CERMIN: Bom Waktu dari Ponsel Kita
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 08:48 WIB
JAKARTA - Tahun 2022. Saya mendapati kenyataan menarik tentang perceraian. Ada 48% dari 568 perkara perceraian selama Februari 2022 di Pengadilan Agama Bojonegoro disebabkan oleh perselingkuhan via ponsel.
Saya termasuk generasi yang menikmati privilege melalui beragam revolusi teknologi termasuk ponsel. Dimulai dari ponsel seukuran batubata, yang bisa digunakan hanya untuk menelepon dan berkirim pesan singkat, yang bisa memutar musik, hingga ponsel paling mutakhir yang kita gunakan sekarang.
Tapi saya juga termasuk generasi sebelumnya yang tak pernah membayangkan bahwa ponsel bisa menjadi malapetaka. Ia menjelma tak semata teknologi canggih. Sesekali ia beralih rupa menjadi bom waktu.
Nyatanya memang hidup kita sudah tak bisa dipisahkan dari ponsel. Benda canggih berukuran mungil itu bahkan sering kali digunakan untuk memuat hampir seluruh hidup kita di dalamnya. Kenangan yang kita ciptakan, tulisan yang kita bagikan, peristiwa yang kita abadikan dan rahasia-rahasia terdalam kita ikut melebur ke dalamnya.
Foto: Prime Video
Sering kali kita lebih gelagapan ketika melupakan ponsel dibanding dompet. “Losing your phone is like losing your mind, “ ujar salah satu karakter dalam film New York I Love You.
Perfect Strangersyang merupakan remake dari film Italia memperlihatkan apa yang bisa dilakukan ponsel sejauh yang diinginkan. Apalagi kalau bukan memperlihatkan sisi terburuk kita, mengungkap rahasia-rahasia terdalam kita yang seharusnya privat. Melalui tujuh karakter di dalamnya, kita akan melihat bom waktu bisa meledak hebat dari sebuah benda kecil bernama ponsel.
Mari berkenalan dengan mereka. Ada Tomo, satu-satunya lelaki lajang; pasangan dokter bedah plastik dan terapis, Enrico dan Eva; pasangan pengacara dan ibu rumah tangga, Wisnu dan Imelda; serta pasangan pengusaha dan dokter hewan, Anjas dan Keisha.
Baca Juga: CERMIN: Martha Mitchell di Tengah Sirkus Watergate
Tomo, Enrico, Wisnu, dan Anjas bersahabat dari kecil. Seiring waktu, persahabatan mereka mulai diwarnai friksi dan gosip. Pernikahan para pasangan ini juga menyimpan rahasianya masing-masing. Tomo, si guru olahraga, juga punya rahasia yang disembunyikannya dari sahabat-sahabatnya sejak lama.
Foto: Prime Video
Perfect Strangers yang tayang di Prime Video memperlihatkan betapa rapuhnya persahabatan bahkan yang sudah dibangun puluhan tahun. Betapa tak sempurnanya pernikahan yang terlihat bahagia dan betapa banyaknya rahasia-rahasia yang kita sembunyikan dari pasangan masing-masing.
Dalam sebuah acara makan malam, rahasia-rahasia itu berlompatan dari ponsel mereka masing-masing. Seakan berlomba ingin mengungkap jati dirinya. Seakan tak kuasa menahan hasrat untuk mengumumkan pada dunia. Dan tahulah kita betapa statistik di kalimat pembuka di atas benar adanya.
Saya ingat betapa seringnya ponsel disalahgunakan. Teknologi tak salah, manusia yang menggunakannya yang memanfaatkannya untuk hal-hal buruk. Pablo Escobar, gembong narkoba dari Medellin, Kolombia, itu menggunakan ponsel untuk mengatur bisnisnya dari dalam penjara.
Jaringan narkotika terbesar di dunia dikendalikan dari sebuah benda canggih. Dalam cerpen Episode yang ditulis Seno Gumira Ajidarma, tokoh utamanya menggunakan ponsel untuk bekerja dan justru menghindari menggunakannya agar tak bisa dihubungi oleh mantan istrinya.
Foto: Prime Video
Saya termasuk generasi yang menikmati privilege melalui beragam revolusi teknologi termasuk ponsel. Dimulai dari ponsel seukuran batubata, yang bisa digunakan hanya untuk menelepon dan berkirim pesan singkat, yang bisa memutar musik, hingga ponsel paling mutakhir yang kita gunakan sekarang.
Tapi saya juga termasuk generasi sebelumnya yang tak pernah membayangkan bahwa ponsel bisa menjadi malapetaka. Ia menjelma tak semata teknologi canggih. Sesekali ia beralih rupa menjadi bom waktu.
Nyatanya memang hidup kita sudah tak bisa dipisahkan dari ponsel. Benda canggih berukuran mungil itu bahkan sering kali digunakan untuk memuat hampir seluruh hidup kita di dalamnya. Kenangan yang kita ciptakan, tulisan yang kita bagikan, peristiwa yang kita abadikan dan rahasia-rahasia terdalam kita ikut melebur ke dalamnya.
Foto: Prime Video
Sering kali kita lebih gelagapan ketika melupakan ponsel dibanding dompet. “Losing your phone is like losing your mind, “ ujar salah satu karakter dalam film New York I Love You.
Perfect Strangersyang merupakan remake dari film Italia memperlihatkan apa yang bisa dilakukan ponsel sejauh yang diinginkan. Apalagi kalau bukan memperlihatkan sisi terburuk kita, mengungkap rahasia-rahasia terdalam kita yang seharusnya privat. Melalui tujuh karakter di dalamnya, kita akan melihat bom waktu bisa meledak hebat dari sebuah benda kecil bernama ponsel.
Mari berkenalan dengan mereka. Ada Tomo, satu-satunya lelaki lajang; pasangan dokter bedah plastik dan terapis, Enrico dan Eva; pasangan pengacara dan ibu rumah tangga, Wisnu dan Imelda; serta pasangan pengusaha dan dokter hewan, Anjas dan Keisha.
Baca Juga: CERMIN: Martha Mitchell di Tengah Sirkus Watergate
Tomo, Enrico, Wisnu, dan Anjas bersahabat dari kecil. Seiring waktu, persahabatan mereka mulai diwarnai friksi dan gosip. Pernikahan para pasangan ini juga menyimpan rahasianya masing-masing. Tomo, si guru olahraga, juga punya rahasia yang disembunyikannya dari sahabat-sahabatnya sejak lama.
Foto: Prime Video
Perfect Strangers yang tayang di Prime Video memperlihatkan betapa rapuhnya persahabatan bahkan yang sudah dibangun puluhan tahun. Betapa tak sempurnanya pernikahan yang terlihat bahagia dan betapa banyaknya rahasia-rahasia yang kita sembunyikan dari pasangan masing-masing.
Dalam sebuah acara makan malam, rahasia-rahasia itu berlompatan dari ponsel mereka masing-masing. Seakan berlomba ingin mengungkap jati dirinya. Seakan tak kuasa menahan hasrat untuk mengumumkan pada dunia. Dan tahulah kita betapa statistik di kalimat pembuka di atas benar adanya.
Saya ingat betapa seringnya ponsel disalahgunakan. Teknologi tak salah, manusia yang menggunakannya yang memanfaatkannya untuk hal-hal buruk. Pablo Escobar, gembong narkoba dari Medellin, Kolombia, itu menggunakan ponsel untuk mengatur bisnisnya dari dalam penjara.
Jaringan narkotika terbesar di dunia dikendalikan dari sebuah benda canggih. Dalam cerpen Episode yang ditulis Seno Gumira Ajidarma, tokoh utamanya menggunakan ponsel untuk bekerja dan justru menghindari menggunakannya agar tak bisa dihubungi oleh mantan istrinya.
Foto: Prime Video
Lihat Juga :
tulis komentar anda