebagai ganti kondisi fisiknya yang buruk, Kokichi punya energi kutukan yang sangat besar. Dia memanfaatkannya untuk mengendalikan boneka robot Mechamaru-nya. Kondisi buruk ini membuatnya tidak bisa ke mana-mana dan harus terus berbaring. Dia membenci kemampuan ini dan ingin hidup selayaknya manusia normal.
4. Maki Zenin
Foto: ComicBook.com
Menurut Yuki Tsukumo, ada sejumlah kasus di mana Pembatasan Surgawi mengurangi energi kutukan penyihir hingga ke level non-penyihir. Maki Zenin lahir dalam kondisi pengikat ini. Sama seperti Toji, Maki juga lahir tanpa energi kutukan besar dan dianugerahi kekuatan fisik yang besar. Tapi, kasus Maki berbeda dengan Toji.
Maki lahir sebagai anak kembar. Di dunia jujutsu, anak kembar dianggap sebagai satu orang. Kembar adalah dua bagian dari satu penyihir jujutsu. Itu artinya, keduanya hanya punya batasan tertentu di mana satunya berkembang dan satunya tidak. Makanya, kembar dianggap tabu di keluarga jujutsu seperti Zenin.
Dalam kasus Maki dan Mai, Maki harus berlatih agar bisa berkembang. Dia sudah kuat meskipun Mai tidak mau tumbuh. Namun, kemampuan mereka bisa saling membatalkan satu sama lain. Kondisi Maki yang tidak punya energi kutukan berseberangan dengan Mai yang butuh energi besar untuk menciptakan jurus.
Kecilnya energi kutukan Mai menginterupsi kebangkitan Pembatasan Surgawi Maki. Sementara, Pembatasan Surgawi Maki menekan energi kutukan tinggi Mai. Situasi ini membuat Mai tidak bisa melakukan apa-apa selain satu butir peluru setiap hari. Pendeknya, tidak berguna.