SOROT: Pembuktian Film Indonesia pada Tahun 2023

Sabtu, 27 Mei 2023 - 08:16 WIB
loading...
SOROT: Pembuktian Film...
Film Hati Suhita yang sedang tayang di bioskop menunjukkan respons yang positif dari penonton. Foto/Starvision Plus
A A A
JAKARTA - Hampir tiga tahun aktivitas dunia melambat karena pandemi. Imbasnya ke segala aspek termasuk di antaranya ke industri film Indonesia.

Pandemi mendorong pemerintah membuat sejumlah pembatasan yang berakibat pada enggannya masyarakat memasuki ruang-ruang publik termasuk bioskop. Pandemi memukul perolehan box office film Indonesia.

Tercatat pada 2020 masih ada tiga film Indonesia yang beroleh di atas satu juta penonton. Ketiganya adalah Milea: Suara Dari Dilan dengan 3,1 juta penonton, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang beroleh 2,2 juta penonton, dan Akhir Kisah Cinta Si Doel dengan 1,1 juta penonton.



Ketika pandemi semakin meluas, korban manusia semakin banyak berjatuhan, demikian pula sektor bisnis yang juga ikut terpukul dan berjatuhan satu persatu. Dari sisi box office, pada 2021 hanya ada satu judul film Indonesia yang menembus satu juta penonton, yaitu Makmum 2 dengan 1,7 juta penonton.

Hampir tiga tahun dipukul pandemi tentu membuat optimisme kita perlahan merosot. Kita tak berani berharap bahwa industri film Indonesia yang sesungguhnya belum kuat-kuat amat akan melakukan pukulan balik (rebound) secara positif. Tapi ternyata itulah yang terjadi pada 2022, dan tentu saja mencengangkan banyak orang termasuk saya selaku pelaku industri.

SOROT: Pembuktian Film Indonesia pada Tahun 2023

KKN di Desa Penari. Foto: MD Pictures

Gong-nya dibuka oleh performa cemerlang film yang diadaptasi dari thread yang viral di Twitter berjudul KKN di Desa Penari. Film ini sesungguhnya sudah berkali-kali terpaksa diundur jadwal penayangannya. Manoj Punjabi selaku produser dari MD Entertainment yang berpengalaman puluhan tahun dalam industri film dan televisi tentu sudah mengkalkulasi segala pergerakan yang dilakukannya dengan film jagoannya itu.

Momen Lebaran 2022 buatnya akan menjadi momen penting bagi masyarakat untuk kembali ke bioskop. Setelah dikungkung pandemi, mungkin sudah saatnya masyarakat kembali berteriak bersama, bersenang-senang bersama, bergembira bersama di bioskop.

Perhitungan Manoj tepat. KKN di Desa Penarilangsung beroleh 315.486 penonton pada hari pertama peredarannya pada 30 April 2022. Mungkin berkat pengalamannya pula, hanya Manoj sendiri yang berani memancang target tinggi bahwa film jagoannya tersebut akan menembus 10 juta penonton. Siapa penggiat film di Indonesia yang berani bermimpi seberani itu?

Selama enam tahun, rekor film Indonesia terlaris dipegang oleh Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1yang rilis pada 2016. Melihat industri film Indonesia yang belum kuat-kuat amat, saya masih sangsi rekor itu bisa ditumbangkan. Tapi ternyata tak butuh satu dekade untuk menumbangkannya. Akhirnya kita punya film Indonesia yang berhasil menembus 10 juta penonton yaitu KKN di Desa Penari.

Tahun lalu menjadi puncak pencapaian film Indonesia dari sisi box office. Selama setahun tercatat 52,5 juta lembar tiket film Indonesia terjual dan kembali mengulang pencapaian yang diraih pada 2019. Yang paling menarik adalah dari total sekitar 86 juta lembar tiket yang terjual di bioskop Tanah Air, 61% di antaranya berasal dari film Indonesia. Jumlah ini memang masih setengah dari rekor total penjualan 150 juta lembar tiket pada 2019, begitupun hal ini menunjukkan bahwa film Indonesia sudah berhasil menjadi tuan rumah di bioskop di negerinya sendiri.

SOROT: Pembuktian Film Indonesia pada Tahun 2023

Sewu Dino. Foto: MD Pictures

Namun setelah rebound positif tahun lalu, kita pun menjadi waswas. Sejumlah penggiat film seperti Angga Sasongko memperkirakan bahwa tahun ini akan menjadi pembuktian. Hal tersebut diutarakannya dalam acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 pada September tahun lalu.

Angga mengatakan bahwa tahun ini akan menentukan apakah angka penonton film Indonesia di bioskop akan kuat atau tidak untuk bertahan. Jika ternyata tahun 2023 terkoreksinya tidak jauh, artinya perfilman Indonesia bisa kuat hingga 10 tahun ke depan.

Hingga Mei 2023, perolehan box office film Indonesia baru mencapai angka 15 juta. Memang masih ada tujuh bulan untuk bisa membuktikan apakah industri film Indonesia cukup punya daya tahan dan terutama daya saing dengan film impor, terutama film Hollywood.

Selama hampir tiga tahun, studio Hollywood banyak yang merilis film-filmnya langsung ke layanan streaming dan pada tahun ini, film-film berbiaya besar dari jenama kuat akan bermunculan satu persatu di bioskop. Masalahnya adalah apakah film Indonesia juga punya cukup banyak film yang bisa bertarung dalam kompetisi ketat tersebut?

Momen Lebaran 2023 lalu yang dianggap menjadi momen emas film Indonesia ternyata tak seberhasil yang kita bayangkan. Dari empat film yang dirilis rumah produksi besar, hanya Sewu Dinoyang masih mampu cemerlang dengan perolehan di atas empat juta penonton.

Buya Hamkayang bahkan didukung Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia tak bisa membuat jutaan masyarakat muslim Indonesia berduyun-duyun menontonnya di bioskop. Film berbiaya jumbo Rp70 miliar tersebut hanya' berhasil meraup 1,2 juta penonton, sementara paling tidak dibutuhkan tiga juta penonton untuk membuatnya balik modal.

SOROT: Pembuktian Film Indonesia pada Tahun 2023

Buya Hamka. Foto: Falcon Pictures

Hingga Mei 2023 tercatat baru empat film Indonesia yang beroleh penonton di atas satu juta orang. Apakah pencapaian tahun lalu dengan 13 film yang menembus 1 juta penonton masih bisa terlampaui tahun ini?

Memang menjadi catatan penting bagi penggiat film untuk terus berupaya menyajikan tontonan yang segar dan menarik di tengah semakin banyaknya pilihan dari calon penonton. Tahun 2023 akan menjadi pembuktian apakah film Indonesia akan terus bergerak maju atau malah mundur dan kita melihat apakah rebound tahun lalu hanya euforia sesaat.

Mungkin sudah waktunya dilakukan evaluasi besar-besaran. Sudah saatnya produser tak lagi memikirkan untuk sekadar asal memproduksi film dan asal laku 100-200 ribu penonton tanpa memikirkan keberlangsungan industri secara keseluruhan dalam jangka panjang.



Sudah saatnya produser berhenti memperlakukan penonton seperti orang bodoh yang mau-mau saja disuguhi film dengan cerita basi dan diproduksi murahan. Sudah saatnya selain mutu film Indonesia menjadi lebih baik, promosinya pun digarap dengan lebih serius dan lebih baik lagi.

Secara kuantitas sudah pasti jumlah produksi film Indonesia akan terus meningkat, tapi kita juga berharap secara kualitas, film Indonesia akan semakin mendapat penghormatan dari penonton. Dengan demikian akan mempertahankan kepercayaan penonton kepada film Indonesia.


Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2561 seconds (0.1#10.140)