10 Film dengan Banyak Nominasi Oscar, tapi Enggak Menang Satu pun
loading...
A
A
A
Everything, Everywhere, All at Once mendapatkan 11 nominasi di perhelatan Oscar yang digelar di Los Angeles, Minggu (12/3) malam atau Senin pagi (13/3) waktu Indonesia. Film itu mencetak rekor sebagai film Asia pertama yang mendapatkan begitu banyak penghargaan. Meskipun, sebelumnya, sudah ada banyak film yang mendapatkan lebih dari 10 nominasi di ajang bergengsi tersebut.
Dalam perjalanannya, banyak film yang meraih banyak nominasi dan berhasil menang banyak. Sebaliknya, ada juga film dengan banyak nominasi tapi harus pulang dengan gigit jari karena tidak satu pun menang. Academy sepertinya tidak bisa menemukan tempat bagi film-film ini untuk menang karena saingannya pun tak kalah bagus.
Mau disutradarai sutradara terkenal atau dibintangi aktor dengan kemampuan akting luar biasa, itu tidak membantu film dengan banyak nominasi ini menang. Meski begitu, bagi sejumlah pihak, masuk nominasi saja sudah menjadi sebuah kehormatan. Terlebih, sejumlah sutradara atau aktor bisa meraih Oscar setelah kegagalan ini. Apa saja film dengan banyak nominasi Oscar tapi tidak menang satu pun? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: MUBI
The Wolf of Wall Street dirilis pada 2013. Film ini diangkat dari kisah nyata pialang saham Jordan Belfort. Film ini mengisahkan tentang kehidupan mewahnya dengan uang, seks, dan narkoba serta keruntuhannya setelah dia ketahuan melakukan kejahatan dan korupsi.
Dinominasikan di tahun yang sama dengan American Hustle, Gravity, 12 Years Slave,dan Dallas Buyers Club, The Wolf of Wall Street harus menerima nasib tidak menang satu pun. Selain itu, film itu juga meneruskan kesialan untuk Leonardo DiCaprio. Film itu menandai nominasi Oscar keempatnya untuk aktor terbaik, dan dia masih kalah.
Foto: Collider
Meski Francis Ford Coppola merasa kalau dua film pertama Godfather telah mengisahkan saga Corleone secara lengkap, dia tertarik mengambil tawaran Paramount untuk membuat The Godfather Part III. Seri terakhir itu mengakhiri cerita Michael Corleone di saat dia berusaha melegitimasi kekaisaran kriminalnya.
Respons terhadap film itu mixed. Tapi, The Godfather Part III masih berhasil mendapatkan 7 nominasi Oscar, termasuk untuk film, sutradara, aktor pendukung, dan sinematografi terbaik. Sayang, film ini kalah dan tidak mendapatkan satu pun piala karena Dances with Wolves mendominasi Oscar tahun itu.
Foto: Vanity Fair
The Shawshank Redemption yang dirilis pada 1994 diangkat dari novel karya Stephen King. Film ini berkisah tentang Andy Dufresne, seorang pegawai bank sukses, divonis setelah didakwa membunuh istri dan pacarnya. Sayang, hanya dia yang tahu kalau dia tidak bersalah. Divonis dua vonis penjara seumur hidup, dia menjalani kehidupan brutal di penjara sementara membuat sekutu. Salah satunya adalah Red, yang menjadi narator film ini.
Sering dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa, film ini sama sekali tidak memenangkan satu pun dari 7 nominasi Oscar-nya. Di tahun itu, The Shawshank Redemption bersaing dengan Forrest Gump di Oscar. Meski begitu, nominasi Oscar itu membuat film itu jadi terkenal setelah rugi ketika dirilis karena tidak dilirik penonton.
Foto: Roobla
Dirilis pada 1980, The Elephant Man diangkat dari cerita nyata, Joseph Merrick. Film ini mengisahan tentang Joseph, pria dari akhir abad 19 yang wajahnya sangat rusak karena penyakit bawaan. Dia memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan menggelar pertunjukan atraksi. Setelah ditemukan Dr. Fredrick Teeves, kedua pria itu belajar pelajaran penting dari satu sama lain sepanjang hidup mereka.
Film ini ikonis dan berpengaruh. Meski tidak menang satu pun dari 8 nominasinya, film ini jadi istimewa karena menyebabkan terciptanya satu kategori penghargaan baru di Oscar, yaitu Makeup Terbaik. Kategori ini dibuka pada 1981—dan diberikan pada 1982—sebagai hasil protes setelah makeup Christopher Tucker di The Elephant Man sama sekali tidak diberi nominasi.
Foto: YouTube
The Remains of the Day yang dirilis pada 1993 diangkat dari novel dengan judul sama. Film itu berkisah tentang Stevens, seorang kepala pelayan yang mengorbankan tubuh dan jiwanya untuk melayani majikannya. Dia kemudian sadar kalau majikannya itu tidak setabah dan setulus yang pernah dia lihat. Selama bekerja, dia harus bersaing dengan seorang asisten rumah tangga bernama Miss Kenton.
Film itu meraih 8 nominasi di banyak kategotin bergengsi, termasuk film, sutradara, aktor, aktris, dan adaptasi skenario terbaik. Sayang, The Remains of the Day kalah di semua kategori yang menominasikannya dan pulang tanpa piala. Di tahun itu, film ini harus bersaing dengan The Schindler’s List.
Foto: Vanity Fair
Gangs of New York dirilis pada 2002. Setelah kematian brutal ayahnya, Amsterdam Vallen berusaha membalas dendam terhadap Bill The Butcher, seorang gembong kriminal yang memicu perkelahian geng fatal yang menewaskan ayahnya. Semua terjadi ketika Perang Sipil Amerika terus mendekat.
Meski mendapatkan nominasi terbanyak kedua, Gangs of New York harus bertarung untuk mendapatkan penghargaan besar. Film itu harus bersaing dengan Chicago dan The Lord of the Rings: The Two Towers. Sayang, Gangs of New York mendapatkan hasil mengerikan di upacara penghargaan itu dan kalah di 10 nominasi yang diraihnya.
Foto: Slant Magazine
Dirilis pada 2010, True Grit berkisah tentang Mattie Ros, seorang cewek berusia 14 tahun. Dia menyewa US Marshall tua Rooster Cogburn untuk membantu mencari Tom Chaney, yang membunuh ayahnya. Di sepanjang perjalanan, duo itu bertemu Texas Ranger LaBoeuf yang juga mencari Tom.
Sayang, remake western ini kalah di semua kategori yang didapatkannya di 10 nominasi Oscar tersebut. Hasil buruk ini membuatnya menjadi salah satu film dalam sejarah yang dinominasikan untuk 10 penghargaan tapi tidak menang satu pun. Ketika Oscar digelar, film itu bersaing dengan The King’s Speech, Inception, dan The Social Network.
Foto: Rolling Stone
American Hustle yang dirilis pada 2013 mengisahkan tentang sepasang kekasih yang berprofesi sebagai penipu, Irving Rosenfeld dan Sydney Prosser. Setelah ditangkap FBI, mereka harus bekerja bersama seorang agen bernama Richie DiMazzio untuk melumpuhkan wali kota New Jersey, Carmine Polito. Salah satu ancaman pada operasi ini adalah istri Irving yang cemburu, Rosalyn.
Sebagai salah satu film yang mendapatkan banyak nominasi tahun itu—Gravity juga meraih jumlah nominasi yang sama, film karya David O Russel ini diperkirakan akan menang setidaknya satu piala. Sayang, film tidak tampil baik dan menjadi salah satu film dengan 10 nominasi yang tidak menang satu pun. Tahun itu, Oscar sangat kompetitif karena film itu juga harus bersaing dengan film seperti 12 Years Slave dan Dallas Buyers Club, selain Gravity.
Foto: IMDb
The Turning Point, yang dirilis pada 1977, berkisah tentang seorang wanita bernama Deedee. Dia meninggalkan impiannya menjadi penari sukses di New York City untuk membesarkan putrinya di daerah pedesaan Oklahoma bersama suaminya. Ketika anaknya itu, Emilia, ditawari kesempatan untuk menari, Deedee teringat pada masa lalunya dan harus menghadapi impiannya yang gagal, penyesalan serta kecemburuan.
Pada 1978, film ini meraih 11 nominasi Oscar. Sayang, film ini kalah di setiap kategori yang dinominasikan termasuk aktris, art direction, dan penyuntingan film terbaik. Meski begitu, The Turning Pointtelah mengokohkan tempatnya sebagai salah satu drama terbaik dari era itu.
Foto: Lifetime
The Color Purple berkisah tentang Celie, seorang wanita Afrika-Amerika dari awal abad 20. Dia menghabiskan waktu selama bertahun-tahun menderita di sebuah rumah tangga abusif akibat ulah ayah dan suaminya. Cerita tragis tapi epik ini mengikuti kehidupan Celie selama 40 tahun di saat dia bertarung dengan identitasnya.
The Color Purple yang dirilis pada 1985 meraih 11 nominasi Oscar termasuk untuk aktris, sinematografi, dan score asli terbaik. Tapi, film ini gagal menang satu pun, yang mengokohkan tempatnya dalam sejarah sebagai salah satu film dengan banyak nominasi Oscar tapi tidak menang satu pun. Film ini diangkat dari novel berjudul sama dengan disutradarai Steven Spielberg.
Dalam perjalanannya, banyak film yang meraih banyak nominasi dan berhasil menang banyak. Sebaliknya, ada juga film dengan banyak nominasi tapi harus pulang dengan gigit jari karena tidak satu pun menang. Academy sepertinya tidak bisa menemukan tempat bagi film-film ini untuk menang karena saingannya pun tak kalah bagus.
Mau disutradarai sutradara terkenal atau dibintangi aktor dengan kemampuan akting luar biasa, itu tidak membantu film dengan banyak nominasi ini menang. Meski begitu, bagi sejumlah pihak, masuk nominasi saja sudah menjadi sebuah kehormatan. Terlebih, sejumlah sutradara atau aktor bisa meraih Oscar setelah kegagalan ini. Apa saja film dengan banyak nominasi Oscar tapi tidak menang satu pun? Simak ulasannya berikut ini!
10. The Wolf of Wall Street — 5 Nominasi
Foto: MUBI
The Wolf of Wall Street dirilis pada 2013. Film ini diangkat dari kisah nyata pialang saham Jordan Belfort. Film ini mengisahkan tentang kehidupan mewahnya dengan uang, seks, dan narkoba serta keruntuhannya setelah dia ketahuan melakukan kejahatan dan korupsi.
Dinominasikan di tahun yang sama dengan American Hustle, Gravity, 12 Years Slave,dan Dallas Buyers Club, The Wolf of Wall Street harus menerima nasib tidak menang satu pun. Selain itu, film itu juga meneruskan kesialan untuk Leonardo DiCaprio. Film itu menandai nominasi Oscar keempatnya untuk aktor terbaik, dan dia masih kalah.
9. The Godfather Part III — 7 Nominasi
Foto: Collider
Meski Francis Ford Coppola merasa kalau dua film pertama Godfather telah mengisahkan saga Corleone secara lengkap, dia tertarik mengambil tawaran Paramount untuk membuat The Godfather Part III. Seri terakhir itu mengakhiri cerita Michael Corleone di saat dia berusaha melegitimasi kekaisaran kriminalnya.
Respons terhadap film itu mixed. Tapi, The Godfather Part III masih berhasil mendapatkan 7 nominasi Oscar, termasuk untuk film, sutradara, aktor pendukung, dan sinematografi terbaik. Sayang, film ini kalah dan tidak mendapatkan satu pun piala karena Dances with Wolves mendominasi Oscar tahun itu.
8. The Shawshank Redemption — 7 Nominasi
Foto: Vanity Fair
The Shawshank Redemption yang dirilis pada 1994 diangkat dari novel karya Stephen King. Film ini berkisah tentang Andy Dufresne, seorang pegawai bank sukses, divonis setelah didakwa membunuh istri dan pacarnya. Sayang, hanya dia yang tahu kalau dia tidak bersalah. Divonis dua vonis penjara seumur hidup, dia menjalani kehidupan brutal di penjara sementara membuat sekutu. Salah satunya adalah Red, yang menjadi narator film ini.
Sering dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa, film ini sama sekali tidak memenangkan satu pun dari 7 nominasi Oscar-nya. Di tahun itu, The Shawshank Redemption bersaing dengan Forrest Gump di Oscar. Meski begitu, nominasi Oscar itu membuat film itu jadi terkenal setelah rugi ketika dirilis karena tidak dilirik penonton.
7. The Elephant Man — 8 Nominasi
Foto: Roobla
Dirilis pada 1980, The Elephant Man diangkat dari cerita nyata, Joseph Merrick. Film ini mengisahan tentang Joseph, pria dari akhir abad 19 yang wajahnya sangat rusak karena penyakit bawaan. Dia memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan menggelar pertunjukan atraksi. Setelah ditemukan Dr. Fredrick Teeves, kedua pria itu belajar pelajaran penting dari satu sama lain sepanjang hidup mereka.
Film ini ikonis dan berpengaruh. Meski tidak menang satu pun dari 8 nominasinya, film ini jadi istimewa karena menyebabkan terciptanya satu kategori penghargaan baru di Oscar, yaitu Makeup Terbaik. Kategori ini dibuka pada 1981—dan diberikan pada 1982—sebagai hasil protes setelah makeup Christopher Tucker di The Elephant Man sama sekali tidak diberi nominasi.
6. The Remains of the Day — 8 Nominasi
Foto: YouTube
The Remains of the Day yang dirilis pada 1993 diangkat dari novel dengan judul sama. Film itu berkisah tentang Stevens, seorang kepala pelayan yang mengorbankan tubuh dan jiwanya untuk melayani majikannya. Dia kemudian sadar kalau majikannya itu tidak setabah dan setulus yang pernah dia lihat. Selama bekerja, dia harus bersaing dengan seorang asisten rumah tangga bernama Miss Kenton.
Film itu meraih 8 nominasi di banyak kategotin bergengsi, termasuk film, sutradara, aktor, aktris, dan adaptasi skenario terbaik. Sayang, The Remains of the Day kalah di semua kategori yang menominasikannya dan pulang tanpa piala. Di tahun itu, film ini harus bersaing dengan The Schindler’s List.
5. Gangs of New York — 10 Nominasi
Foto: Vanity Fair
Gangs of New York dirilis pada 2002. Setelah kematian brutal ayahnya, Amsterdam Vallen berusaha membalas dendam terhadap Bill The Butcher, seorang gembong kriminal yang memicu perkelahian geng fatal yang menewaskan ayahnya. Semua terjadi ketika Perang Sipil Amerika terus mendekat.
Meski mendapatkan nominasi terbanyak kedua, Gangs of New York harus bertarung untuk mendapatkan penghargaan besar. Film itu harus bersaing dengan Chicago dan The Lord of the Rings: The Two Towers. Sayang, Gangs of New York mendapatkan hasil mengerikan di upacara penghargaan itu dan kalah di 10 nominasi yang diraihnya.
4. True Grit — 10 Nominasi
Foto: Slant Magazine
Dirilis pada 2010, True Grit berkisah tentang Mattie Ros, seorang cewek berusia 14 tahun. Dia menyewa US Marshall tua Rooster Cogburn untuk membantu mencari Tom Chaney, yang membunuh ayahnya. Di sepanjang perjalanan, duo itu bertemu Texas Ranger LaBoeuf yang juga mencari Tom.
Sayang, remake western ini kalah di semua kategori yang didapatkannya di 10 nominasi Oscar tersebut. Hasil buruk ini membuatnya menjadi salah satu film dalam sejarah yang dinominasikan untuk 10 penghargaan tapi tidak menang satu pun. Ketika Oscar digelar, film itu bersaing dengan The King’s Speech, Inception, dan The Social Network.
3. American Hustle — 10 Nominasi
Foto: Rolling Stone
American Hustle yang dirilis pada 2013 mengisahkan tentang sepasang kekasih yang berprofesi sebagai penipu, Irving Rosenfeld dan Sydney Prosser. Setelah ditangkap FBI, mereka harus bekerja bersama seorang agen bernama Richie DiMazzio untuk melumpuhkan wali kota New Jersey, Carmine Polito. Salah satu ancaman pada operasi ini adalah istri Irving yang cemburu, Rosalyn.
Sebagai salah satu film yang mendapatkan banyak nominasi tahun itu—Gravity juga meraih jumlah nominasi yang sama, film karya David O Russel ini diperkirakan akan menang setidaknya satu piala. Sayang, film tidak tampil baik dan menjadi salah satu film dengan 10 nominasi yang tidak menang satu pun. Tahun itu, Oscar sangat kompetitif karena film itu juga harus bersaing dengan film seperti 12 Years Slave dan Dallas Buyers Club, selain Gravity.
2.The Turning Point — 11 Nominasi
Foto: IMDb
The Turning Point, yang dirilis pada 1977, berkisah tentang seorang wanita bernama Deedee. Dia meninggalkan impiannya menjadi penari sukses di New York City untuk membesarkan putrinya di daerah pedesaan Oklahoma bersama suaminya. Ketika anaknya itu, Emilia, ditawari kesempatan untuk menari, Deedee teringat pada masa lalunya dan harus menghadapi impiannya yang gagal, penyesalan serta kecemburuan.
Pada 1978, film ini meraih 11 nominasi Oscar. Sayang, film ini kalah di setiap kategori yang dinominasikan termasuk aktris, art direction, dan penyuntingan film terbaik. Meski begitu, The Turning Pointtelah mengokohkan tempatnya sebagai salah satu drama terbaik dari era itu.
1. The Color Purple — 11 Nominasi
Foto: Lifetime
The Color Purple berkisah tentang Celie, seorang wanita Afrika-Amerika dari awal abad 20. Dia menghabiskan waktu selama bertahun-tahun menderita di sebuah rumah tangga abusif akibat ulah ayah dan suaminya. Cerita tragis tapi epik ini mengikuti kehidupan Celie selama 40 tahun di saat dia bertarung dengan identitasnya.
The Color Purple yang dirilis pada 1985 meraih 11 nominasi Oscar termasuk untuk aktris, sinematografi, dan score asli terbaik. Tapi, film ini gagal menang satu pun, yang mengokohkan tempatnya dalam sejarah sebagai salah satu film dengan banyak nominasi Oscar tapi tidak menang satu pun. Film ini diangkat dari novel berjudul sama dengan disutradarai Steven Spielberg.
(alv)