Review dan Sinopsis Film Animasi DC League of Super-Pets
Rabu, 27 Juli 2022 - 17:37 WIB
DC League of Super-Pets punya cerita yang kocak dan mendalam. Film ini ringan dengan animasi yang cukup menyejukkan mata. Tingkah polah para hewan di film ini cukup menghibur, meski casting suara mereka tidak terlalu mengesankan.
DC League of Super-Pets mengisahkan petualangan Krypto, anjing peliharaan Clark Kent/Superman. Dia punya kekuatan super yang sama dengan tuannya. Karenanya, dia tumbuh menjadi anjing yang arogan, tidak kenal kerja sama, dan sangat memuja tuannya. Tapi, dia kemudian mengalami krisis kepercayaan diri.
Kedekatan Clark dan Lois Lane membuat Krypto goyah. Dia takut ditinggalkan Clark begitu pasangan itu jadi semakin dekat. Clark sepertinya menyadari kalau Krypto butuh teman. Makanya, dia berusaha mencarikan teman untuk Krypto. Tapi, kunjungan mereka ke sebuah tempat penampungan hewan tidak berhasil.
Meski begitu, di tempat tersebut, Krypto malah kenal dengan Ace, yang punya geng hewan yang terdiri atas PB si babi, Chip si Tupai, dan Merton si kura-kura. Di tempat penampungan itu, juga terdapat marmut botak bernama Lulu. Tak ada yang menyangka jika Lulu adalah marmut dari laboratorium eksperimen Lex Luthor. Lulu kemudian terobsesi menguasai dunia bersama Lex.
Foto: IMDb
Lulu kemudian melancarkan rencananya setelah berhasil mendapatkan Krypton oranye, tapi sebelum batu itu memberikan kekuatan kepada Ace, PB, Chip, dan Merton. Lulu kemudian menghancurkan tempat penampungan dan pergi untuk menantang para superhero. Dia bahkan meracuni keju dengan Krypton hijau yag kemudian dimakan Krypto. Akibatnya, dia pun jadi lemah dan kehilangan kekuatannya. Lulu lantas berhasil menangkap para superhero, termasuk Superman, Batman, Wonder Woman, Cyborg, Aquaman, dan The Flash. Dia kemudian berusaha menjalankan rencana selanjutnya, yaitu membebaskan Lex.
Tanpa kekuatan, Krypto pergi mencari bantuan dan bertemu Ace dkk. Meski awalnya menolak, Ace akhirnya setuju setelah Krypto berjanji membawa mereka ke peternakan keluarga Kent di Smallville. Berempat, mereka kemudian beraksi untuk berusaha menghentikan Lulu yang mengacaukan seluruh Metropolis.
Dengan casting suara seperti Dwayne Johnson (Krypto), Kevin Hart (Ace), Kate McKinnon (Lulu), Diego Luna (Chip), Vanessa Bayer (PB), John Krasinski (Superman) hingga Keanu Reeves (Batman), DC League of Super-Pets tidak memberikan kesan asyik di departemen sulih suara. Interaksi Dwayne dan Kevin yang biasanya cair dan menyenangkan tidak terjadi di sini. Dwayne bahkan terdengar monoton dan Kevin sangat datar. Padahal, Krypto dan Ace seharusnya menjadi bintang di film ini.
Foto: Flickering Myth
Interaksi paling menarik justru terjadi antara Ace dan Batman. Mereka sama-sama punya tone gelap yang membuat mereka jadi kocak. Keanu Reeves dengan sangat baik melumpuhkan suara Batman. Sayang, interaksi ini tidak panjang. Tapi, cukup membuat ngakak. Di antara semua cast, hanya Keanu yang pas dengan karakternya. Tapi, sekali lagi, dia tidak banyak tampil di film ini.
Meski dialognya tidak begitu menarik dan terkesan hambar, joke yang terlontar di film ini sebenarnya cukup kocak. Karakternya bisa membuat lelucon dari bahan budaya pop apa saja. Mereka bahkan tidak segan menggunakan referensi Marvel dan Star Wars sebagai bahan lelucon mereka. Salah satu lelucon yang nyata di film ini adalah meski para hewan itu berinteraksi dengan Bahasa Inggris satu sama lain, mereka sebenarnya tidak bisa berdialog dengan manusia. Jadi, Superman hanya akan mendengar Krypto menyalak-nyalak, tapi tidak tahu apa maksudnya.
Meski begitu, secara keseluruhan, film ini tidak bisa dikatakan terlalu serius, atau pun terlalu kocak. Datar saja. Bahkan, di sepanjang film, hanya Krypto dan Ace yang berusaha melucu. Sayang, reaksi yang didapatkan terkesan biasa saja. Duo Dwayne dan Kevin yang biasanya menjadi hiburan di setiap film, sepertinya hilang di film ini. Mereka seolah terjebak pada skrip yang sulit untuk diimprovisasi sehingga menjadi lebih asyik dan kocak. Anak-anak pun mungkin sulit tertawa dengan apa yang tersaji di film ini selain adegan slapstick-nya.
Ini tentu sangat disayangkan. Bahkan, ceritanya pun tidak terlalu dikembangkan. Cerita latar Ace yang sebenarnya sangat tragis tapi tidak ditampilkan hingga terasa sudah telat. Selain itu, film ini pun juga kebanyakan diam. Dialognya tidak banyak sehingga tidak seperti film animasi lain yang selalu ramai dan mengasyikkan dengan banyak teriakan.
DC League of Super-Pets bukanlah film yang terlalu buruk dan cukup menghibur. Tapi, film ini sepertinya didesain untuk masuk kategori biasa saja dan terasa cukup hambar. Target audiens-nya adalah anak-anak, tapi sepertinya film ini akan terasa kurang menghibur bagi mereka. Sementara, bagi orang dewasa, film ini akan terasa “sepi” dengan cast suara yang terdengar “malas.”
DC League of Super-Pets sudah tayang di seluruh bioskop di Indonesia. Patuhi selalu protokol kesehatan! Selamat menyaksikan!
DC League of Super-Pets mengisahkan petualangan Krypto, anjing peliharaan Clark Kent/Superman. Dia punya kekuatan super yang sama dengan tuannya. Karenanya, dia tumbuh menjadi anjing yang arogan, tidak kenal kerja sama, dan sangat memuja tuannya. Tapi, dia kemudian mengalami krisis kepercayaan diri.
Kedekatan Clark dan Lois Lane membuat Krypto goyah. Dia takut ditinggalkan Clark begitu pasangan itu jadi semakin dekat. Clark sepertinya menyadari kalau Krypto butuh teman. Makanya, dia berusaha mencarikan teman untuk Krypto. Tapi, kunjungan mereka ke sebuah tempat penampungan hewan tidak berhasil.
Meski begitu, di tempat tersebut, Krypto malah kenal dengan Ace, yang punya geng hewan yang terdiri atas PB si babi, Chip si Tupai, dan Merton si kura-kura. Di tempat penampungan itu, juga terdapat marmut botak bernama Lulu. Tak ada yang menyangka jika Lulu adalah marmut dari laboratorium eksperimen Lex Luthor. Lulu kemudian terobsesi menguasai dunia bersama Lex.
Foto: IMDb
Lulu kemudian melancarkan rencananya setelah berhasil mendapatkan Krypton oranye, tapi sebelum batu itu memberikan kekuatan kepada Ace, PB, Chip, dan Merton. Lulu kemudian menghancurkan tempat penampungan dan pergi untuk menantang para superhero. Dia bahkan meracuni keju dengan Krypton hijau yag kemudian dimakan Krypto. Akibatnya, dia pun jadi lemah dan kehilangan kekuatannya. Lulu lantas berhasil menangkap para superhero, termasuk Superman, Batman, Wonder Woman, Cyborg, Aquaman, dan The Flash. Dia kemudian berusaha menjalankan rencana selanjutnya, yaitu membebaskan Lex.
Tanpa kekuatan, Krypto pergi mencari bantuan dan bertemu Ace dkk. Meski awalnya menolak, Ace akhirnya setuju setelah Krypto berjanji membawa mereka ke peternakan keluarga Kent di Smallville. Berempat, mereka kemudian beraksi untuk berusaha menghentikan Lulu yang mengacaukan seluruh Metropolis.
Dengan casting suara seperti Dwayne Johnson (Krypto), Kevin Hart (Ace), Kate McKinnon (Lulu), Diego Luna (Chip), Vanessa Bayer (PB), John Krasinski (Superman) hingga Keanu Reeves (Batman), DC League of Super-Pets tidak memberikan kesan asyik di departemen sulih suara. Interaksi Dwayne dan Kevin yang biasanya cair dan menyenangkan tidak terjadi di sini. Dwayne bahkan terdengar monoton dan Kevin sangat datar. Padahal, Krypto dan Ace seharusnya menjadi bintang di film ini.
Foto: Flickering Myth
Interaksi paling menarik justru terjadi antara Ace dan Batman. Mereka sama-sama punya tone gelap yang membuat mereka jadi kocak. Keanu Reeves dengan sangat baik melumpuhkan suara Batman. Sayang, interaksi ini tidak panjang. Tapi, cukup membuat ngakak. Di antara semua cast, hanya Keanu yang pas dengan karakternya. Tapi, sekali lagi, dia tidak banyak tampil di film ini.
Meski dialognya tidak begitu menarik dan terkesan hambar, joke yang terlontar di film ini sebenarnya cukup kocak. Karakternya bisa membuat lelucon dari bahan budaya pop apa saja. Mereka bahkan tidak segan menggunakan referensi Marvel dan Star Wars sebagai bahan lelucon mereka. Salah satu lelucon yang nyata di film ini adalah meski para hewan itu berinteraksi dengan Bahasa Inggris satu sama lain, mereka sebenarnya tidak bisa berdialog dengan manusia. Jadi, Superman hanya akan mendengar Krypto menyalak-nyalak, tapi tidak tahu apa maksudnya.
Meski begitu, secara keseluruhan, film ini tidak bisa dikatakan terlalu serius, atau pun terlalu kocak. Datar saja. Bahkan, di sepanjang film, hanya Krypto dan Ace yang berusaha melucu. Sayang, reaksi yang didapatkan terkesan biasa saja. Duo Dwayne dan Kevin yang biasanya menjadi hiburan di setiap film, sepertinya hilang di film ini. Mereka seolah terjebak pada skrip yang sulit untuk diimprovisasi sehingga menjadi lebih asyik dan kocak. Anak-anak pun mungkin sulit tertawa dengan apa yang tersaji di film ini selain adegan slapstick-nya.
Ini tentu sangat disayangkan. Bahkan, ceritanya pun tidak terlalu dikembangkan. Cerita latar Ace yang sebenarnya sangat tragis tapi tidak ditampilkan hingga terasa sudah telat. Selain itu, film ini pun juga kebanyakan diam. Dialognya tidak banyak sehingga tidak seperti film animasi lain yang selalu ramai dan mengasyikkan dengan banyak teriakan.
DC League of Super-Pets bukanlah film yang terlalu buruk dan cukup menghibur. Tapi, film ini sepertinya didesain untuk masuk kategori biasa saja dan terasa cukup hambar. Target audiens-nya adalah anak-anak, tapi sepertinya film ini akan terasa kurang menghibur bagi mereka. Sementara, bagi orang dewasa, film ini akan terasa “sepi” dengan cast suara yang terdengar “malas.”
DC League of Super-Pets sudah tayang di seluruh bioskop di Indonesia. Patuhi selalu protokol kesehatan! Selamat menyaksikan!
(alv)
tulis komentar anda