CERMIN: Otto yang Menari di Atas Luka-Luka

Sabtu, 14 Januari 2023 - 08:18 WIB
A Man Called Otto mengisahkan seorang pria sinis penggerutu yang ingin segera mengakhiri hidupnya. Foto/Sony Pictures Releasing
JAKARTA - Tahun 2021. Dunia terasa gelap bagi saya. Dan saya pun mulai berkenalan dengan depresi.

Pandemi mengubah banyak hal, juga mendatangkan beberapa hal yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Salah satunya adalah depresi yang menjangkiti banyak orang selama periode ini termasuk saya.

Saya menyembunyikan kenyataan bahwa saya mengalami depresi selama beberapa waktu. Saya memang tak terbiasa membicarakan masalah yang menimpa saya dengan siapa pun. Tapi depresi adalah masalah yang jauh berbeda dan mengakuinya adalah bagian dari berdamai dengannya.



Tak ada seorang pun yang ingin mengalami episode depresi. Merasa hidup tak berguna. Merasa hidup tak lagi menyenangkan. Dan merasa hidup akhirnya sudah selesai. Saya merasakan semua tahapan itu dan akhirnya mengakuinya secara terbuka bahwa saya butuh pertolongan untuk melanjutkan hidup.



Foto: Sony Pictures Releasing

Otto juga membutuhkan itu. Hidup dirasakannya sudah selesai ketika maut menjemput Sonya, istrinya tercinta. Ia tak punya alasan lagi untuk melanjutkan hidupnya terlebih ketika ia mengalami pemutusan hubungan kerja. Dan setelahnya ia merasa perlu menyusul Sonya secepatnya. Dengan berbagai cara yang terpikirkan olehnya.

Tapi malaikat maut sedang bermain-main dengan Otto. Beberapa kali ia mencoba mengakhiri hidupnya dan selalu gagal. Pertama kali ia mencoba menggantung diri dengan seutas tali, eh ternyata tali itu tak mampu menahan beban tubuhnya. Ia lantas mencoba meracuni dirinya di dalam mobilnya tapi juga berjalan tak sukses. Terakhir ia mencoba menembak dirinya sendiri dengan senapan dan lagi-lagi ia gagal.

Baca Juga: CERMIN: Apakah Kita Mamalia atau Manusia?

Otto hidup pada masa lalu. Dan ia merasa dirinya tengah menari di atas luka-luka. Yang masih terus berdarah dan belum lagi kering. Penyebabnya karena ia membiarkan luka-luka itu terus menganga. Ia tak mencoba mengobatinya dan membiarkannya sembuh.

Tapi hidup di sekeliling Otto ternyata terus berjalan. Tiba-tiba saja pasangan Tommy dan Marisol dengan dua anak perempuannya yang lucu masuk ke kehidupannya. Tiba-tiba saja tetangga yang pernah menjadi sahabat baginya dan Sonya butuh pertolongannya. Dan Otto tersadar. Ia terlalu lama berkubang dalam lumpur duka. Ia butuh bangkit dan ia segera bangkit dari keterpurukannya.



Foto: Sony Pictures Releasing

Pada suatu masa, mungkin kita adalah Otto. Yang merasa tak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu yang mengungkung dan kadang terasa memenjarakan.

Pada suatu ketika, mungkin kita adalah Marisol. Yang bisa melihat kebaikan hati seseorang yang hampir selalu menggerutu sepanjang waktu.

Pada suatu waktu, mungkin kita adalah Malcolm. Yang tahu kapan harus berhenti untuk mencoba tangguh dan tak sungkan meminta pertolongan.

Dan kemanusiaan lah yang akhirnya membuat kita menjadi manusia seutuhnya. Kita adalah Otto yang tak bisa tinggal diam melihat Marisol yang tak kunjung bisa menyetir. Kita adalah Marisol yang tak bisa menyembunyikan kekhawatiran ketika melihat Otto mengunci dirinya di dalam rumah. Kita adalah Malcolm yang tahu cara membalas budi yang menerima dirinya seutuhnya.



Foto: Sony Pictures Releasing
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More