CERMIN: Makna Keluarga Bagi Orang Minang dalam Onde Mande

Jum'at, 23 Juni 2023 - 14:35 WIB
loading...
CERMIN: Makna Keluarga Bagi Orang Minang dalam Onde Mande
Film Onde Mande yang berlatar budaya Minang menggambarkan makna keluarga dengan cara yang penuh kehangatan. Foto/Visinema Pictures
A A A
JAKARTA - Tahun 2002. Dua tahun setelah merilis film Petualangan Sherina, Riri Riza mengejutkan pencinta film dengan Eliana Eliana.

Eliana Eliana adalah sebuah kisah tentang kompleksitas hubungan ibu dan anak, tentang bagaimana dua generasi memandang zaman, dan terutama tentang bagaimana orang Minang (diwakili ibu Eliana) memaknai soal keluarga. Dengan gambar dan penyuntingan yang disengaja kasar, kita justru melihat keindahan di tengah keriuhan Jakarta. Sebuah pendekatan yang tak pernah lagi dipakai oleh Riri dalam film-film setelahnya.

Pemaknaan soal keluarga yang membuat saya masih menjadikan Eliana Elianasebagai film terbaik dari Riri, salah satu sutradara yang saya hormati. Soal keluarga akan selalu terasa dekat bagi kita, bahwa jejak keluarga tak akan hilang sepanjang usia masih dikandung badan.



Hal ini pula yang membuat Onde Mandeterasa relevan, bahkan untuk mereka yang bukan orang Minang sekalipun seperti saya. Di tangan Paul Agusta, film ini lahir dengan penceritaan yang kuat, tidak tergesa-gesa, dan memberi kejutan demi kejutan menuju ending filmnya. Sebuah kisah yang akan membuat hati kita terasa hangat setelah menontonnya.

CERMIN: Makna Keluarga Bagi Orang Minang dalam Onde Mande

Foto: Visinema Pictures

Onde Mandedatang dengan premis menarik. Salah satu warga yang dituakan di desa Sigiran, Angku Wan, menang sayembara berhadiah uang Rp2 miliar. Angku Wan adalah seseorang yang sangat mencintai desanya. Ia bahkan menolak merantau ke Jakarta dan membiarkan istri dan anaknya berangkat sendirian.

Sebelum menang sayembara, Angku Wan sudah punya banyak rencana untuk membangun desanya. Tapi sayang, sebelum rencananya terlaksana dan sebelum menerima hadiah uang Rp2 miliar, Angku Wan dipanggil Yang Maha Kuasa.

Cerita pun mengalir lancar dari sini. Da Am yang menganggap dan dianggap Angku Wan sebagai kerabat terdekatnya pusing tujuh keliling. Bagaimana cara mengklaim hadiah uang 2 milyar dengan Angku Wan yang tak meninggalkan ahli waris seorang pun? Maka rencana pun dibuat. Sebuah rencana yang akan menemukan kejutan demi kejutan, bukan saja bagi penduduk desa Sigiran, tapi juga buat kita sebagai penonton. Dan kita pun belajar banyak, sekali lagi, soal makna keluarga bagi orang Minang.

Skenario yang ditulis cemerlang oleh Paul bekerja efektif, yang membuat Onde Mandetak pernah kehilangan momentum. Sebagai penonton yang bukan orang Minang, saya memahami yang ingin disampaikan oleh Paul.

CERMIN: Makna Keluarga Bagi Orang Minang dalam Onde Mande

Foto: Visinema Pictures

Bahwa keluarga bukan saja soal mereka yang bertalian darah, tapi juga mereka yang pernah membantu kita pada masa-masa sulit, tentang mereka yang selalu ada pada saat dibutuhkan. Sebagai sesama pembuat film, saya tahu betul bagaimana film ini dibuat dengan hati besar, sebuah persembahan tulus untuk sebuah tempat kita berasal.

Onde Mandejuga bekerja efektif karena Paul cermat memilih aktor-aktrisnya. Roda film diserahkan pada duet aktor kawakan, Jose Rizal Manua dan Jajang C Noer. Jose yang dibesarkan di teater mungkin terbilang baru dalam film, tapi jelas sekali ia tak gagap berduet dengan Jajang.

Kegugupan Da Am bisa ditampilkannya dengan baik dan justru sering kali kocak yang membuat penonton tertawa. Sementara Jajang pun menjadi teman duet yang baik, tak berusaha bersinar sendirian dalam sebuah adegan. Kualitas seorang aktris kaliber diperlihatkannya di sini.

Tapi bintang dalam Onde Mande bisa jadi adalah Emir Mahira. Sekilas perannya seperti tak signifikan buat cerita. Emir menjadi Aan, perwakilan dari perusahaan penyelenggara sayembara yang mesti berangkat ke desa Sigiran untuk melakukan verifikasi secara langsung. Aan menjadi perwakilan dari generasi anak muda yang dibesarkan di ibu kota yang serba terburu-buru dan serba-ada.

CERMIN: Makna Keluarga Bagi Orang Minang dalam Onde Mande

Foto: Visinema Pictures

Ketika ia tiba di desa Sigiran, ada kegagapan yang terjadi. Aan tak siap dengan segala kejutan yang mengiringi sayembara, ia hanya datang untuk menjalankan tugasnya sebagai perwakilan perusahaan dengan baik. Titik. Tak lebih dari itu.

Aan tak punya intensi untuk terlibat dan melibatkan diri secara emosional dengan siapa pun di desa itu. Emir bisa menerjemahkan itu semua dengan cemerlang, tak pernah terlihat berlebihan. Seperti Jajang, ia tak pernah punya niat untuk mencuri perhatian.

Bisa jadi dalam Festival Film Indonesia (FFI) akhir tahun ini, Emir akan mengawinkan Piala Citra yang sudah dimilikinya sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik tahun 2011 (film Rumah Tanpa Jendela) dengan Piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Pria Terbaik melalui Onde Mande.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1461 seconds (0.1#10.140)