10 Film Ini Membunuh Karier Aktor dan Aktris Pemerannya
loading...
A
A
A
Seorang aktor terkenal tidak melulu membintangi film sukses baik secara kritis dan finansial. Mereka tidak bisa dikatakan sebagai aktor hebat kalau belum pernah membintangi satu film jelek. Dan, sebenarnya itu sering terjadi. Bahkan, pada aktor atau aktris legendaris sekalipun.
Pada dasarnya, banyak aktor terkenal yang membintangi film gagal, tapi mereka bisa bangkit dari keterpurukan. Sebut saja Robert Downey Jr. dan Keanu Reeves. Kedua aktor itu adalah superstar pada 1980-an dan 1990-an. Mereka berkali-kali sukses, tapi kemudian membintangi film jelek dan terpinggirkan. Tapi, pada 2000-an, mereka bangkit dan mengukuhkan nama mereka sebagai aktor yang menguntungkan.
Sayang, tidak semua bintang bisa bangkit seperti mereka. Industri hiburan adalah tentang mengambil risiko. Tapi, apa yang terjadi ketika risiko itu tidak terbayar? Seringnya, aktornya disalahkan untuk film yang jelek, meskipun itu bukan salah mereka. Banyak aktor yang kariernya selesai setelah membintangi satu film gagal. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: Slant Magazine
Pernah dianggap sebagai ‘next big thing’, Taylor Lautner segera menjadi korban “terlalu banyak, terlalu cepat.” Taylor mendapatkan gebrakan dengan cara yang besar, yaitu memerankan Jacob di Twilight Saga. Karena peran itulah, dan besarnya fanbase Jacob, Taylor punya bahan yang tepat untuk menjadi seorang bintang.
Sementara Robert Pattinson dan Kristen Stewart telah menjadi aktor yang terkenal, Taylor tidak bisa tampil sebagai pemeran utama di sebuah film dengan sukses. Abduction adalah usaha pertama Taylor untuk memanfaatkan ketenarannya. Tapi, film itu malah gagal di box office. Lionsgate berusaha memasarkan Taylor sebagai pahlawan action baru yang hot, tapi, mereka malah menyolidkannya sebagai one hit wonder. Sejak saat itu, Taylor belum pernah sukses di layar lebar.
Foto: Vulture
Taylor Kitsch nyaris menjadi pemain pro hockey saat berusia 20 tahun. Tapi, cedera memaksanya meninggalkan impiannya itu dan dia akhirnya berusaha mengejar karier di bidang film. Dia kemudian mendapatkan peran di Friday Night Lights yang menjadi gebrakan untuk kariernya. Dia kemudian memerankan Gambit di X-Men Origins: Wolverine pada 2009.
Sayang, perjalanan karier Taylor tidak mulus. Pada 2012, Taylor didapuk Disney untuk menjadi pemeran utama di John Carter. Sayang, film itu jeblok dan Disney rugi sampai USD200 juta. Penampilan mengecewakan Taylor di Battleship hanya menambah beban bagi dirinya. Karier Taylor pun dianggap sudah habis.
Foto: Collider
Topher Grace membuat namanya melejit lewat That ‘70s Show. Setahun setelah keluar dari serial itu, Topher membintangi sejumlah film yang sukses secara kritis. Penampilannya sering dipuji kritikus meski filmnya tergolong tidak sukses secara bombastis di box office. Topher sepertinya memang sudah berada di jalur untuk jadi bintang terkenal, sampai Spider-Man 3 besutan Sam Raimi.
Di film itu, Topher didapuk untuk memerankan Venom. Spider-Man 3 memang berhasil meledak di box office. Tapi, Topher sama sekali tidak memenuhi harapan penonton terhadap sosok Venom secara fisik. Saat itu, dia adalah satu dari tiga penjahat yang harus dihadapi Spider-Man. Sementara Topher masih menemukan peran di Predator dan Interstellar, tapi, kesempatannya untuk menjadi pemeran utama sudah sirna. Bahkan, dengan kehadiran Tom Hardy sebagai Venom baru yang lebih bisa diterima penggemar, Topher jadi sering dibanding-bandingkan.
Foto: Forbes
Pada satu titik, Kevin Costner adalah bintang film terbesar di dunia. Dia banyak membintangi film sukses di era 1980-1990-an. Dia bahkan memenangkan dua Oscar untuk Sutradara dan Aktor Terbaik berkat Dances with Wolves. Dia adalah aktor yang menjamin box office di masanya. Tapi, semuanya berubah dengan Waterworld.
Film berdana besar itu jeblok di pasaran. Sejak saat itu, Kevin sulit menemukan film yang bagus dan menguntungkan. Sejumlah usahanya untuk tampil di film high profile seperti Message in the Bottle dan For Love of the Game tidak banyak membantunya untuk naik lagi. Dia kini lebih banyak tampil sebagai pemeran pendukung.
Foto: IMDb
Berakting bersama Al Pacino di Scent of a Woman di titik awal kariernya, Chris O’Donnell menangkap mata semua orang sebagai bintang yang sedang bersinar. Dia bahkan mengalahkan sejumlah aktor, termasuk Leonardo DiCaprio, untuk memerankan Robin, di film Batman Forever.
Film itu mendapatkan review bercampur. Chris kemudian kembali berkostum lagi di sekuelnya, Batman and Robin. Sering dianggap sebagai salah satu film superhero paling jelek, sekuel itu tidak hanya membunuh franchise Batman, tapi juga karier Chris. Chris adalah aktor terlupakan. Dia kini tampil di serial televisi NCIS: Los Angeles. Ajaibnya, sejumlah bintang di film itu, seperti George Clooney, Arnold Schwarzenegger, dan Uma Thurman, tidak terpengaruh dengan hasil jelek Batman and Robin.
Foto: Far Out Magazine
Mike Myers dulunya adalah nama yang tidak tersentuh di genre komedi. Dia adalah bintang Wayne’s World dan franchise Austin Power. Jadi, ketika film jeblok pertamanya, Cat in the Hat, muncul, orang masih memaafkannya. Film itu dianggap sebagai usaha untuk merebut kesuksesan Grinch-nya Jim Carrey.
Tapi, untuk kesempatan berikutnya, audiens tidak memberi ampun. Film Mike setelah itu, The Love Guru, dibenci dan jeblok. Mike bahkan tidak bisa tidak disalahkan. Dia adalah penulis sekaligus bintang film tersebut. Kalau saja Mike belum syuting bagiannya di Inglorious Basterds saat itu, Quentin Tarantino mungkin akan memikirkan ulang pilihan casting-nya. Sejak The Love Guru, Mike belum kembali ke layar lagi.
Foto: Taste of Cinema
Pada 1990-an, Demi Moore adalah salah satu aktris ternama di dunia. Dia bahkan mendapatkan bayaran USD12,5 juta untuk satu film gagal. Setelah tampil di film hit seperti Ghost, A Few Good Men, dan Indecent Proposal, Demi kemudian membintangi Striptease, dan itu mengubah segalanya.
Striptease memenangkan 6 penghargaan Razzie, termasuk Aktris Terburuk untuk Demi. Ini membuktikan bayaran USD12,5 juta itu adalah sebuah kesalahan. Dari situ, karier Demi terus menurun. Penampilannya di GI Jane pun tidak membantu. Jelas kalau status Demi telah berubah. Satu-satunya yang membuatnya masih menjadi buah bibir di era 2000-an adalah hubungannya dengan Asthon Kutcher.
Foto: Lebeau’s Blog
Sean Connery adalah aktor legendaris yang dikenal atas perannya sebagai James Bond. Dia juga dikenal sangat selektif memlih peran-perannya. Tapi, setelah 49 tahun, Sean jadi muak dengan industri film dan sudah malas berakting. Dan, datanglah The League of Extraordinary Gentlemen.
Film itu ternyata jeblok. Sejak saat itu, Sean tidak lagi muncul dalam film atau bahkan harus mencari peran baru. Tiga tahun setelah film itu dirilis, Sean mengumumkan kalau dia pensiun dari dunia akting. Film itu tidak hanya mendorong Sean untuk pensiun, tapi juga mengakhiri karier sutradaranya, Stephen Norrington.
Foto: Vanity Fair
Tanpa pernah membintangi film layar lebar, sulit dipercaya kalau seorang sutradara seperti Bryan Singer memilih meng-casting Brandon Routh sebagai Superman. Alasannya, karena dia sangat mirip Christopher Reeve, pemeran Superman sebelumnya yang sudah melegenda. Superman Returns pun menjadi gebrakan besar yang dibutuhkan Brandon yang saat itu masih rookie. Tapi, nasib punya rencana berbeda.
Superman Returns tidak sukses dan Brandon dikambinghitamkan atas kegagalan tersebut. Sejak saat itu, Brandon tidak lagi mendapatkan peran besar di film dan serial televisi. Dia pun dianggap sebagai aktor yang kariernya sudah selesai. Menariknya, di serial superhero lain DC, Arrow, Brandon memerankan karakter Ray Palmer alias Atom.
Foto: The Oklahoman
Tak seperti film lain di daftar ini yang mengakhiri karier pemerannya, The Passion of the Christ sukses secara kritik karena kontroversi di sekitarnya. Film itu dianggap sebagai salah satu penggambaran terbaik atas saat-saat terakhir Yesus di sebuah film. Film ini disutradarai Mel Gibson.
Sayang, film ini mengakhiri karier aktor utamanya, Jim Caviezel, secara fisik dan profesional. Sebelum syuting, Mel memperingatkan Jim kalau peran itu akan menyakiti kariernya. Mel benar. Pada 2011, Jim mengakui kalau dia tidak pernah lagi mendapatkan tawaran peran bagus setelah itu. Jim kemudian membintangi serial Person of Interest selama 5 tahun.
Pada dasarnya, banyak aktor terkenal yang membintangi film gagal, tapi mereka bisa bangkit dari keterpurukan. Sebut saja Robert Downey Jr. dan Keanu Reeves. Kedua aktor itu adalah superstar pada 1980-an dan 1990-an. Mereka berkali-kali sukses, tapi kemudian membintangi film jelek dan terpinggirkan. Tapi, pada 2000-an, mereka bangkit dan mengukuhkan nama mereka sebagai aktor yang menguntungkan.
Sayang, tidak semua bintang bisa bangkit seperti mereka. Industri hiburan adalah tentang mengambil risiko. Tapi, apa yang terjadi ketika risiko itu tidak terbayar? Seringnya, aktornya disalahkan untuk film yang jelek, meskipun itu bukan salah mereka. Banyak aktor yang kariernya selesai setelah membintangi satu film gagal. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini!
10. Taylor Lautner — Abduction
Foto: Slant Magazine
Pernah dianggap sebagai ‘next big thing’, Taylor Lautner segera menjadi korban “terlalu banyak, terlalu cepat.” Taylor mendapatkan gebrakan dengan cara yang besar, yaitu memerankan Jacob di Twilight Saga. Karena peran itulah, dan besarnya fanbase Jacob, Taylor punya bahan yang tepat untuk menjadi seorang bintang.
Sementara Robert Pattinson dan Kristen Stewart telah menjadi aktor yang terkenal, Taylor tidak bisa tampil sebagai pemeran utama di sebuah film dengan sukses. Abduction adalah usaha pertama Taylor untuk memanfaatkan ketenarannya. Tapi, film itu malah gagal di box office. Lionsgate berusaha memasarkan Taylor sebagai pahlawan action baru yang hot, tapi, mereka malah menyolidkannya sebagai one hit wonder. Sejak saat itu, Taylor belum pernah sukses di layar lebar.
9. Taylor Kitsch — John Carter
Foto: Vulture
Taylor Kitsch nyaris menjadi pemain pro hockey saat berusia 20 tahun. Tapi, cedera memaksanya meninggalkan impiannya itu dan dia akhirnya berusaha mengejar karier di bidang film. Dia kemudian mendapatkan peran di Friday Night Lights yang menjadi gebrakan untuk kariernya. Dia kemudian memerankan Gambit di X-Men Origins: Wolverine pada 2009.
Sayang, perjalanan karier Taylor tidak mulus. Pada 2012, Taylor didapuk Disney untuk menjadi pemeran utama di John Carter. Sayang, film itu jeblok dan Disney rugi sampai USD200 juta. Penampilan mengecewakan Taylor di Battleship hanya menambah beban bagi dirinya. Karier Taylor pun dianggap sudah habis.
8. Topher Grace — Spider-Man 3
Foto: Collider
Topher Grace membuat namanya melejit lewat That ‘70s Show. Setahun setelah keluar dari serial itu, Topher membintangi sejumlah film yang sukses secara kritis. Penampilannya sering dipuji kritikus meski filmnya tergolong tidak sukses secara bombastis di box office. Topher sepertinya memang sudah berada di jalur untuk jadi bintang terkenal, sampai Spider-Man 3 besutan Sam Raimi.
Di film itu, Topher didapuk untuk memerankan Venom. Spider-Man 3 memang berhasil meledak di box office. Tapi, Topher sama sekali tidak memenuhi harapan penonton terhadap sosok Venom secara fisik. Saat itu, dia adalah satu dari tiga penjahat yang harus dihadapi Spider-Man. Sementara Topher masih menemukan peran di Predator dan Interstellar, tapi, kesempatannya untuk menjadi pemeran utama sudah sirna. Bahkan, dengan kehadiran Tom Hardy sebagai Venom baru yang lebih bisa diterima penggemar, Topher jadi sering dibanding-bandingkan.
7. Kevin Costner — Waterworld
Foto: Forbes
Pada satu titik, Kevin Costner adalah bintang film terbesar di dunia. Dia banyak membintangi film sukses di era 1980-1990-an. Dia bahkan memenangkan dua Oscar untuk Sutradara dan Aktor Terbaik berkat Dances with Wolves. Dia adalah aktor yang menjamin box office di masanya. Tapi, semuanya berubah dengan Waterworld.
Film berdana besar itu jeblok di pasaran. Sejak saat itu, Kevin sulit menemukan film yang bagus dan menguntungkan. Sejumlah usahanya untuk tampil di film high profile seperti Message in the Bottle dan For Love of the Game tidak banyak membantunya untuk naik lagi. Dia kini lebih banyak tampil sebagai pemeran pendukung.
6. Chris O’Donnell — Batman and Robin
Foto: IMDb
Berakting bersama Al Pacino di Scent of a Woman di titik awal kariernya, Chris O’Donnell menangkap mata semua orang sebagai bintang yang sedang bersinar. Dia bahkan mengalahkan sejumlah aktor, termasuk Leonardo DiCaprio, untuk memerankan Robin, di film Batman Forever.
Film itu mendapatkan review bercampur. Chris kemudian kembali berkostum lagi di sekuelnya, Batman and Robin. Sering dianggap sebagai salah satu film superhero paling jelek, sekuel itu tidak hanya membunuh franchise Batman, tapi juga karier Chris. Chris adalah aktor terlupakan. Dia kini tampil di serial televisi NCIS: Los Angeles. Ajaibnya, sejumlah bintang di film itu, seperti George Clooney, Arnold Schwarzenegger, dan Uma Thurman, tidak terpengaruh dengan hasil jelek Batman and Robin.
5. Mike Myers — The Love Guru
Foto: Far Out Magazine
Mike Myers dulunya adalah nama yang tidak tersentuh di genre komedi. Dia adalah bintang Wayne’s World dan franchise Austin Power. Jadi, ketika film jeblok pertamanya, Cat in the Hat, muncul, orang masih memaafkannya. Film itu dianggap sebagai usaha untuk merebut kesuksesan Grinch-nya Jim Carrey.
Tapi, untuk kesempatan berikutnya, audiens tidak memberi ampun. Film Mike setelah itu, The Love Guru, dibenci dan jeblok. Mike bahkan tidak bisa tidak disalahkan. Dia adalah penulis sekaligus bintang film tersebut. Kalau saja Mike belum syuting bagiannya di Inglorious Basterds saat itu, Quentin Tarantino mungkin akan memikirkan ulang pilihan casting-nya. Sejak The Love Guru, Mike belum kembali ke layar lagi.
4. Demi Moore — Striptease
Foto: Taste of Cinema
Pada 1990-an, Demi Moore adalah salah satu aktris ternama di dunia. Dia bahkan mendapatkan bayaran USD12,5 juta untuk satu film gagal. Setelah tampil di film hit seperti Ghost, A Few Good Men, dan Indecent Proposal, Demi kemudian membintangi Striptease, dan itu mengubah segalanya.
Striptease memenangkan 6 penghargaan Razzie, termasuk Aktris Terburuk untuk Demi. Ini membuktikan bayaran USD12,5 juta itu adalah sebuah kesalahan. Dari situ, karier Demi terus menurun. Penampilannya di GI Jane pun tidak membantu. Jelas kalau status Demi telah berubah. Satu-satunya yang membuatnya masih menjadi buah bibir di era 2000-an adalah hubungannya dengan Asthon Kutcher.
3. Sean Connery — The League of Extraordinary Gentlemen
Foto: Lebeau’s Blog
Sean Connery adalah aktor legendaris yang dikenal atas perannya sebagai James Bond. Dia juga dikenal sangat selektif memlih peran-perannya. Tapi, setelah 49 tahun, Sean jadi muak dengan industri film dan sudah malas berakting. Dan, datanglah The League of Extraordinary Gentlemen.
Film itu ternyata jeblok. Sejak saat itu, Sean tidak lagi muncul dalam film atau bahkan harus mencari peran baru. Tiga tahun setelah film itu dirilis, Sean mengumumkan kalau dia pensiun dari dunia akting. Film itu tidak hanya mendorong Sean untuk pensiun, tapi juga mengakhiri karier sutradaranya, Stephen Norrington.
2. Brandon Routh — Superman Returns
Foto: Vanity Fair
Tanpa pernah membintangi film layar lebar, sulit dipercaya kalau seorang sutradara seperti Bryan Singer memilih meng-casting Brandon Routh sebagai Superman. Alasannya, karena dia sangat mirip Christopher Reeve, pemeran Superman sebelumnya yang sudah melegenda. Superman Returns pun menjadi gebrakan besar yang dibutuhkan Brandon yang saat itu masih rookie. Tapi, nasib punya rencana berbeda.
Superman Returns tidak sukses dan Brandon dikambinghitamkan atas kegagalan tersebut. Sejak saat itu, Brandon tidak lagi mendapatkan peran besar di film dan serial televisi. Dia pun dianggap sebagai aktor yang kariernya sudah selesai. Menariknya, di serial superhero lain DC, Arrow, Brandon memerankan karakter Ray Palmer alias Atom.
1. Jim Caviezel — Passion of the Christ
Foto: The Oklahoman
Tak seperti film lain di daftar ini yang mengakhiri karier pemerannya, The Passion of the Christ sukses secara kritik karena kontroversi di sekitarnya. Film itu dianggap sebagai salah satu penggambaran terbaik atas saat-saat terakhir Yesus di sebuah film. Film ini disutradarai Mel Gibson.
Sayang, film ini mengakhiri karier aktor utamanya, Jim Caviezel, secara fisik dan profesional. Sebelum syuting, Mel memperingatkan Jim kalau peran itu akan menyakiti kariernya. Mel benar. Pada 2011, Jim mengakui kalau dia tidak pernah lagi mendapatkan tawaran peran bagus setelah itu. Jim kemudian membintangi serial Person of Interest selama 5 tahun.
(alv)