10 Film Ini Nekat Ambil Risiko, tapi Hasilnya Rungkad Abis!
loading...
A
A
A
Shazam! yang dirilis pada 2019 cukup populer. Jadi, bukanlah sesuatu yang aneh kalau kemudian Warner Bros. ingin mengangkat penjahat utamanya dan memberinya sebuah film. Ini diwujudkan dengan Black Adam yang dirilis pada 2022 dengan Dwayne “The Rock” Johnson sebagai bintangnya.
Di dunia Dwayne, dia harus menjadi karakter utamanya. Tapi, ini jadi bumerang di film superhero yang terasa 20 tahun lebih telat. Film ini juga menggagalkan semesta terkoneksinya sendiri. Film ini membuat penggemar membenci Dwayne yang mengubah penjahat itu menjadi antihero.
Foto: Variety
After Earth punya semua elemen untuk menjadi hit besar. Film ini dibintangi Will Smith dan anaknya, Jaden Smith. Film ini juga ditukangi sutradara kondang, yaitu M. Night Shyamalan. Ceritanya pun cukup unik dengan mengangkat tema bonding antara anak dan ayahnya di dunia yang antah berantah.
Sayangnya, film ini tidak menarik kritikus dan penonton. Film ini jeblok di box office dan mendapatkan caci maki. Salah satu yang paling dikeluhkan di film ini adalah aksen yang dipilih Will dan Jaden untuk karakter mereka. Banyak penonton yang mengklaim kalau film itu tidak bisa ditonton.
Foto: Screen Rant
The Mummy yang dirilis pada 1999 adalah sebuah kesuksesan. Film ini kemudian disusul sejumlah sekuel dan spinoff. Kepincut mengulangi kesuksesan ini, Universal Pictures memutuskan untuk me-remake atau membuat ulang film ini. Sayangnya, pertaruhan besar itu tidak berhasil.
The Mummy versi 2017 ini langsung jeblok begitu tayang di bioskop. Pesona Tom Cruise tidak cukup menutupi kekurangan film itu. Dibandingkan dengan versi 1999, versi 2017 ini terlalu serius. Penonton bahkan bertanya-tanya apa poin film itu sesungguhnya.
Foto: Collider
Kesuksesan Star Wars membuat Disney bernafsu untuk membuat franchise besar lainnya di koleksi mereka. Inilah yang mendorong mereka untuk mengadaptasi John Carter ke layar lebar dengan harapan bisa menjelma menjadi serial yang ditunggu orang. Tak heran, studio itu menggelontorkan dana yang sangat besar.
Sayangnya, Disney salah langkah kali ini. Dengan anggaran USD250 juta, kesalahan marketing membuat film ini sama sekali tidak laku. Disney rugi hingga USD200 juta. Memang, John Carter punya fanbase. Tapi, ini menunjukkan kalau orang tidak bisa menggelontorkan dana dan berharap sukses begitu saja.
Foto: The Times
Cats adalah sebuah pertunjukan panggung musikal yang sukses di Broadway. Andrew Webber menggarap drama musikal ini dari kumpulan puisi Old Possum's Book of Practical Cats karya T. S. Eliot. Universal Pictures mengambil risiko dengan berusaha menjadikan drama ini menjadi film live-action. Hasilnya, mengecewakan.
Tidak pernah ada film yang se-creepy Cats. Penonton suka lagu-lagu di film itu tapi sepakat kalau keputusan untuk menganimasikan aktor menjadi kucing dengan fitur mirip manusia sama sekali tidak pas. Itu adalah risiko besar dan punya niatan bagus. Tapi, film ini akan jadi lebih baik kalau aktornya memakai telinga kucing, bukan dijadikan CGI.
Di dunia Dwayne, dia harus menjadi karakter utamanya. Tapi, ini jadi bumerang di film superhero yang terasa 20 tahun lebih telat. Film ini juga menggagalkan semesta terkoneksinya sendiri. Film ini membuat penggemar membenci Dwayne yang mengubah penjahat itu menjadi antihero.
4. After Earth
Foto: Variety
After Earth punya semua elemen untuk menjadi hit besar. Film ini dibintangi Will Smith dan anaknya, Jaden Smith. Film ini juga ditukangi sutradara kondang, yaitu M. Night Shyamalan. Ceritanya pun cukup unik dengan mengangkat tema bonding antara anak dan ayahnya di dunia yang antah berantah.
Sayangnya, film ini tidak menarik kritikus dan penonton. Film ini jeblok di box office dan mendapatkan caci maki. Salah satu yang paling dikeluhkan di film ini adalah aksen yang dipilih Will dan Jaden untuk karakter mereka. Banyak penonton yang mengklaim kalau film itu tidak bisa ditonton.
3. The Mummy
Foto: Screen Rant
The Mummy yang dirilis pada 1999 adalah sebuah kesuksesan. Film ini kemudian disusul sejumlah sekuel dan spinoff. Kepincut mengulangi kesuksesan ini, Universal Pictures memutuskan untuk me-remake atau membuat ulang film ini. Sayangnya, pertaruhan besar itu tidak berhasil.
The Mummy versi 2017 ini langsung jeblok begitu tayang di bioskop. Pesona Tom Cruise tidak cukup menutupi kekurangan film itu. Dibandingkan dengan versi 1999, versi 2017 ini terlalu serius. Penonton bahkan bertanya-tanya apa poin film itu sesungguhnya.
2. John Carter
Foto: Collider
Kesuksesan Star Wars membuat Disney bernafsu untuk membuat franchise besar lainnya di koleksi mereka. Inilah yang mendorong mereka untuk mengadaptasi John Carter ke layar lebar dengan harapan bisa menjelma menjadi serial yang ditunggu orang. Tak heran, studio itu menggelontorkan dana yang sangat besar.
Sayangnya, Disney salah langkah kali ini. Dengan anggaran USD250 juta, kesalahan marketing membuat film ini sama sekali tidak laku. Disney rugi hingga USD200 juta. Memang, John Carter punya fanbase. Tapi, ini menunjukkan kalau orang tidak bisa menggelontorkan dana dan berharap sukses begitu saja.
1. Cats
Foto: The Times
Cats adalah sebuah pertunjukan panggung musikal yang sukses di Broadway. Andrew Webber menggarap drama musikal ini dari kumpulan puisi Old Possum's Book of Practical Cats karya T. S. Eliot. Universal Pictures mengambil risiko dengan berusaha menjadikan drama ini menjadi film live-action. Hasilnya, mengecewakan.
Tidak pernah ada film yang se-creepy Cats. Penonton suka lagu-lagu di film itu tapi sepakat kalau keputusan untuk menganimasikan aktor menjadi kucing dengan fitur mirip manusia sama sekali tidak pas. Itu adalah risiko besar dan punya niatan bagus. Tapi, film ini akan jadi lebih baik kalau aktornya memakai telinga kucing, bukan dijadikan CGI.
(alv)