10 Film Ini Membunuh Karier Aktor dan Aktris Pemerannya
loading...
A
A
A
Mike Myers dulunya adalah nama yang tidak tersentuh di genre komedi. Dia adalah bintang Wayne’s World dan franchise Austin Power. Jadi, ketika film jeblok pertamanya, Cat in the Hat, muncul, orang masih memaafkannya. Film itu dianggap sebagai usaha untuk merebut kesuksesan Grinch-nya Jim Carrey.
Tapi, untuk kesempatan berikutnya, audiens tidak memberi ampun. Film Mike setelah itu, The Love Guru, dibenci dan jeblok. Mike bahkan tidak bisa tidak disalahkan. Dia adalah penulis sekaligus bintang film tersebut. Kalau saja Mike belum syuting bagiannya di Inglorious Basterds saat itu, Quentin Tarantino mungkin akan memikirkan ulang pilihan casting-nya. Sejak The Love Guru, Mike belum kembali ke layar lagi.
Foto: Taste of Cinema
Pada 1990-an, Demi Moore adalah salah satu aktris ternama di dunia. Dia bahkan mendapatkan bayaran USD12,5 juta untuk satu film gagal. Setelah tampil di film hit seperti Ghost, A Few Good Men, dan Indecent Proposal, Demi kemudian membintangi Striptease, dan itu mengubah segalanya.
Striptease memenangkan 6 penghargaan Razzie, termasuk Aktris Terburuk untuk Demi. Ini membuktikan bayaran USD12,5 juta itu adalah sebuah kesalahan. Dari situ, karier Demi terus menurun. Penampilannya di GI Jane pun tidak membantu. Jelas kalau status Demi telah berubah. Satu-satunya yang membuatnya masih menjadi buah bibir di era 2000-an adalah hubungannya dengan Asthon Kutcher.
Foto: Lebeau’s Blog
Sean Connery adalah aktor legendaris yang dikenal atas perannya sebagai James Bond. Dia juga dikenal sangat selektif memlih peran-perannya. Tapi, setelah 49 tahun, Sean jadi muak dengan industri film dan sudah malas berakting. Dan, datanglah The League of Extraordinary Gentlemen.
Film itu ternyata jeblok. Sejak saat itu, Sean tidak lagi muncul dalam film atau bahkan harus mencari peran baru. Tiga tahun setelah film itu dirilis, Sean mengumumkan kalau dia pensiun dari dunia akting. Film itu tidak hanya mendorong Sean untuk pensiun, tapi juga mengakhiri karier sutradaranya, Stephen Norrington.
Foto: Vanity Fair
Tanpa pernah membintangi film layar lebar, sulit dipercaya kalau seorang sutradara seperti Bryan Singer memilih meng-casting Brandon Routh sebagai Superman. Alasannya, karena dia sangat mirip Christopher Reeve, pemeran Superman sebelumnya yang sudah melegenda. Superman Returns pun menjadi gebrakan besar yang dibutuhkan Brandon yang saat itu masih rookie. Tapi, nasib punya rencana berbeda.
Superman Returns tidak sukses dan Brandon dikambinghitamkan atas kegagalan tersebut. Sejak saat itu, Brandon tidak lagi mendapatkan peran besar di film dan serial televisi. Dia pun dianggap sebagai aktor yang kariernya sudah selesai. Menariknya, di serial superhero lain DC, Arrow, Brandon memerankan karakter Ray Palmer alias Atom.
Foto: The Oklahoman
Tak seperti film lain di daftar ini yang mengakhiri karier pemerannya, The Passion of the Christ sukses secara kritik karena kontroversi di sekitarnya. Film itu dianggap sebagai salah satu penggambaran terbaik atas saat-saat terakhir Yesus di sebuah film. Film ini disutradarai Mel Gibson.
Sayang, film ini mengakhiri karier aktor utamanya, Jim Caviezel, secara fisik dan profesional. Sebelum syuting, Mel memperingatkan Jim kalau peran itu akan menyakiti kariernya. Mel benar. Pada 2011, Jim mengakui kalau dia tidak pernah lagi mendapatkan tawaran peran bagus setelah itu. Jim kemudian membintangi serial Person of Interest selama 5 tahun.
Tapi, untuk kesempatan berikutnya, audiens tidak memberi ampun. Film Mike setelah itu, The Love Guru, dibenci dan jeblok. Mike bahkan tidak bisa tidak disalahkan. Dia adalah penulis sekaligus bintang film tersebut. Kalau saja Mike belum syuting bagiannya di Inglorious Basterds saat itu, Quentin Tarantino mungkin akan memikirkan ulang pilihan casting-nya. Sejak The Love Guru, Mike belum kembali ke layar lagi.
4. Demi Moore — Striptease
Foto: Taste of Cinema
Pada 1990-an, Demi Moore adalah salah satu aktris ternama di dunia. Dia bahkan mendapatkan bayaran USD12,5 juta untuk satu film gagal. Setelah tampil di film hit seperti Ghost, A Few Good Men, dan Indecent Proposal, Demi kemudian membintangi Striptease, dan itu mengubah segalanya.
Striptease memenangkan 6 penghargaan Razzie, termasuk Aktris Terburuk untuk Demi. Ini membuktikan bayaran USD12,5 juta itu adalah sebuah kesalahan. Dari situ, karier Demi terus menurun. Penampilannya di GI Jane pun tidak membantu. Jelas kalau status Demi telah berubah. Satu-satunya yang membuatnya masih menjadi buah bibir di era 2000-an adalah hubungannya dengan Asthon Kutcher.
3. Sean Connery — The League of Extraordinary Gentlemen
Foto: Lebeau’s Blog
Sean Connery adalah aktor legendaris yang dikenal atas perannya sebagai James Bond. Dia juga dikenal sangat selektif memlih peran-perannya. Tapi, setelah 49 tahun, Sean jadi muak dengan industri film dan sudah malas berakting. Dan, datanglah The League of Extraordinary Gentlemen.
Film itu ternyata jeblok. Sejak saat itu, Sean tidak lagi muncul dalam film atau bahkan harus mencari peran baru. Tiga tahun setelah film itu dirilis, Sean mengumumkan kalau dia pensiun dari dunia akting. Film itu tidak hanya mendorong Sean untuk pensiun, tapi juga mengakhiri karier sutradaranya, Stephen Norrington.
2. Brandon Routh — Superman Returns
Foto: Vanity Fair
Tanpa pernah membintangi film layar lebar, sulit dipercaya kalau seorang sutradara seperti Bryan Singer memilih meng-casting Brandon Routh sebagai Superman. Alasannya, karena dia sangat mirip Christopher Reeve, pemeran Superman sebelumnya yang sudah melegenda. Superman Returns pun menjadi gebrakan besar yang dibutuhkan Brandon yang saat itu masih rookie. Tapi, nasib punya rencana berbeda.
Superman Returns tidak sukses dan Brandon dikambinghitamkan atas kegagalan tersebut. Sejak saat itu, Brandon tidak lagi mendapatkan peran besar di film dan serial televisi. Dia pun dianggap sebagai aktor yang kariernya sudah selesai. Menariknya, di serial superhero lain DC, Arrow, Brandon memerankan karakter Ray Palmer alias Atom.
1. Jim Caviezel — Passion of the Christ
Foto: The Oklahoman
Tak seperti film lain di daftar ini yang mengakhiri karier pemerannya, The Passion of the Christ sukses secara kritik karena kontroversi di sekitarnya. Film itu dianggap sebagai salah satu penggambaran terbaik atas saat-saat terakhir Yesus di sebuah film. Film ini disutradarai Mel Gibson.
Sayang, film ini mengakhiri karier aktor utamanya, Jim Caviezel, secara fisik dan profesional. Sebelum syuting, Mel memperingatkan Jim kalau peran itu akan menyakiti kariernya. Mel benar. Pada 2011, Jim mengakui kalau dia tidak pernah lagi mendapatkan tawaran peran bagus setelah itu. Jim kemudian membintangi serial Person of Interest selama 5 tahun.
(alv)